"Kau yakin ingin membawanya sendiri, Seolhee?"
Perempuan yang dipanggil namanya itu menghentikan langkah kakinya, menoleh ke arah suaminya yang sedang menatapnya dengan pandangan khawatir.
"Oppa, berhenti melihatku seperti itu. Aku baik-baik saja."
"Tapi kopermu pasti berat, sayang."
Seolhee mendesis kesal, Jungkook benar-benar terlalu berlebihan. Hari ini keduanya memang akan kembali pulang ke Korea. Entah bagaimana caranya koper berisi pakaian dan passport milik Seolhee yang pernah dicuri beberapa waktu lalu telah kembali tanpa ada barang yang hilang. Jungkook bilang ia meminta bantuan polisi untuk mencari keberadaan dirinya, tapi yang ditemukan hanya kopernya saja.
Well, apapun itu Seolhee sedikit merasa bersyukur karena pakaiannya tidak hilang. Bukan masalah harganya, tapi entah harus mengenakan apa lagi jika pakaiannya lenyap semua. Suaminya itu cukup mesum, daripada membelikan pakaian, Jungkook pasti akan menyuruhnya tidak berbusana sekalian.
"Sayang, kemarikan kopernya. Biar aku bawakan."
Dengan cepat Seolhee menyembunyikan kopernya di balik tubuhnya, menghalangi Jungkook untuk membawanya.
"Aish... jangan. Aku bisa membawanya sendiri, oppa. Aku cukup kuat untuk membawa koperku sendiri. Lagipula, aku bukan wanita hamil yang tidak diperbolehkan membawa beban berat."
Jungkook berkedip lucu mendengar ucapan Seolhee. Entah mengapa ucapan istrinya terdengar menggelitik perutnya.
"Jadi kau mau hamil, hm?"
"A-apa? T-tentu saja tidak," ujar Seolhee dengan gagap. Pipinya bersemu merah, merasa malu mendapat pertanyaan seperti itu dari suaminya.
"Yakin tidak mau, hm?" Jungkook mendekatkan wajah, membuat Seolhee harus sedikit memundurkan langkahnya. "Aku bisa memberikan bayi-bayi yang lucu, sayang."
"O-oppa, ini tempat umum."
Jungkook melirik sekelilingnya, keduanya masih berada di Bandara, masih harus menunggu beberapa menit sebelum jam keberangkatan.
"Jadi jika di rumah, mau, hm? Ah sepertinya terlalu lama, mau ke hotel saja sekarang? Kita bisa menunda kepulangan kita. Hitung-hitung melakukan bulan madu yang sempat tertunda."
Seolhee meneguk ludahnya, merasa gugup diperlakukan begitu intim oleh suaminya sendiri.
"Di rumah saja. Tapi pelan-pelan," cicit Seolhee. Mau bagaimana lagi, Seolhee terlalu lemah menolak permintaan suaminya.
Sementara itu Jungkook diam-diam mengumpat pelan. Mendengar istrinya menjawab begitu pasrah berhasil membuat pangkalan pahanya berkedut ngilu. Seolhee begitu penurut dan polos, ingin segera menggempurnya saja rasanya.
Shit, Seolhee! Milikku bangun, sayang.
"Baik. Di rumah saja. Yang lama, biar aku puas. Aish sialan, aku tidak tahan!" Setelah mengatakan itu, Jungkook segera menarik pergelangan tangan Seolhee untuk mengikuti langkah lebar kakinya. Ia ingin segera sampai di rumah.
***
Dua belas jam lebih di dalam pesawat hampir membuat seorang Jeon Jungkook berteriak kesal. Bagaimana tidak, pangkalan pahanya masih saja berdenyut nyeri, masih memikirkan jawaban manis sang istri. Tapi sialnya selama Jungkook menahan rasa nyeri, Seolhee justru asik tertidur pulas seperti tidak memiliki salah. Ah benar, Seolhee tidaklah salah. Salah kan saja pikiran kotor Jungkook yang berkeliaran kemana-mana hingga membuat miliknya bangun. Dasar pria mesum!
"Seo, bangun..."
"Eng... sudah sampai?"
"Sudah, sayang. Cepatlah bersiap, kita harus segera sampai di apartemen."
Seolhee memandang Jungkook dengan raut penuh tanda tanya. Mengapa suaminya begitu ingin cepat sampai apartemen dan ada apa dengan wajah memerah Jungkook!
"Oppa, wajahmu—"
"Shtt... jangan keras-keras, sayang." Jungkook menutup bibir Seolhee dengan salah satu tangannya, tidak ingin penumpang lain mendengar pembicara memalukannya. "Wajahku memerah karena menahan gairah, Seolhee. Lihat, dia sangat keras."
Seolhee mengikuti arah pandangan Jungkook, lebih tepatnya ke arah selangkangan suaminya yang terlihat sedikit menggelembung. Dengan cepat Seolhee langsung memalingkan wajahnya kembali, pipinya ikut terasa panas karena disugguhi pemandangan memalukan seperti itu.
"Cepat, sayang."
"I-iya."
Tanpa membuang waktu lagi, keduanya segera menuju pintu keluar. Jungkook sudah tidak tahan ingin segera melepaskan celana sialan yang menjepit miliknya.
"Seo, cepat!"
"I-iya, ini sudah cepat, oppa."
Seolhee sedikit kesulitan menyamai langkah lebar Jungkook. Pria itu berjalan seperti kesetanan, tidak memperhatikan kaki kecil istrinya yang terlalu sulit untuk menyamakan setiap langkahnya.
Begitu memasuki taksi yang dipesan Jungkook, pria itu segera menyebutkan alamat apartemen tempatnya tinggal. Tidak lupa juga meminta agar sang sopir sedikit mempercepat laju mobilnya dengan iming-iming bayaran dua kali lipat. Tentu tanpa pikir panjang sang sopir menyetujuinya, mengemudi secepat mungkin dan mengabaikan detak jantung Seolhee yang sudah menggila ketakutan.
"O-oppa..."
"Sabar, sayang. Aku juga ingin," bisik Jungkook begitu lembut.
Gila, Seolhee ingin meminta agar laju mobilnya dilambatkan, bukan memohon ingin segera disentuh suaminya. Jeon Jungkook benar-benar sudah kehilangan akalnya.
Tidak sampai tiga puluh menit mobil taksi itu sudah berhenti tepat di depan bangunan apartemen Jungkook. Pria itu segera membayar ongkos taksi yang tentunya dua kali lipat beserta tip karena sang sopir telah membantu membawakan koper keduanya sampai dengan selamat di depan pintu.
"Akhirnya!" pekik senang Jungkook. Segera membuka pintu apartemennya, membawa Seolhee untuk segera memasukinya dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tengah.
Koper milik keduanya ia biarkan tergeletak asal begitu saja di samping sofa. Sekarang yang terpenting bukanlah koper besarnya, melainkan sajian besar yang ada di hadapannya. Seolhee begitu terlihat menarik di matanya, meskipun wajahnya masih terlihat lelah dan mengantuk sekali, tapi Jungkook tidak peduli. Ia harus segera mendapatkan pelepasannya atau ia akan menggila.
"Sayang...," bisik Jungkook lembut tepat di telinga kiri istrinya setelah tadi berhasil mengurung tubuh mungilnya dengan tubuh kekarnya yang berada di atasnya. Bibirnya tersenyum senang melihat istrinya begitu pasrah tidak berdaya. "Aku ingin, Seolhee. Puaskan aku, ah..."
Desahan halus keluar dari bibir tipis Jungkook begitu miliknya sedikit bergesekan dengan milik Seolhee. Wanita itu hanya mengenakan setelan dress yang kini memperlihatkan perpotongan paha mulusnya karena pakaiannya tersingkap akibat dorongan Jungkook tadi.
"Oppa, aku..."
"Kau tidak akan menolakku, kan, Seolhee? Jangan menggodaku lagi, sayang. Ini sangat menyakitkan."
Bola mata hitam Seolhee menatap lembut wajah Jungkook. Memperhatikan betapa tersiksanya sang suami karena menahan gairah atas dirinya.
"Lakukanlah, oppa. Miliki aku kembali."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018