Episode 38: Noona, You!

2.4K 248 78
                                    

Jiseo nampak terburu-buru mengambil beberapa barang di dalam kamarnya. Ia juga terlihat memakai sepatunya sambil berjalan sambil menelepon.

"Satin dan pita, juga brukat serta bahan -bahan lain akan mereka kirimkan untuk kau periksa, Jiseo-ssi,"

"Kapan mereka akan mengirim barangnya?" tanya Jiseo. Terdengar beberapa dentuman keras saat tubuh kecil itu menabrak apapun karena perbuatannya sendiri.

"Hari ini, jam 3,"

"Baiklah, aku akan mengerjakannya nanti di rumah!" jawab Jiseo.

"Ah, kau ingat acara makan malam nanti! kau jangan sampai terlambat! itu acara penting!" suara di balik telepon sana terdengar memberikan penekanan. Mengingatkan Jiseo bahwa designer muda ini sudah tak lagi menjadi designer biasa.

"Paris Fashion Week? aku tak melupakannya!" kata Jiseo, ia berjalan keluar apartemennya, mengunci pintu kemudian menuju lift yang hampir tertutup, "Tuan Arnold sudah sangat baik padaku untuk ikut serta dalam Timnya, tidak akan aku lewatkan, Yeon-ah," katanya. Ia menekan tombol lift sampai ke basement.

"Ah, aku tidak menyangka kau bisa sejauh itu, Jiseo-ssi! aku senang sekali!" nada bicara orang di seberang sana berubah menjadi antusias. Itu adalah suara Chaeyeon. Pembicaraan itu berlanjut dengan saling memuji satu sama lain hingga Jiseo memutuskan untuk mengakhiri panggilannya karena ia sedang terburu-buru.

"Aku sudah memperbaiki design agar tidak terlihat too much seperti kemarin, warnailah dengan warna pastel. Itu cocok untuk tema pernikahan musim gugur," kata Jiseo.

"Baiklah, Jiseo-ssi!"

Jiseo menutup sambungan teleponnya, bergegas masuk ke dalam mobil. Gadis itu menghembuskan napasnya perlahan, melihat sekeliling basement dan memastikan bahwa tidak ada yang membuntutinya. Akhir-akhir ini, entah kenapa Jiseo merasa semakin banyak orang mencurigakan di sekitarnya. Jiseo tidak nyaman, tentu saja! bahkan saat di lift ia juga merasa beberapa orang mengawasinya. Ini menakutkan, Jiseo ingin sekali melaporkan mereka ke polisi karena terus mengganggu hidupnya.

"Tidak bisakah mereka mencari orang lain untuk dijadikan bahan berita?"

Jiseo kesal, memukul setir mobilnya sendiri sebelum menyalakan mesin. Ia menarik tuas mobilnya, kemudian menginjak pedal gas perlahan lalu menjalankannya keluar basement apartemennya. Hari ini ia harus menjemput Jungkook di bandara setelah kegiatan BTS di Amerika selesai. Mobil Jiseo melaju cukup cepat, menembus dinginnya kota Seoul menuju ke bandara Incheon. Sepanjang jalan, gadis itu nampak bersenandung. Menyanyikan beberapa lagu yang ia putar hingga ia sampai di tempat tujuan. Jiseo memarkirkan mobilnya tak jauh dari pintu kedatangan internasional. Sudah banyak penggemar dan wartawan menunggu kepulangan BTS dari Amerika hari itu. Jiseo menatap keluar mobilnya, mulai jengah setelah 10 menit menunggu. Ia mengambil ponselnya, memainkan Superstar BTS pada mode Hard. Tapi percayalah, Jiseo itu gadis yang payah. Baru beberapa detik ia memainkan Fake Love, Jiseo sudah kalah dan menyerah. Ia mendengus, sebal dan memilih meletakkan ponselnya di atas dashboard mobil setelah mengatakan pada Jungkook kalau ia sudah sampai. Jiseo lantas mengambil kertas dan juga pensilnya. Gadis itu lebih memilih untuk menggambar daripada tidak melakukan apa-apa. Iya, tipikal orang yang memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang berguna. Itulah Jeon Jiseo, designer muda yang terkenal sangat perfectionist.

"Terlalu ramai, pakaian ini tidak cocok untuk case merah bata... ."

Jiseo menggerutu, berpikir sambil menggigit kuku jarinya lalu menghapus sebagian gambarnya.

"Apa ini? terlalu berlebihan. Design yang tidak cocok untuk tint anak muda!" Ia mulai kesal, "Argh! Jiseo-ya, kau payah!" katanya.

Kali ini, Jiseo sedang mengerjakan proyek yang bekerja sama dengan salah satu brand kosmetik ternama di korea. Mereka tertarik dengan beberapa koleksi design yang Jiseo buat dan unggah di internet kemudian mengajak Jiseo untuk bekerjasama dalam pembuatan cover case lipstik dan tint edisi terbatas mereka. Gadis itu mengerjakannya dengan serius, impiannya selama ini satu per satu menjadi sebuah kenyataan. Hingga akhirnya, keramaian di depan pintu kedatangan internasional mencuri perhatiannya. Ia mendongak, menatap keluar. Sorot lampu kamera berada dimana-mana mengerubungi tujuh pria muda yang berjalan keluar bagai melewati red carpet Grammy sambil dilindungi oleh beberapa staff termasuk bayi kelinci yang melambaikan tangannya pada wartawan dan penggemar. Tersenyum dan melakukan sedikit fansigning sebelum berjalan tenang diikuti oleh managernya meninggalkan rombongan member.

형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang