Entah sudah hari keberapa pria bernama Jeon Jungkook itu terus mengurung diri di dalam ruang kerjanya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam, waktu yang sudah terlalu larut untuk mengerjakan urusan kantor. Tapi pria itu bahkan tidak mempedulikannya, wajah kusut lelahnya dengan kedua kantung mata yang tampak menghitam, tubuh yang terlihat lebih kurus dan jangan lupakan rambut hitamnya yang terlihat seperti tidak disisir selama seminggu. Tentu semua itu ia lakukan karena suatu alasan.
Jeon Jungkook tidak pernah menyangka jika hanya karena masalah gagal dalam percintaan ia bisa sedepresi seperti ini. Merasa begitu sakit hingga ke uluh hatinya dan ya semua kegiatan "gila kerjanya" ini ia lakukan untuk mengalihkan rasa sakitnya.
Pergi pagi-pagi sekali ke kantor, pulang larut malam dan sampai di rumah masih tetap menyibukan diri dengan pekerjaan kantor. Sebenarnya itu pengalihan yang cukup baik sebab perusahaannya menjadi semakin maju tapi tentu saja semua ada efek buruknya. Seperti akhir-akhir ini, Jungkook jadi kurang begitu memperhatikan dirinya terutama kesehatannya.
Kurang tidur, sering melewatkan jam makan dan terlalu memporsir dirinya untuk terus bekerja. Tapi Jungkook tidak mempedulikan itu semua, satu-satunya hal yang Jungkook inginkan hanya melupakan Hana—cinta pertamanya.
Flashback
"Kookie aku ingin berbicara sesuatu padamu."Suara lembut dari Hana membuat Jungkook yang sedang melahap makanannya segera menghentikannya sebentar guna memfokuskan atensinya pada gadis di depannya ini. Tersenyum amat manis sebelum bertanya lembut, "Kau ingin bicara apa, Han?"
Hana tampak sedikit ragu-ragu untuk mengatakannya, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan dan berujar lirih, "Mianhae. Aku tidak bisa menerima cintamu Kook. Aku mencintai Jimin. Aku bahkan sudah memberikan semua hal berhargaku padanya. Sekali lagi maafkan aku."
Ucapan Hana seolah menjadi pukulan keras untuk Jungkook. Semua hal berharganya? Apa maksud Hana ia sudah menyerahkan kesuciannya pada Jimin hyung?
"S-semua hal berhargamu? Itu bukan seperti yang aku pikirkan kan, Han? Kau tidak menyerahkan kesucianmu bukan? Jawab aku Hana!" bentak Jungkook spontan saat melihat kedua mata Hana yang sudah mulai berair.
"Mianhae Kookie. Jeongmal mianhae."
Jungkook menjatuhkan pundaknya lemas. Semua angan tentang menikah dengan Hana dan menghabiskan sisa umurnya bersama dengan anak-anak mereka pupus sudah.
Tidak! Aku masih punya harapan. Aku akan tetap menikahi Hana.
Dengan mata yang terlihat amat tegas dan serius, Jungkook menatap lekat kedua mata Hana. Menggenggam jemari tangan Hana dengan lembut lalu berujar, "Aku akan menerimamu, Hana. Apapun yang terjadi atau sudah kau berikan pada Jimin hyung, aku tetap akan mencintaimu, Hana. Menikahlah denganku. Sekalipun kau mengandung anak Jimin hyung aku siap untuk menjadi ayahnya," ujarnya.
Mendengar hal itu Hana sontak melepaskan genggaman tangan Jungkook. "Tidak Jung! Aku tidak akan menikah denganmu. Sekalipun aku mengandung atau tidak, aku tetap tidak bisa bersamamu, Kookie. Aku mencintai Jimin dan akan selalu seperti itu, mianhae. Carilah gadis yang lebih baik dariku, kau pantas mendapatkan gadis yang lebih sempurna dan mencintaimu, Jungkook."
Perkataan terakhir Hana jelas jawaban mutlak untuk perasaan Jungkook. Hatinya sudah Hana patahkan menjadi beberapa bagian hingga tidak berbentuk dan tepat hari itu pria itu merasakan apa itu namanya patah hati.
Flashback off~
Setiap mengingat penolakan itu Jungkook rasanya ingin menjambak rambutnya untuk sekedar melupakan hal menyakitkan itu atau terkadang pikirannya menyuruhnya untuk menculik Hana, membawa gadis itu kabur jauh dari jangkauan Jimin lalu menikahinya.Tapi tentu saja Jungkook tidak akan pernah melakukan hal gila itu. Hana terlalu berharga untuknya. Melihat Hana bahagia adalah hal yang begitu Jungkook inginkan meskipun hatinya harus menanggung lukanya.
Drrt... drrt...
Getaran ponsel Jungkook membuat pria itu menghentikan sejenak tangan-tanganya di atas tuts komputernya. Meliriknya sejenak dan menemukan kontak Ibunya yang menghubungi. Sontak Jungkook langsung mengangkatnya
"Yeoboseo.."
"Oh Jungkook-ah, kau belum tidur?"
Jungkook menghembuskan nafasnya lelah. "Ne eomma, wae? Ada apa menghubungiku?"
Ny. Jeon berdecak kesal sebelum berbicara kembali, "Eomma menghubungimu untuk memastikan kau tidak kembali bercumbu dengan kertas-kertas kantormu itu lagi. Yak! Ini sudah tengah malam Jungkook. Berhenti bekerja dan cepat pergi tidur."
"Ne, aku akan tidur nanti setelah menyelesaikan ini semua."
Ny. Jeon kembali mendecakan lidahnya tapi terdengar tampak lelah kali ini. "Berhentilah nak. Berhenti terus seperti ini hanya karena ditolak gadis itu. Orang-orang kantor terus mengatakan kepada eomma bahwa kau tampak sangat tidak terurus dan kacau. Eomma bahkan meminta orang kantor untuk memotretmu diam-diam dan astaga eomma hampir terkena serangan jantung melihat tubuh kurusmu itu."
"Mianhae eomma. Setidaknya ini lebih baik dari pada aku menghabiskan waktuku untuk pergi ke club. Biarkan aku melupakan rasa sakit ini sebentar eomma," lirih Jungkook tampak begitu lelah dengan hidupnya.
"Tidak! Eomma tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan membiarkanmu terus seperti itu. Kau bisa mati kelelahan Jeon Jungkook! Kau putraku, putra bungsuku dan eomma tidak akan membiarkanmu terus tidak terurus seperti itu. Jika kau tidak ingin eomma ikut campur soal urusan cintamu maka biarkan eomma untuk membantu mengurus dirimu."
"Eomma aku bukan bayi yang perlu eomma urus lagi. Aku sudah besar, aku bisa mengurus diriku sendiri."
"Jika kau bisa mengurus dirimu sendiri maka jangan biarkan dirimu kacau dan kurus seperti itu! Hati eomma sakit melihat putra bungsuku seperti itu. Eomma tidak menerima penolakan Jeon Jungkook, mulai besok eomma akan mengirim seorang pelayan pribadi untuk mengurus semua kebutuhanmu. Eomma akan pastikan Jeon Jungkook putraku terurus kembali."
"Tapi eomm—"
Tut.. tut..
Jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Sang eomma mematikan teleponnya bahkan sebelum ia dapat membantah kembali dan ya sepertinya kali ini Jungkook harus menerima keputusan eomma-nya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018