Setelah menghabiskan makan malamnya, Jungkook berencana melanjutkan rencananya untuk kembali bercumbu dengan kertas-kertas kantor di ruang kerjanya. Tapi sosok Seolhee di belakangnya yang sedari tadi terus mengikuti langkah Jungkook membuat pria itu merasa sedikit risih. Jungkook segera membalikan tubuhnya dan menatap tajam Seolhee.
"Apa lagi sekarang? Kenapa kau terus mengikutiku, bukankah aku sudah memakan semua masakanmu tadi?"
Seolhee yang ditatap tajam oleh Jungkook hanya bisa menundukan kepalanya. "Maaf tuan. Saya hanya ingin memastikam tuan tidak bekerja lagi dan segera pergi tidur."
"Apa ini perintah eomma lagi?"
Seolhee mengangguk membenarkan. "Ne tuan. Ny. Jeon memerintahkan saya agar tuan tidak begadang lagi dan tidur dengan cukup."
"Persetan dengan perintah eomma! Aku akan tetap bekerja. Jika kau mau menungguiku silahkan saja aku tidak melarang!"
Setelah mengucapkan hal itu Jungkook kembali melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya. Dengan segera Seolhee kembali mengikuti langkah tuannya dari belakang. Bahkan ketika dirinya sudah sampai di depan ruang kerja tuannya, Seolhee tetap menunggui Jungkook di depan pintu.
Gadis itu tidak cukup berani untuk masuk ke dalam tapi juga tidak berani sekedar bertanya pada Jungkook apakah ia boleh masuk atau tidak. Seolhee terlalu takut dengan Jungkook apalagi pria itu sedang emosi saat ini.
Dengan segala rasa lelah dan kantuknya Seolhee tetap berdiri di depan pintu ruang kerja sang tuan. Menunggui pria itu selesai dengan urusannya yang entah kapan berakhirnya.
Sudah hampir tiga jam Seolhee berdiri menunggu Jungkook keluar dari ruang kerjanya tapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda pria itu akan keluar. Kedua kaki Seolhee rasanya sudah seperti kesemutan, apalagi seharian ini ia sudah cukup bekerja keras dengan membereskan segala kekacauan yang dibuat sang tuan selama Jungkook pergi bekerja.
Karena rasa kantuk juga lelah yang semakin menjadi-jadi gadis itu memutuskan untuk mendudukan diri di lantai, menyelonjorkan kedua kaki lelahnya dan menyandarkan kepalanya di pintu. Kali-kali Jungkook keluar nanti Seolhee akan segera berdiri dengan keadaan yang lebih baik. Tapi karena terlalu lama menunggu Seolhee justru ketiduran di dedepan pintu ruang kerja Jungkook.
Cklek
Jungkook dibuat terkejut saat menemukan tubuh Seolhee yang hampir terjatuh saat dirinya membuka pintu. Untungnya dirinya cukup sigap menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh membentur lantai.
"Gadis bodoh! Kau benar-benar menungguiku?" gumam Jungkook pelan, takut membangunkan maidnya yang sedang tidur terlelap itu.
Jungkook memperhatikan wajah Seolhee yang sedang tertidur. Terlihat lelah tapi juga tetap cantik. Pria itu tidak habis pikir dimana sang eomma menemukan Seolhee? Gadis ini bahkan terlalu bodoh untuk menjadi maidnya.
Diam-diam memperhatikan Seolhee justru mengingatkan Jungkook terhadap Hana. Seolhee itu bodoh sama seperti Hana. Pria itu segera menggeleng-gelengkan kepalanya karena kembali mengingat Hana.
Astaga Jungkook kau itu sudah ditolak! Hana itu sudah milik Jimin hyung sekarang. Untuk apa mengingatnya lagi.
Dengan segera Jungkook mengangkat tubuh Seolhee. Membawanya menuju kamar gadis itu. Pria itu tidak mungkin membiarkan Seolhee untuk tetap tertidur di depan pintu ruang kerjanya. Gadis itu bisa saja sakit karena kedinginan.
***
Seolhee mengerjapkan kedua matanya saat dirasa pagi telah kembali hadir. Gadis itu memperhatikan sekelilingnya dengan bingung.Kamar? Bukankah semalam aku menunggu tuan Jungkook di depan pintu ruang kerjanya? Apa tuan yang membawaku kemari? Astaga Seolhee! Bagaimana bisa kau membiarkan tuanmu membawa tubuh beratmu ke kamar.
Seolhee mengetuk-ngetuk kepalanya dengan kedua tangannya, merasa bodoh. Gadis itu buru-buru langsung bangun, membersihkan diri dan bersiap membuat sarapan untuk sang tuan. Setidaknya itu hal yang harus dilakukannya sekarang sebelum nantinya memohon maaf kepada sang tuan karena sudah merepotkannya.
Semua makanan sudah siap di meja makan, tinggal menunggu sang tuan turun untuk sarapan. Masih pukul setengah tujuh dan Seolhee yakin tuannya akan segera turun sebentar lagi.
Seperti perkiraan Seolhee tadi, Jungkook kini sedang menuruni anak tangga dengan kedua tangan yang menenteng tas kerja dan dasinya.
"Selamat pagi tuan. Sarapan tuan sudah siap."
Jungkook mengangguk dan segera mendudukan dirinya dikursi. "Kau duduklah."
"Ne?"
"Mulai sekarang jika aku makan kau harus menemaniku makan. Ini perintah."
Seolhee hanya bisa mengangguk patuh. Perintah Jungkook adalah kewajiban untuknya tentu saja di samping perintah Ny. Jeon.
Baik Jungkook maupun Seolhee menikmati sarapannya dengan tenang tanpa suara. Tapi Seolhee teringat akan kejadian semalam dan buru-buru meminta maaf kepada Jungkook.
"Eng.. tuan maafkan saya tentang yang semalam. Saya ketiduran dan membuat tuan harus membawa tubuh berat saya ke kamar. Sekali lagi, maafkan saya tuan."
Jungkook menoleh ke arah Seolhee. "Berat? Tubuhmu bahkan terlalu ringan untuk disebut tubuh manusia. Oleh karena itu mulai sekarang kau harus makan banyak."
Seolhee terdiam malu. Apa tubuhnya benar-benar kurus? Seolhee memang sering menahan lapar apalagi saat dulu tinggal dengan Ibu juga kedua adik-adiknya, gadis itu sering tidak makan agar keluarganya bisa makan dengan cukup.
"Berapa umurmu?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Jungkook membuat Seolhee sedikit tersentak.
"Ne?"
Jungkook pun kembali melanjutkan ucapannya, "Jika dilihat-lihat kau terlihat terlalu muda untuk menjadi seorang maid."
"Ah ya. Saya kelahiran tahun 99 tuan."
Mendengar hal itu Jungkook membolakan matanya kaget. "Gila! Kau lebih muda dua tahun dariku. Apa eomma tahu ini? Eomma tidak mungkin mempekerjakan wanita di bawah umur sepertimu."
Seolhee terkejut dengan ucapannya sendiri. Bagaimana bisa ia keceplosan mengatakan tahun kelahirannya. Padahal ia sudah susah payah berbohong kepada Ny. Jeon dengan mengatakan jika ia kelahiran tahun 90.
"Eng.. t-tuan tolong jangan katakan ini pada Nyonya. S-saya berbohong kepadanya jika saya kelahiran tahun 90. Tapi saya melakukan ini untuk keberlangsungan hidup keluarga saya, tuan. Saya mohon jangan katakan pada Nyonya."
Jungkook tidak habis pikir dengan jalan pikiran Seolhee yang berani berbohong kepada Ibunya. Sejujurnya Jungkook tidak menyukai gadis pembohong, tapi melihat wajah memelas Seolhee dan alasannya karena untuk keberlangsungan hidup keluarganya membuat Jungkook mengurungkan diri untuk marah.
"Kau tulang punggung keluargamu?"
Seolhee mengangguk membenarkan. "Saya hanya tinggal dengan Ibu dan kedua adik-adik saya yang masih kecil, tuan. Ayah saya telah lama meninggal jadi tidak ada yang mencari nafkah untuk keluarga kami. Ibu hanya bekerja serabutan dan ia sering terkena sakit jadi saya ingin menggantikannya mencari nafkah," jelas Seolhee dengan jujur.
Terdengar miris memang tapi begitulah kehidupan Seolhee yang sebenarnya. Hanya pekerjaan inilah yang dapat Seolhee gantungkan. Gaji yang diberikan Ny. Jeon lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya di Busan. Adik-adiknya pun pasti bisa melanjutkan sekolahnya tidak seperti dirinya. Seolhee hanya ingin keluarganya hidup cukup dan bahagia, hanya itu.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018