seokmin sekarang sudah ada di rumah eric. dia menunggu dengan sabar sie wira-wiri itu untuk pergi ke rumah pak rt. sekarang masih jam 6, masih layak untuk bertamu dan minta tanda tangan.
"hehe maaf bang lama."
"santai aja, nur. yuk, yang lain udah nunggu."
"oke."
iya, anggota humas yang lain udah nunggu di rumah heechan. karena rumah pak rt deket sama rumah heechan. sampai di rumah heechan, mereka langsung kumpul terus jalan ke rumah pak rt 44.
di depan rumah pak rt 44, mereka saling pandang.
"bang, lo aja ya yang ngomong." heechan bersuara. woojin mengangguki. eric diam saja.
"kok gue aja? ya bareng dong."
seokmin merasa terhianati. cuma karna dia yang paling tua dan jadi koor, dia yang dijadiin tumbal. sebenernya gak masalah, soalnya bapak rt44 ini enak banget dan santai kalau diajak ngomong. tapi kan tetep aja segan.
"ayolah bang, cuma pak totok aja kok."
pada akhirnya seokmin nurut. mau gimana lagi?
pintu rumah diketuk, salam disuarakan. gak berapa lama pintu terbuka dan pak rt sendiri yang menyambut. "loh kalian, ngapain malem-malem ke rumah? tumben." seokmin dan kawan-kawan cuma nyengir.
"hehe mau kasih proposal, pak. sekalian minta tanda tangan."
"oalah masuk-masuk, saya baca dulu ya proposalnya."
"iya pak."
...
sie humas sukses dengan tiga rt. mereka berhasil dapet tanda tangan dari rt44, rt45, rt56 dengan mudah. ketua rtnya gak banyak tanya, bahkan rt46 tadi langsung tanda tangan tanpa dibaca dulu. ya maklum, pak rt46 kan suaminya bu rw jadi kalo bu rw setuju dia mah oke oke aja.
sekarang masalahnya adalah bapak rt 47 nih.
"bang, udah malem nih." heechan menahan tangan seokmin di perempatan sebelum rumah pak rt47.
"ya terus kenapa? biasanya juga jam segini baru keluar dari rumah lo." ini woojin yang bersuara. ya dia mah udah tau kalo heechan sedang berusaha buat menghindari tanggung jawab.
seokmin geleng-geleng kepala liat kelakuan anak buahnya, "makanya ayo cepet sebelum makin malem."
"iya iihh beni mah suka gitu, ayok cepet jangan males malesan!" eric langsung narik tangan heechan. yang ditarik pasrah aja.
ya gimana ya, heechan itu punya kenangan buruk sama bapak rt47 ini. dulu dia pernah mecahin jendela rumahnya itu bapak sebelum jadi rt:")
sampai di depan rumah pak rt47, mereka berempat saling tatap. terus semuanya langsung fokusin tatapan ke arah seokmin. ditatap kayak gitu, seokmin sudah mengerti. dia cuma hela napas.
"iya iya, gue yang ngomong, tapi kalian semua ikut masuk."
"terbaik emang abang satu ini."
pintu pun diketuk. gak berapa lama seorang wanita cantik keluar pake daster. "eh nak sultan, kenapa malem-malem kesini?" tanya si ibu yang tak lain dan tak bukan adalah istri dari bapak rt alias ibu ketua pkk.
"ini bu mau kasih proposal ke pak iwan sekalian minta tanda tangan sama cap." untung seokmin udah biasanya ngomong sama para sesepuh.
"oh masuk dulu yuk masuk."
lalu mereka semua masuk. duduk berjejer di sofa. gak berapa lama pak iwan keluar. mukanya sih senyum, tapi bikin males aja rasanya. heechan sih gak berani liat pak rt, masih takut kena sindir dia tu.
"eh nak sultan sama temen-temen, oh ada beni juga."
"hehe iya pak." heechan udah diem aja masih ke notice:")
"jadi kalian ke sini malem-malem mau apa? gak bisa besok aja?"
tu kan!
bikin males aja kan!
woojin saling pandang sama eric. mereka mah udah tau pasti bakal kayak gini, tapi mereka diem aja. sedangkan heechan udah ngomong pake tatapan matanya, "tu kan apa gue bilang! udah malem sekarang tu!" ke arah seokmin. tapi seokminnya cuma senyum konyol.
"bapakkan kalo besok pasti kerja, kita sekolah. jadi ya bisanya malem pak, maaf kalau mengganggu."
wajah pak rt langsung jelek. ya walaupun sebelumnya udah jelek sih.
"kita mau kasih proposal kegiatan hut ri ke bapak. sekalian minta persetujuan."
eric selaku yang pegang proposal langsung kasih proposal ke pak rt. pak iwan baca proposal itu dengan teliti. setiap alenia dikomentari. setiap kata ditanyakan maksudnya. semuanya sampai seokmin dan yang lain pusing sendiri.
"kgiatan itu apa? typo nih."
"kenapa susunan paniatianya gak lengkap?"
"anggarannya kok banyak? kalian ngarang ya?" /iya pak emang cuma ngarang/
"acaranya gak jelas."
"harusnya kalian cari uang sendiri bukan ngemis ke warga."
"saya gak mau kasih ijin kalian narik serkiler di wilayah saya, ya."
heechan udah nahan diri buat gak teriak kesel. inilah kenapa dia dulu mecahin jendela kacanya si bapak. emang sengaja, bukan kecelakaan.
eric sama woojin mah cuma saling tatap aja, udah berasa adu tatap mereka itu.
seokmin? dia yang pusing harus jawab semua pertanyaan dari pak rt yang terkesan merendahkan acara para pemuda kartar ini.
"kalau bapak tidak menginjinkan kita buat minta uang ke warga gapapa pak, kita cuma butuh ijin bapak biar acara ini bisa terlaksana."
"ya saya ijinkan kalau itu, tapi gak buat minta uang."
heechan dan woojin ingin sekali berkata, "kita juga gak butuh duit dari wargamu" ke arah si bapak. tapi ditahan. bisa bisa gagal mereka dapet ijin dari pak rt 47.
"iya pak, kami gak akan minta uang di wilayah bapak. sekarang minta tolong bubuhkan tanda tangan dan cap rt pak."
pada akhirnya malam ini sie humas berhasil dapetin tanda tangan keempat rt dan rw. jadi, proposal mereka sudah resmi.
...
"nih udah lengkap."
sekarang anak humas udah ada di rumah sangyeon. mereka menyerahkan proposal yang sudah resmi kepada sang ketua. sangyeon cuma mengerjap males liat tumpukan proposal balik lagi ke mejanya.
"kenapa gak langsung lo kasih ke danus aja, sih bang?" tanya si ketua.
"anak danus gak ada di rumah semua, tadi gue udah mampir tapi kosong rumahnya."
"ya terus kenapa dikasih gue?"
"ya biar mereka ambil di elo besok! ah udahlah gue mau pulang, besok masih ada kelas."
"eh bang tunggu!"
"kenapa?"
"besok jangan lupa sosialisasi sama ibu ibu pkk ya?"
seokmin kasih isyarat ok pake jarinya terus pergi dari rumah sangyeon setelah pamit sama ibunya si ketua. setelah seokmin pergi, sangyeon langsung buka hp, kasih kabar ke anak danus kalo udah bisa mulai cari donatur.
"kayaknya acara ini bakal lancar."
...
semalem rapat sampe jam 11 malem dengan hasil perubahan rencana wk
KAMU SEDANG MEMBACA
Karang Taruna; The Boyz
Fanfiction[complete] kalau the boyz jadi anak karang taruna.... local!au, non-baku, bxb cover by @kevhwall