Jiseo memarkirkan mobilnya tak jauh dari dorm Bangtan. Setelah menguncinya, ia berjalan cepat sembari memakai masker dan bucket hat hitam yang sama seperti milik Jungkook. Tak lupa ia juga menggunakan kacamata agar menyamarkan identitasnya. Walaupun ini sudah malam, tapi tetap saja ia harus melakukannya. Ini Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Kota yang seolah tak tidur walaupun sekarang sudah terlihat sepi. Tapi, tetap saja ia melakukan antisipasi. Ia bukan staf BigHit ataupun orang yang sering berlalu lalang di televisi, jadi akan sangat berbahaya jika ada orang yang melihatnya. Lagipula, siapa tau ada paparazzi yang mengawasi dimana-mana. Mereka sangat ahli dalam bersembunyi.
"Ah ...,"
Wanita muda itu akhirnya berhasil masuk dorm setelah bertemu beberapa staf diluar. Tentu saja mereka tau tujuan Jiseo datang kemari malam-malam. Ya, hari ini Jungkook berulang tahun yang ke 21 setengah jam yang lalu. Ia pasti ingin merayakannya dengan sang adik.
"A! Jiseo-ya?!"
Jiseo menoleh, mendapati Suga dengan air mineral yang ada di tangan kanannya, "Kau mau kemana?" tanyanya.
"Ruang latihan?" Jiseo nampak ragu-ragu dengan jawaban itu. Karena postingan Twitter Bangtan yang terakhir adalah Jimin yang sedang merekam Jungkook menari di ruang latihan.
"Dia tidak ada disana. Jika tidak ada dikamar, dia pasti sedang di studio," jawab Suga
"Ah, baiklah. Aku akan kesana," kata Jiseo yang segera pergi meninggalkan Suga yang juga masuk ke dalam studionya.
Jiseo melepas satu per satu atribut yang menutupi wajahnya. Ia tidak ingin Jungkook mengira bahwa dirinya hantu atau semacamnya. Bisa-bisa ia dipukul menggunakan pen tabnya. Jiseo menekan kode kombinasinya setelah sampai didepan Golden Closet. Ah, anak itu menamai studionya sendiri, ya tentu saja.
"Kookie?"
Kosong, ruangan itu tidak berpenghuni. Hanya komputer yang menyala dan suara musik ballad kesukaan Jungkook.
"Aish! apakah dia sudah kembali ke kamar?" gerutu Jiseo.
Jiseo meletakkan tasnya di meja, ia merapikan beberapa barang Jungkook yang nampak bergeser atau berantakan. Dasar, bayi itu bahkan tidak berubah dari dulu. Setelah selesai, ia bergegas. Mungkin ke kamar Jungkook adalah hal yang bagus untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan selamat tidur sebelum ia pulang. Tapi, saat ia akan keluar terdengar tekanan kode kombinasi dan derit pintu terbuka. Itu Jungkook, siapa lagi. Ia yang datang dengan cup kopi dan kue, kaget melihat Jiseo berada disana.
"Noona, apa yang kau lakukan disini?" tanya Jungkook. Wajahnya agak kesal, mungkin karena Jiseo hanya mengucapkan selamat lewat pesan singkat yang sempat ia kirimkan saat berangkat tadi.
"Memangnya tidak boleh? tanya Jiseo.
Jungkook meletakkan kopi dan kuenya diatas meja kemudian duduk didepan komputer. Ia marah, kesal karena bukan kakaknya yang mengucapkan pertama kali. Jungkook diam dan kembali fokus menggambar. Namun, sentuhan di pundaknya benar-benar membuatnya gagal mengalihkan fokus.
"Lihat, ini tidak rapi. Kau bisa mengubah warnanya menjadi jingga dan itu terlihat lebih segar," Jiseo sudah memajukan kepalanya disamping Jungkook tepat diatas pundaknya kemudian menunjuk ke arah gambar Jungkook. Tapi berbeda dengan Jungkook yang menoleh ke arah Jiseo dan menatap gadis yang sedang mengoreksi gambarnya.
Jungkook benar-benar menelan salivanya sendiri, ia sebenarnya ingin marah tapi—ah sungguh mengapa sifat Jiseo bisa membuat sifat dingin Jungkook hilang dalam sekejap. Apalagi sekarang kakaknya masih terlihat mengacak-acak gambarnya setelah merebut pen tab Jungkook. Biasanya Jungkook akan marah jika ada seseorang merusak gambarnya siapapun itu, tapi—Jungkook benar-benar terpaku ia tidak bisa marah dengan kakaknya. Ia juga melihat Jiseo menyingkirkan rambutnya ke belakang telinga sembari terus menggambar dengan mulut yang sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √
FanficTEMPORARY CLOSE! 30 Juni 2020 20180627 Tidak banyak yang tau kehidupan Jungkook setelah ia turun dari panggung. Jungkook yang berkharisma akan berubah menjadi iblis kecil saat bertemu dengan kakak perempuannya. ⚠️Incest!20+ disclaimer Ji ©2018