Those Brown Eyes -1-

7.2K 168 3
                                    

Sekedar anjuran, ini adalah sequel dari Open the Door, Please! Jadi, beberapa tokoh bersangkutan dengan cerita OtDP. Maka dari itu, pastikan kalian sudah baca cerita pertamanya.

Meskipun tidak mengikuti OtDP pun, seenggaknya baca yang extra partnya lah biar nyambung hehehe :')

****

"Pagi, Georgia Whiteley," sapa Kyle ramah.

Georgie mengerjap pelan sembari mengangguk singkat. Kyle kembali menyuapkan makanannya perlahan. Menikmati masakan Georgia bukanlah hal yang asing untuk adik Karl tersebut. Kyle selalu meminta Georgia untuk membuatkannya smoothie bowl dan jus aprikot yang langsung dipetik dari kebun. Semenjak mereka bertemu di kamar tidur Karl, Georgie mampu menjadi teman baik Kyle. Karena usia mereka yang sama, sembilan belas tahun, mereka sangat cepat beradaptasi untuk mengenal satu sama lain.

"Bagaimana harimu, Georgie?" tanya Kyle---mulutnya penuh oleh makanannya.

Georgie membungkukkan punggungnya seraya memangku wajahnya, dibarengi ekspresi cemberutnya yang manis. "Aku bangun dan menyiapkan sarapan untuk paman dan bibiku. Dan... Tuan Rigsby meneriakiku lagi. Aku tak sengaja memelototi pelanggan yang menyebalkan." Georgie menumpukkan sikutnya di atas meja---menghadap ke arah Kyle.

"Kau benar-benar seorang pemberang, Georgie." Kyle menggeleng pelan dan terkekeh kecil.

Tak disangka, kakak dari Kyle hadir menginterupsi mereka. Karl dengan dinginnya mengambil gelas yang berisi jus aprikot milik Kyle dan meneguknya hingga tandas---meskipun ia tahu bahwa pasti di dalam segelas jus itu mengandung gula yang cukup banyak.

"Di mana Mama?"

Kyle meninju lengan Karl pelan dan memelototi kakaknya sangar. "Aku tidak tahu!" ucap Kyle dengan nada kesalnya.

Karl mengacak-acak rambut panjang Kyle dan menjitaknya pelan. "Jangan berteriak padaku." Ucapnya datar.

Karl melenggang pergi meninggalkan mereka berdua. Kyle mengusap-usap puncak kepalanya sembari merintih kecil. Georgie tertawa pelan, ia menutupi mulutnya dengan salah satu tangannya.

"Dia menyebalkan."

"Dia kakakmu, Kyle." Tawa kecil Georgie mencoba menghangatkan kembali suasana di sana.

"Dia pria tua yang menyebalkan." Kyle menggeleng seraya meniupkan napasnya. Kyle kembali menyiukkan sendok ke mangkuknya dan segera menghabiskan makanannya.

.
.
.

Menjelang sore, Georgie dan Kyle berdiri si samping sebuah mobil hitam yang mengkilap. Kyle memasukkan kopernya ke dalam mobil, menutup pintu mobil dan meniupkan napasnya berat seraya menatap Georgia.

"Apa kau benar-benar harus pergi?" tanya Georgie sedih.

Kyle mengangguk lemah. "Aku pastikan pacarku akan menyukai kado darimu, Georgie," ucap Kyle---menatapi sebuah kotak berhiaskan ranting dan dedaunan kering yang tengah dipengang erat oleh Georgia, "terimakasih untuk satu minggu ini, Georgie."

Georgie mengedikkan dagunya. Georgie mengulurkan kotak tersebut untuk Kyle. "Sampai jumpa lagi. Segera." Senyum menawan milik Georgia mengembang di bibir ranumnya.

Kyle bergerak pelan, meraih kedua sisi pundak Georgie dan memeluknya. Kyle menerima kotak kecil tersebut dan segera memasuki mobilnya. Georgia melambaikan tangannya pada Kyle yang sudah berada di dalam mobil. Kyle memberikan senyumannya untuk Georgia. Begitu pun Elsa---ibundanya--- yang sudah duduk manis di dalam mobil. Adik Karl tersebut menutup jendela mobil dengan perlahan, mobil pun melaju pergi. Meninggalkan Georgia di gerbang kerajaan Karl Hartmann.

Di sisi lain, sang raja memandangi gadis bernama Georgia itu melalui jendela kamarnya. Iris cokelat terang dan kehijauannya---mampu menghipnotis, menatapi Georgia dengan lekat.

...

Tbc

Yeayyyy si Karl keluar juga akhirnya... Tapi sepertinya updatenya mirip siput yaaaaa...

Sempatkan Vote dan Komen yaaaa

Edited: Kamis, 21 Juni '18

THROUGH THE WINDOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang