Jiseo dan Jungkook merebahkan tubuh mereka di atas lantai sambil menikmati angin yang berputar dari kipas yang mereka nyalakan. Hari ini terasa panas sekali. Jiseo hanya memakai terusan pendek tanpa lengan dan Jungkook yang memakai kaos tipis serta boxernya saja.
"Ah ... panas!"
Jungkook mengeluh, ia memejamkan matanya gusar sambil merenggangkan tangannya. Anak itu juga melarang Jiseo untuk pergi berkerja karena takut kalau kulit kakaknya akan melepuh sewaktu-waktu. Udara panas Seoul dilaporkan mencapai 38 derajat hari ini, maka dari itu Jungkook tidak mengijinkan kakaknya kemana-mana.
"Ah ... sial!"
Jungkook melirik, ia menatap wanita muda di sampingnya yang bertindak sama dengannya. Wah, betapa indahnya ketika guyuran sinar matahari yang melewati jendela-jendela kaca menimpa wajahnya. Jungkook bangkit, ia berjalan mengendap lalu mengalau sinar matahari tersebut agar tidak mengenai Jiseo.
"Uh?"
"Kau sudah tidak kepanasan, 'kan?" tanya Jungkook.
"Tapi punggungmu yang kepanasan," jawab Jiseo.
"Ya sudah, begini saja."
Jungkook lalu kembali merebahkan dirinya di samping Jiseo. Tubuh mereka menempel satu sama lain. Dan lihat, Jungkook menghalangi sinar matahari dengan telapak tangannya. Jiseo awalnya tidak mengerti apa yang Jungkook lakukan, ia terus fokus pada tangan Jungkook di atas matanya, berkedip bergantian membalas tatapan Jungkook sebelum akhirnya Jiseo melingkarkan tangannya di pinggang sang adik.
"Noona ... ," Jungkook tertawa.
"Kemari kau, dasar bayi besar!" kata Jiseo yang lalu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jungkook.
Jungkook pun menyambut pelukan Jiseo sama hangatnya. Tidak peduli mereka akan berkeringat nanti. Asalkan dengan Jiseo, Jungkook rela melakukan apa saja.
"Sayang sekali dengan noona," Jungkook berujar.
"Benarkah?" Jiseo mendongak, "Kau akan kembali ke Busan dan merayakan ulang tahunmu di sana? tidak denganku?" tanya Jiseo.
"Jimin hyung akan pulang dari Paris dan langsung ke Busan. Dia sudah merencanakannya," kata Jungkook, "aku tidak ingin Jimin hyung kecewa nanti," lanjutnya.
"Hmm ... baiklah," Jiseo mengeratkan pelukannya.
"Noona?"
"Mm?"
"Tahun lalu, aku mendapatkan kado paling bagus darimu," Jungkook menjeda, menunduk lalu mencium puncak kepala Jiseo, "apakah tahun ini juga sama?" tanyanya.
"Kookie?"
Jiseo membisu, ia mendengarkan detak jantung Jungkook yang berdebar cukup cepat. Sejak kejadian itu, seperti ada trauma yang tertinggal di otaknya. Tangan Jiseo mencengkeram kaos setengah basah sang adik. Jungkook yang tau, segera menguatkan pelukannya.
"Baiklah, aku tidak akan bicarakan itu," kata Jungkook.
"Maafkan aku, aku tidak bisa —,"
"Noona tidak salah, berhenti minta maaf karena kaulah yang terpenting," potong si adik.
"Kookie, aku—"
"Shit!"
Desisan marah Jungkook membuat Jiseo semakin merasa bersalah. Jiseo mengusakkan kepalanya di dada adiknya sambil bergumam maaf lirih. Tidak, ia bukan tidak ingin melakukannya. Jiseo hanya takut, karena hari itu adalah pemicu kejadian mengerikan yang bahkan baginya masih berlanjut sampai sekarang dan menyisakan luka membekas untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √
FanfictionTEMPORARY CLOSE! 30 Juni 2020 20180627 Tidak banyak yang tau kehidupan Jungkook setelah ia turun dari panggung. Jungkook yang berkharisma akan berubah menjadi iblis kecil saat bertemu dengan kakak perempuannya. ⚠️Incest!20+ disclaimer Ji ©2018