Minggu ini adalah saat-saat pertarungan titik darah penghabisan seorang Jeon Jungkook. Pria itu benar-benar gigih bekerja, hingga kembali lupa untuk mengisi perutnya. Pun Seolhee jadi merasa khawatir dengan sang tuan, padahal kebiasaan buruknya itu sudah hilang lama tapi sekarang justru kembali lagi dan tambah parah. Penampilan Jungkook tak lebih dari tubuh manusia tanpa nyawa. Pucat pasi tapi masih bersemangat kerja.
Seolhee terus menerka-nerka hal apa yang menyebabkan sang tuan menjadi kacau kembali. Apakah perusahaannya ada masalah atau ini semua karena— Hana? Dulu saat awal Seolhee bertemu sang tuan, pria itu gigih bekerja untuk melupakan wanita yang ia cintai, lalu sekarang apalagi yang terjadi?
Apakah Hana kembali menyakiti hati sang tuan? Jika iya, maka Seolhee rela untuk berlutut di hadapan Hana. Memelas, memintanya agar tidak kembali menyakiti perasaan Jungkook. Gadis itu tidak tega, Seolhee lemah melihat sang tuan kacau seperti itu. Kendati begitu, Seolhee juga tidak bisa lagi menunjukkan rasa empati dan pedulinya secara langsung kepada sang tuan, Seolhee tahu batasannya.
"Tuan sarapannya—"
"Aku buru-buru, Seolhee. Tidak sempat sarapan."
Selalu seperti itu jawaban Jungkook setiap Seolhee menawarkan sarapan beberapa hari belakangan ini. Pria itu juga tidak pernah meminta Seolhee untuk mengantarkan bekal makan siang. Terkadang makan malam yang gadis itu buat pun terpaksa harus berakhir di tempat sampah karena sang tuan tidak menyentuhnya sama sekali. Keduanya tinggal bersama tapi juga seperti tidak. Hening hingga membuat hati Seolhee kembali sakit.
Tidak bisakah tuan bersikap seperti dulu? Haruskah aku benar-benar pergi?
***
"Wuw!"Jungkook memekik kencang, kedua tangannya mengepal ke udara, merayakan kemenangannya atas proyek yang ia idam-idamkan. Semua kerja kerasnya selama satu minggu ini akan segera terbayarkan oleh Seolhee. Gadis itu adalah satu-satunya alasan Jungkook bekerja melewati batasnya. Bahkan saat patah hati dulu ia tidak sampai seperti ini. Hanya gadis ceroboh dan bodoh itulah yang berhasil membuat Jungkook menggila.
"Wow Jung. Aku benar-benar mengacungkan seluruh jempol termasuk kakiku padamu. Kau manusia paling gila yang pernah ku temui, melebihi diriku sendiri," puji Mingyu atas kemenangan sang atasan.
Selama seminggu ini Mingyu dibuat geleng-geleng kepala dengan kerja keras Jungkook. Pria itu benar-benar bekerja keras untuk meyakinkan client-nya agar segera menandatangani kontrak kerja samanya. Sejujurnya Mingyu tidak yakin akan berhasil apabila ia yang ditugaskan untuk bernegosiasi dengan orang Spanyol itu. Client-nya kali ini benar-benar kritis dalam memilih partner kerja, dan wow Jungkook berhasil menaklukkannya.
Tentunya semua karena Seolhee.
"Jadi, kau akan segera mengajaknya ke Spanyol?"
Jungkook tersenyum lebar mendengar pertanyaan Mingyu. Entah kenapa mendengar dirinya akan membawa gadis yang ia cintai ke Spanyol saja sudah menimbulkan euphoria tersendiri untuknya. "Ya, segera. Kalau perlu malam ini juga!"
"Dasar gila! Setidaknya tidur dan beristirahatlah sebentar. Aku tidak yakin kau akan siap menggempur Seolhee dengan tubuh lemahmu saat ini."
Jungkook mendesis tidak suka. "Aku bahkan lebih dari kuat untuk membuatnya tidak tidur semalaman. Seolhee benar-benar harus membayar kerja kerasku seminggu ini."
Ya, Seolhee harus membayarnya. Gadis itu harus membayar segala kerja keras Jungkook untuknya. Seluruh perasaan dan gairah Jungkook yang ia tekan habis-habisan untuk tidak melirik sang gadis seminggu ini. Bukan tanpa alasan, Jungkook hanya tidak ingin ia lepas kendali melihat raut sang gadis dan melupakan rencana awalnya untuk memberi Seolhee kejutan. Semuanya sudah siap sekarang.
***
"Ini tuan."Jungkook terkesiap. Dirinya baru saja pulang setelah mengurus segala keperluan keberangkatannya bersama Seolhee ke Spanyol tapi gadis itu justru menyodorkannya sebuah amplop putih. Surat ucapan selamat karena dirinya berhasil memenangkan proyek kah?
"Apa ini, Seolhee?" tanya Jungkook seraya berusaha membuka amplop di tangannya.
"I-itu surat pengunduran diri saya tuan," jawab Seolhee tampak gugup dan sedikit ragu. Tidak begitu yakin, apakah keputusannya kali ini benar. "Saya akan kembali ke Busan. Saya juga sudah merapihkan barang-barang saya, malam ini saya akan berangkat. Dan, baju-baju yang tuan belikan untuk saya, maaf tidak saya bawa. Saya hanya merasa tidak pantas menerimanya."
Oh, great! Jungkook ingin memaki sekarang juga. Pria itu bekerja keras demi sang gadis dan sekarang Seolhee justru ingin pergi darinya?
"Kau sudah berkemas?" tanya Jungkook membuka suaranya. Tatapannya masih sama, tajam dan menusuk hingga Seolhee merasa sedikit takut.
Kendati begitu, Seolhee tetap mengangggukan kepalanya. "Sudah tuan. Saya—"
"Bagus. Tunggu di sini sebentar. Aku akan segera kembali," ujar Jungkook sebelum pergi ke atas begitu saja, meninggalkan Seolhee yang menatap kepergiannya dengan penuh kebingungan.
Tidak berapa lama kemudian, Jungkook kembali ke hadapan Seolhee. Masih dengan pakaian kantornya, tapi kali ini dengan membawa koper besar yang Seolhee yakini milik sang tuan. Gadis itu menatap bingung sang tuan sebelum bertanya pelan. "Tuan juga ingin pergi ke suatu tempat?"
"Ya, aku akan pergi ke Spanyol— bersamamu!"
"Heh? D-dengan saya?"
Jungook tidak menjawab pertanyaan Seolhee. Pria itu justru mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, menghubungi seseorang. "Cepat ke atas. Bawakan koperku dan Seolhee. Kami akan segera berangkat menuju bandara." ucap Jungkook sebelum menutup teleponnya begitu saja. Kembali menatap tajam Seolhee dan segera menyambar tangannya. Menarik pergelangan tangan sang gadis untuk mengikuti langkah kakinya.
Tentu saja Seolhee berusaha melepaskan cengkraman tangan sang tuan yang sialnya sia-sia. Jungkook terlalu kuat untuk ukuran tubuh mungil Seolhee. Tidak akan sebanding.
"T-tuan.. lepas.. saya.."
"Jangan harap kau bisa berhenti Seolhee. Sekalipun kau berlutut di bawah kakiku, aku tidak akan pernah memberimu izin untuk lepas dariku. Akan ku perlihatkan siapa pemilikmu yang sebenarnya."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018