Retrouvailles -3-

1.7K 85 0
                                    

Happy Reading! 🍕
Jangan lupa tekan bintang, dan drag di mana saja untuk membubuhkan komentar kalian! 🍕♥♡♥

...

Retrouvailles, adalah sebuah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini, atau bahkan setiap hari mulai dari hari itu---di mana aku dan Karl bertatapan kembali secara langsung. Di mana, puncak rasa bahagianya kurasakan ketika kami bersatu di tengah malam biru. Istilah yang berasal dari bahasa Perancis ini, memiliki sebuah makna: kebahagiaan yang kita rasakan ketika kita dipertemukan kembali dengan seseorang yang mana kita telah lama berpisah dari mereka.

Detik ini, aku bisa menggenggam tangannya. Kami membuktikan pada dunia bahwa inilah kami. Di sepanjang perjalanan kami menuju pameran, aku tak mampu berhenti untuk mengulang kenangan yang masih membekas jelas di pikiranku, di hatiku, di hidupku. Mereka terngiang-ngiang. Karl---aku suka bagaimana pria itu membuatku tersipu melalui tatapan matanya. Aku masih melihatnya dengan cara yang persis seperti bagaimana aku mengenalnya di hari-hariku yang dulu.

Beberapa menit pun berlalu---kami habiskan dengan menggunakan transportasi umum, mengantarkan kami ke pameran. Hari ini akan diadakan semacam diskusi seniman. Karl sudah bersiap untuk jadwal tersebut. Sementara aku dan Ethan berada di belakang layar---bersama Kurt yang sedang bersemangat untuk bermain. Ethan memint izin untuk mengangkat teleponnya sebentar ketika aku bermaksud untuk mengambilkan mainan Kurt yang terlempar terlalu jauh. Aku dan Kurt kembali bermain. Ketika diskusi sudah berlangsung, Ethan kembali bersama seseorang. Aku tak pernah menyangka, sungguh tak pernah menyangka.

Orang itu adalah Josh, Josh Willing.

Ethan dengan sangat bahagia mempertemukan aku dan Josh. Saking bahagianya, aku hampir mengucurkan airmata di depan publik. Untungnya, Josh segera memberiku pelukan. Maka aku bisa menyembunyikan wajahku di pundaknya. Ethan tersenyum lebar melihat kami. Ini memang sudah cukup lama, mungkin terakhir kali aku bertemu dengan Josh adalah satu  tahun yang lalu. Ethan dan Josh memang saling mengenal, tidak perlu dipertanyakan karena mereka, atau kami memang bekerja dalam ranah yang sama.

"Ah, maaf. Aku benar-benar merindukanmu, Josh!" ucapku pada Josh sembari menghapus beberapa tetes airmata.

"Aku juga merindukanmu, merindukan kalian---Kurt juga!" sahut Josh.

Ethan menepuk pundak Josh aeraya tersenyum lebar. Sesaat setelah itu, kami hanya saling bertukar tatapan dengan wajah bahagia kami.

"Oh, ayo Josh bergabunglah jika kau mau. Diskusinya baru saja dimulai." Ucap Ethan menawarkan Josh untuk bergabung dalam diskusi.

Josh terlihat cukup senang, mengetahui bahwa ia tak tertinggal terlalu jauh. "Oh, baiklah baiklah. Ku temui kalian nanti, ya!" Josh kembali memeluk Georgia dan Ethan.

.
.
.

Malam itu, Karl sepertinya sedang tidak ingin ku ganggu. Apalagi ku ajak... ah, sudah lah. Di tengah malam yang dingin dan melelahkan ini sepertinya akan kuhabiskan sendirian. Meskipun aku berbaring di atas tempat tidurku bersama Karl, tetap saja ku hitung sendiri. Sejak makan malam tadi, Karl sepertinya tak lagi tertarik untuk membicarakan sesuatu padaku. Sedikit kecemasan tinggal di hatiku. Tapi, ku harap itu hanya hal biasa yang pasti menyerang orang yang lelah. Mereka tak mau terganggu.

Tapi ayolah, Karl. Aku tak bisa seperti ini. Aku ingin memelukmu, jangan tertidur membelakangiku, ku mohon.

"Karl... Karl... Karl." Bisikku seraya merapatkan tubuhku di punggungnya.

Karl bernapas dengan tenangnya. Aku memang agak kesal melihatnya. Bagaimana bisa ia mendiamkanku seperti ini. "Karl Hartmann." Aku mencoba memanggilnya sekali lagi.

THROUGH THE WINDOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang