Jungkook panik saat ayahnya mengatakan kalau Jiseo sedang dirawat di Rumah Sakit. Walapun Jungsoo tak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, namun ia rasa putranya juga berhak tau keadaan saudarinya.
"Jungkook-ah, tenanglah ...," Jungsoo berkata, ia juga ikut panik karena putranya terus menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
"Bagaimana aku bisa tenang, Ayah?" Jungkook sedikit membentak, bahkan sampai Jin dan yang lainnya menoleh memandang si kelinci yang beranjak dari kursinya lalu pergi.
"Jiseo tidak sendiri, ayah akan merawatnya disini," Jungsoo berusaha menenangkan Jungkook.
"Aku akan meminta ijin dengan manager untuk pulang – "
"Jungkook!" Jungsoo sedikit membentak, "kau tidak percaya ayah?" tanyanya.
"Ayah ...,"
"Jiseo bukan hanya kakakmu, tapi dia juga putri ayah!" Jungsoo berujar dengan nada yang cukup tinggi, "Jiseo juga tanggung jawab ayah, kau jangan bertindak seolah kalian sudah tidak lagi memiliki orang tua!" lanjutnya.
Jungkook terdengar membuang napasnya, tanpa Jungsoo tau, anak itu memijat kedua pelipisnya, "Ayah kemana saja?" Jungkook berkata lirih, tapi Jungsoo masih bisa mendengat ucapan putranya.
"Jungkook-ah, Ayah ...,"
"Sudahlah," Jungkook memainkan sepatunya, menendang pasir kerikil lalu berkedip sebentar sebelum mendongak, "Aku tidak ingin berdebat dengan Ayah," lanjutnya. Sedikit ketus lalu memasukkan tangan kirinya ke dalam saku jaket hitamnya.
Sekarang giliran Jungsoo menghela napasnya. Ia tidak ingin Jungkook tiba-tiba melupakan tanggung jawab yang bisa berdampak besar bukan hanya untuk kelangsungan karirnya tapi dirinya sendiri.
"Ayah rasa, Jiseo akan lebih senang kalau kau tetap di New Zealand dan melanjutkan syuting," ujar Jungsoo, "kau tidak perlu cemas, Ayah akan menjaga Jiseo dengan baik," lanjutnya.
"Hm ... ."
"Jung – "
Sebelum Jungsoo menyelesaikan kalimatnya, putranya sudah terlebih dulu menutup sambungan telepon. Bahkan saat Jungsoo memanggilnya berkali-kali, panggilan itu telah terputus. Jungsoo mengusap wajahnya kemudian kembali berbincang dengan polisi dan detektif di depan kamar Jiseo.
"Jwosonghamnida ...,"
Seorang detektif nampak menganalisa catatan dan temuan-temuan yang ia dapat dari tubuh Jiseo termasuk jas abu yang sempat Jiseo pakai beserta beberapa hasil visum yang sudah mereka dapatkan.
"Ada sidik jari di jas abu yang putri anda pakai, Tuan Jeon," kata sang detektif, "kami akan menyelidikinya lebih dalam dan menangkap pelakunya," katanya.
"Sebaiknya anda melakukan itu," kata Jungsoo, "aku tidak akan membiarkan siapapun yang menyakiti keluargaku bisa bernapas lega di luar sana,"
"Kami membutuhkan beberapa keterangan Nona Jiseo, beritau kami jika putri anda sudah sadar, Tuan," kata seorang polisi.
"Ah, tentu saja ...,"
"Kalau begitu kami permisi, kami akan datang lagi besok,"
Jungsoo membungkuk lalu mengucapkan terima kasih saat polisi itu pergi sebelum ia masuk ke ruang rawat yang Jiseo tempati. Jungsoo menatap tubuh terbaring lemah putrinya di atas kasur rawat. Beberapa perban dan juga lebam serta bekas luka terlihat begitu jelas di mata Jungsoo. Hatinya sakit, ia tak pernah membayangkan kalau kejadian ini bisa menimpa putrinya yang selalu ia yakini sangat kuat.
Jungsoo menarik kursi yang ada di dekat meja, menggenggam tangan putrinya dengan mata berkaca. Rasa bersalah menyeruak menguasai hatinya. Ia juga terlihat sesekali mengusap kening Jiseo yang terlihat tenang dalam ketidaksadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √
FanficTEMPORARY CLOSE! 30 Juni 2020 20180627 Tidak banyak yang tau kehidupan Jungkook setelah ia turun dari panggung. Jungkook yang berkharisma akan berubah menjadi iblis kecil saat bertemu dengan kakak perempuannya. ⚠️Incest!20+ disclaimer Ji ©2018