Saat mentari menyapa, Jungkook sebenarnya sudah terjaga sedari tadi. Pahanya sedikit terasa kebas karena memangku Seolhee semalaman, tapi ia tetap diam, membiarkan sang gadis untuk tidur lebih lama dan terbangun dengan sendirinya. Lagipula Jungkook memiliki kesibukkan lain saat ini, yaitu memandangi wajah terlelap Seolhee yang sangat menggemaskan menurutnya. Sesekali pria itu mencuri kecupan dari bibir Seolhee, yang ia anggap sebagai bayaran atas pangkuan pahanya.
Setiap Jungkook mencuri kecupan, Seolhee akan bergerak kecil merasakan bahwa tidur nyenyaknya telah terusik. Tapi Jungkook tidaklah terlalu memedulikannya, tidak merasa bersalah telah mengusik ketenangan sang gadis. Bibir Jungkook justru semakin nakal membubuhi ciuman selamat paginya pada seluruh wajah Seolhee, di mulai dari pucuk kepalanya, kening, kedua bola mata sang gadis yang masih terpejam rapat, kedua belah pipinya, ujung hidungnya hingga kembali berakhir pada bibir Seolhee yang sedikit terbuka, mengeluarkan deru nafas teraturnya.
Jungkook terkikik geli melihat sang gadis yang justru masih saja terlelap, tidak mau menampakkan tanda-tanda akan bangun. Otak pria itu segera di putarnya mencari cara membangunkan sang gadis, hingga terpikirkanlah satu cara yang menurut Jungkook cukup manis. Perlahan tapi pasti, bibir seksinya kembali mendarat pada bibir milik Seolhee, menyesapinya pelan sebelum berubah menjadi lumatan-lumatan kecil yang menggoda.
Sedikit banyak tidur nyenyak Seolhee mulai merasa tidak nyenyak, terusik oleh pergerakkan di bibirnya yang semakin lama semakin meliar. Kedua mata Seolhee terasa dipaksa untuk terbuka, mencari tahu siapa pelaku yang begitu menyebalkannya telah merenggut mimipi indahnya. Bulu mata gadis itu perlahan berkedip beberapa kali, menyesuaikan cahaya ruangan yang masuk ke matanya. Saat pandangannya telah jelas sempurna, Seolhee dapat melihat dengan jelas wajah sang tuan yang berada tepat di depan wajahnya dengan kedua mata yang tertutup rapat.
"T..u..a..n.." suara Seolhee begitu lirih, tidak bisa terlalu banyak berbicara karena bibirnya masih saja di kuasai oleh sang tuan dengan rakusnya.
Jungkook membuka matanya, menatap gadisnya yang akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya. "Good morning...," bisiknya sebelum kembali menghadiahkan kecupan singkat pada bibir Seolhee.
Bohong jika Seolhee bilang ia tidak malu. Kedua belah pipinya bahkan terasa terbakar karena mendapat serangan manis dari sang tuan pagi-pagi buta, saat dirinya baru saja membuka matanya—tidak pernah terbayangkan sama sekali olehnya.
"Jadi seperti inikah cara untuk membangunkan putri tidur ini, hm? Kalau begini, pangeran Jeon Jungkook siap untuk membangunkan tuan putri setiap pagi," goda Jungkook dengan suara rendahnya, membuat Seolhee semakin terbakar malu.
Tanpa menghiraukan rayuan sang tuan, Seolhee berusaha bangkit berdiri dari pangkuan Jungkook, sayangnya pria itu menahan erat kedua sisi pinggangnya untuk tidak bergerak.
"Tuan... tolong lepas. Saya mau pindah," pinta Seolhee pada Jungkook.
Tapi lagi-lagi Jungkook justru semakin mengeratkan pelukkannya. Kedua tangannya kini dengan sempurna melingkari perut rampig Seolhee, membuat gadisnya merasa geli.
"Tuan..."
"Good mor— Oh, my god! I'm sorry."
Sapaan selamat pagi sang pramugari harus kembali disimpannya begitu melihat posisi kedua penumpang di hadapannya yang terlihat amat mesra dan intim. Baik Jungkook maupun Seolhee sama-sama terkejut, tapi tidak berlangsung lama untuk Jungkook. Pria itu justru memberikan senyum kecilnya pada sang pramugari seolah berkata tidak apa-apa. Berbeda dengan Seolhee yang justru langsung menyembunyikan wajahnya pada area leher sang tuan, ia teramat malu.
"Uhm, is she okay?" tanya sang pramugari, mengarah pada Seolhee yang masih tidak mau menampakkan wajahnya.
Jungkook tersenyum melirik ke arah sang gadis, mengusapi lembut punggungnya sebelum menjawab, "Yeah, she is okay. Don't worry, my wife is just too shy." Sang pramugari itu mengangguk mengerti, izin meninggalkan Jungkook dan Seolhee setelah sempat bertanya perihal keduanya ingin sarapan atau tidak.
Dengan perlahan Seolhee mengangkat wajahnya dari lekuk leher Jungkook, memastikan jika sang pramugari telah pergi menghilang dari pandangannya. Diam-diam Jungkook terus memperhatikan gadis yang masih berada di atas pangkuannya, Seolhee terlihat sangat lucu dengan ekspresi malunya itu.
Jungkook sendiri tidak habis pikir dengan dirinya sendiri yang sejak tadi malam mengatakan jika Seolhee adalah istrinya. Niat awalnya hanya ingin membuat sang wanita paruh baya semalam tidak menatap Seolhee dengan tatapan curiga tapi justru berujung keterusan hingga sekarang. Entahlah, menyebut Seolhee dengan sebutan; my wife justru membuat perut Jungkook tergelitik geli. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan.
***
Seolhee memandang penuh takjub negara indah yang baru saja dipijakinya beberapa menit yang lalu, suasananya terasa berbeda dengan negara asalnya. Gadis itu sendiri pernah melihat beberapa kali keindahan Spanyol tapi hanya lewat televisi dan sekarang dirinya dapat melihatnya secara langsung, menakjubkan!
"Tutup mulutmu, Seolhee. Serangga akan masuk jika kau seperti itu," ujar Jungkook membuat sang gadis tersadar dan dengan malu segera menutup mulutnya yang sedikit terbuka.
Jungkook tertawa pelan melihat kelakuan Seolhee, jemarinya mengusapi lembut punggung tangan gadisnya yang masih ia genggam erat, menuju salah satu mobil yang telah dipesannya. "Setelah kau beristirahat nanti, aku akan mengajakmu berkeliling. Di sini banyak tempat indah yang perlu kau kunjungi," ujarnya setelah keduanya duduk di kursi penumpang dan mulai berjalan menuju tempat yang Jungkook sebutkan pada sang sopir.
Suara jeritan senang hampir saja keluar dari bibir Seolhee jika saja ia tidak ingat malu. Gadis itu sangat menyukai tempat dengan pemandangan indah yang menyegarkan mata, tapi rasa senangnya luntur setelah ia mengingat jika sang tuan semalam mengatakan jika ia kemari karena urusan pekerjaan. Seolhee tentu tidak ingin membebani tuannya untuk memenuhi rasa dahaganya akan pemandangan indah.
"Eng... tidak usah tuan. Tuan kemari untuk bekerja, saya tidak akan merepotkan tuan. Saya hanya akan berada di dalam kamar saja," lirihnya. Seolhee tidak ingin dicap perempuan yang menyusahkan lagi oleh sang tuan. Suatu saat nanti jika Seolhee punya uang banyak, ia akan kembali lagi ke Spanyol dan berjalan-jalan seorang diri agar tidak menyusahkan siapa pun, meskipun tidak tahu kapan hal itu akan terwujud.
Jungkook sendiri sebenarnya cukup merasa bersalah mendengar jawaban Seolhee. Pria itu yakin sang gadis bersikap seperti itu karena makiannya tempo hari, pasti sangatlah melukai perasaannya. "Baiklah kalau kau memutuskan begitu. Kita berdua tidak usah pergi kemana pun. Cukup berada di dalam kamar, bergulung dengan selimut hangat dan kembali belajar bahasa Inggris. Bukankah waktu itu sudah kubilang kita akan menggunaan media film untuk mengajarimu, hm?"
"Tapi tuan—"
"Sekali kau membantah lagi ucapanku, aku akan langsung mempraktikkan apa yang akan kita tonton nanti, Seolhee. Kau tahu, aku suka film bergenre erotis yang panas."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018