PART 8

44.4K 4.2K 252
                                    


Kedua mata Seolhee mengerjap beberapa kali setelah terkena sedikit paparan sinar matahari dari celah jendela kamarnya. Masih sedikit terlalu pagi untuk bangun tapi Seolhee sudah terbiasa untuk bangun pagi.

"Ah.. kepalaku sakit."

Seolhee memegang kepalanya yang sedikit berdenyut nyeri, mulai berpikir kembali apa yang ia lakukan semalam hingga kepalanya terasa seperti dipukuli. Tapi pemikirannya langsung buyar berantakan ketika sebuah tangan besar berotot jatuh di perut ratanya. Menarik dirinya untuk merapat pada sosok di belakang tubuhnya.

Kedua iris Seolhee sontak melebar sempurna. Siapa yang ada di balik punggungku? Dengan cepat Seolhee segera membalikkan tubuhnya, melihat siapa pemilik tangan besar yang kini tengah melingkar dengan sempurna di perutnya.

Seolhee nyaris saja berteriak nyaring begitu melihat sosok pria tampan yang sedang tertidur pulas sembari tetap memeluk erat tubuhnya. Tangan besar berotot itu ternyata milik sang tuan, Jeon Jungkook.

Astaga kenapa tuan ada di sini, di kamarku, dan tidur di sebelahku! Apa semalam kami melakukan sesuatu? Seolhee buru-buru memeriksa pakaiannya yang untungnya masih lengkap sempurna.

Helaan nafas lega langsung meluncur dari bibir mungilnya. Setidaknya Seolhee dapat memastikan bahwa semalam tidak terjadi sesuatu antara dirinya dan sang tuan. Hingga sebuah ingatan tentang semalam melintas di otaknya, berputar seperti sebuah potongan film pendek. Semuanya mulai Seolhee ingat termasuk perbuatan lancang bibirnya yang mencuri kecupan dari sang tuan.

"GILA!" pekikan nyaring Seolhee keluar begitu saja dari bibirnya hingga tanpa sengaja membangunkan pria tampan di sebelahnya.

Jungkook segera terbangun dari tidur lelapnya setelah mendengar teriakan nyaring Seolhee. Mata bulatnya mengerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya hingga kedua irisnya sukses menatap dengan intens kedua mata Seolhee. Sementara yang ditatap hanya bisa merutuki kebodohannya, sedikit berharap agar sang tuan mau mengampuninya.

"Seolhee..." lirih Jungkook.

Sang pemilik nama tidak menjawabnya, melainkan langsung buru-buru menjauhkan tubuhnya dari dada bidang Jungkook. Hampir saja ingin berdiri tapi kepala berdenyutnya membuat Seolhee kehilangan keseimbangan, hampir terjatuh jika saja Jungkook tidak langsung menahan tubuhnya. Mengurung tubuh mungilnya dengan tubuh kekar milik Jungkook.

"Kau mau kemana gadis nakal?" tanya Jungkook.

"T-tuan... sa—"

"Tuan? Semalam kau dengan lancarnya memanggilku dengan sebutan bunny. Tidak mau memanggilku begitu lagi, hm?" bisik Jungkook seductive tepat di telinga Seolhee.

Tubuh gadis itu sukses meremang hebat. Suara Jungkook terlalu seksi, apalagi pria itu baru bangun tidur terdengar serak dan menggoda. Tapi Seolhee buru-buru meminta maaf karena telah bersikap kurang ajar pada sang tuan tadi malam.

"Tuan maafkan saya. Semalam saya benar-benar mabuk sehingga tanpa sadar memanggil tuan begitu. Tolong maafkan saya tuan," cicit Seolhee dengan kepala yang menunduk tidak ingin menatap iris Jungkook yang sedang menatapinya.

"Bagaimana dengan ciuman semalam? Apa aku juga harus memaafkan itu, hm?"

Sial, Seolhee tidak menyangka jika Jungkook akan terang-terangan mengatakan insiden ciuman semalam tanpa rasa malu sedikit pun, padahal wajah Seolhee bahkan sudah memerah setiap mengingat ciuman panasnya semalam. Gila padahal itu ciuman pertamanya tapi kenapa bisa sangat panas begitu.

"I-itu.. s-saya.."

Seolhee gugup setengah mati, tidak bisa berkilah. Apalagi posisi tubuhnya yang ada dalam kurungan tubuh berotot Jungkook membuatnya semakin gugup, berkeringat dingin.

"Itu apa sayang? Jangan bilang kau lupa. Mau kelinci besar ini ingatkan?"

Sialan, Jungkook benar-benar berhasil menggoda Seolhee pagi ini. Belum lagi tatapan lapar Jungkook pada tubuh Seolhee berhasil membuat sang pemilik menggeliat tidak tenang. Ini terlalu intim pikirnya.

"Berhenti menggeliat Seolhee.. kau akan membuatnya bangun," bisiknya dengan pandangan mata yang tertuju pada bagian bawah tubuhnya.

Dengan polosnya Seolhee mengikuti arah pandangan mata Jungkook, menatap ke arah celana sang tuan yang sedikit menggelembung.

"Shit, kau membuatnya bangun sayang. Diam disini sebentar, aku pinjam kamar mandimu," ucap Jungkook lalu dengan cepat berlalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelesaikan urusan kecilnya. Tidak mungkin bukan ia langsung menyerang Seolhee.

Seolhee mengerjap bingung. Memang apa yang telah aku lakukan? Kenapa dengan celana tuan Jungkook? Apa aku melakukan kesalahan lagi?

Butuh sekitar setengah jam hingga Jungkook keluar dari kamar mandi. Masih dengan pakaian semalam hanya saja jas hitamnya telah ditanggalkan. Menyisakan kemeja putih yang mempertontonkan bentuk tubuh berotot atletisnya. Seolhee masih terduduk diam di ranjangnya, mematuhi ucapan Jungkook untuk tidak pergi kemana-mana.

Jungkook berjalan ke arah Seolhee dengan senyum manisnya. "Gadis pintar, jadi apa aku harus memberikanmu hadiah karena sudah menjadi gadis penurut?" tanyanya sembari mengusapi pelan pucuk kepala Seolhee.

"Eng, itu.. bisakah hadiahnya diganti dengan permintaan? Tolong tuan lupakan kejadian semalam saja.. saya mohon," pinta Seolhee dengan polosnya.

Jungkook terkekeh gemas dengan tingkah polos Seolhee. Bagaimana bisa gadis itu meminta Jungkook untuk melupakan ciuman panas mereka. Gila, tentu Jungkook tidak akan mau.

"Ah.. bagaimana ya, kalau itu sih sepertinya susah. Aku bahkan masih bisa mendengar suara desahanmu di kepalaku," ucap Jungkook dengan tidak tahu malunya.

Berbeda dengan Seolhee yang sudah mengerut malu. Sebegitu parahnya kah desahannya semalam?

"Tapi kalau kau mau mengabulkan tiga permintaanku, akan ku pastikan untuk menutup rapat mulutku tentang kejadian semalam. Ah satu lagi ku pastikan juga eomma tidak akan mengetahuinya. Bagaimana?"

Baiklah Jeon Jungkook itu licik. Kelewat licik untuk memperdaya gadis polos hampir bodoh seperti Seolhee. Gadis itu menimang-nimang bingung atas tawaran Jungkook. Padahal seharusnya ia yang mendapat hadiah karena sudah menjadi gadis penurut tapi kenapa sekarang ia yang harus mengabulkan permintaan Jungkook.

Tapi saat ini Seolhee tidak punya pilihan yang lebih baik. Bisa hancur dirinya jika Ny. Jeon mengetahui perbuatan lancangnya. Bisa-bisa Seolhee dipecat begitu saja tanpa pesangon sepeser pun.

Dengan terpaksa Seolhee menganggukan kepalanya. "Ya, tuan. Saya setuju untuk mengabulkan tiga permintaan tuan asal tuan melupakan kejadian semalam dan tidak memberitahu Ny. Jeon."

Jungkook tersenyum senang. Senang sekali sampai rasanya ingin berteriak kencang. "Baiklah. Jadi bisa aku minta satu permintaanku sekarang? Sisanya akan ku pinta lain waktu."

Seolhee menganggukan kepalanya. "Eng.. ya bisa tuan."

Setelah mendengar iya dari Seolhee, Jungkook segera mendorong tubuh Seolhee hingga tertidur di ranjangnya. Pria itu segera berada di atas tubuh gadisnya.

"T-tuan—"

"Permintaan pertama, i wanna kiss you so bad, Seolhee.."

[]

MY INNOCENT MAID ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang