Episode 47: I'm Done

2.7K 210 185
                                    

Waktu berputar sangat lambat bagi Jiseo. Dia bahkan sampai bosan harus pergi ke Kantor Polisi untuk memberikan keterangan atau ke rumah sakit demi bertemu psikolog. Dia tidak bekerja, tubuhnya masih gemetar walau hanya melihat selembar sketsa tergores di atas meja. Ya, mimpinya sekarang berubah menjadi sebuah mimpi buruk yang harus dia lewati.

Siang itu, sepulang dari rumah sakit, Jiseo terlihat tenang merebahkan kepalanya di atas paha Hwayoung meskipun ia terus menatap kosong keluar jendela. Seakan mengamati tirai yang bergerak dan mengawasi apa saja yang ada di sekitarnya. Jiseo yang biasanya banyak bicara, sekarang menjadi pendiam. Dia yang biasa hidup dengan pensil dan kertasnya, memilih untuk memasukan semua barang kesayangannya di dalam kardus lalu menyingkirkannya. Sementara Hwayoung, dia nampak mengusap rambut Jiseo dan menyingkirkan beberapa yang menutupi wajah cantik atasannya. Dia menatap kemana Jiseo menatap. Beberapa kali, Hwayoung mencoba mengajak Jiseo bicara. Namun Jiseo masih bungkam atau menghela napasnya saja bahkan menangis. Hingga sesekali Hwayoung merasa bersalah karena menghubungi Jiseo sebelum kejadian itu terjadi.

"Jiseo-ssi, kau harus makan," Hwayoung membujuk. Jiseo belum menelan apapun sejak dia bangun tadi. Namun apa yang didapat Hwayoung hanyalah kebisuan. Jiseo tidak mengiyakan atau menolak apa yang Hwayoung tawarkan bahkan ketika Chaeyeon datang dan meletakkan secangkir teh hangat di atas meja.

"Jiseo-ssi ...," Chaeyeon nampak berlutut, mengusap pundak Jiseo kemudian berkata, "Jungkook akan sedih kalau kau terus seperti ini," sambil menahan tangis. Dia tidak tahan melihat atasannya menderita dan menjadi bulan-bulanan wartawan beberapa minggu belakangan.

"Aku belikan tiramisu kesukaanmu," Hwayoung berkata namun sekali lagi tidak ada jawaban keluar dari mulut Jiseo.

Mereka berdua menghela napasnya sampai Jungsoo datang dan menanyakan kabar Jiseo yang masih tidak peduli dengan kehadiran sang ayah. Chaeyeon yang semakin sedih akhirnya berlari keluar, dia benar-benar tidak sanggup menyaksikan ayah Jiseo membujuk putrinya dengan berbagai upaya. Sementara Hwayoung masih tak berpindah, menahan apa yang sekarang menjadi sesak di dadanya apalagi ketika Jungsoo menghubungi Jungkook yang sedang istirahat rehearsal untuk konser di Arab. Tak berbeda jauh dari sang Ayah, Jungkook juga tak kalah sedih melihat kondisi Jiseo biarpun anak itu mencoba menyembunyikannya.

"Noona sedang apa?" Jungkook bertanya, "Noona sudah makan?" lanjutnya. "Hari ini aku sedang rehearsal, cuaca di Arab cukup panas. Berbeda dengan Korea,"

Biasanya, Jiseo akan protes dan mengatakan banyak hal pada Jungkook kalau Jungkook menceritakan apa yang sedang dia lakukan. Tapi kali ini semuanya berbeda, semuanya tak lagi sama. Jiseo yang bahkan enggan menatap layar ponsel ayahnya perlahan menyakiti hati Jungkook. Meskipun begitu, Jungkook tidak mau menyerah. Dia tetap berusaha membuat Jiseo bicara walaupun hanya satu kata.

"Aku akan pulang, aku akan menemani Noona," suara Jungkook terdengar bergetar, "Tunggu aku sebentar lagi, ya," katanya.

Tangis Hwayoung pecah saat ia melihat bagaimana Jungkook mencoba menguatkan kakaknya. Dia juga bilang kalau apapun yang Jiseo minta akan Jungkook lakukan asalkan Jiseo bisa kembali seperti semula. Sambungan Video mereka tutup setelah Jungkook berkata kalau manager memanggilnya untuk meneruskan rehearsal.

"Kau dengar," Jungsoo mengusap pelipis Jiseo sambil terus memandangnya, "Kau harus makan, adikmu sangat khawatir," lirihnya.

"Tuan, biar – "

"Tidak perlu Nona, aku akan keluar membelikannya tiramisu kesukaan putriku," potong Jungsoo. Ia menatap putrinya penuh kasih lalu menciumnya sebelum pergi membelikan kue kesukaan Jiseo.

Di tempat lain, Jungkook nampak terus menari. Mengulang bagian-bagian yang seharusnya sudah sempurna namun baginya masih salah. Ia bahkan meminta tambahan waktu untuk melakukan rehearsal sendiri tanpa penari latar. Beberapa member mencoba menghentikan Jungkook, atau sekedar mengajaknya bicara. Tapi Jungkook tetaplah Jungkook. Dia menyembunyikan segala kesakitan dibalik ritme gerakan menarinya.

형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang