PART 17

39K 3.8K 112
                                    


Tidak ada yang bisa dilakukan Seolhee selain menuruti perkataan sang tuan. Gadis itu duduk dengan manis di kursi penumpang pesawat yang telah disiapkan oleh Jungkook. Meskipun sejujurnya Seolhee cukup dibuat bingung oleh sang tuan yang telah menyiapkan segala persiapan kepergiannya dengan begitu apik, rasanya ingin bertanya; apakah semua ini sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari? Tapi tidak, Seolhee tidak bisa bertanya pada sang tuan sekarang.

Raut wajah Jungkook saat ini benar-benar mengerikan menurut Seolhee, rahang mengeras, tatapan tajamnya, sang tuan jelas sedang menahan amarah. Gadis itu tidak ingin menjadi sasaran kemarahannya lagi setelah aksi tarik-menarik sepanjang jalan tadi yang menyebabkan pergelangan tangannya terasa panas. Jadi Seolhee kembali memilih untuk menjadi maid yang patuh pada tuannya, membiarkan sang tuan menggenggam erat sela-sela jemarinya, seolah menahannya untuk tidak pergi kemana pun.

Suasana di dalam pesawat terasa hening dan begitu mencekam karena tidak adanya percakapan antara Seolhee dengan Jungkook. Sang tuan tidaklah tertidur, masih terjaga dengan raut letih dan tajamnya, terlihat masih mencoba meredakan amarahnya. Tapi hal itu justru membuat Seolhee semakin gugup dan takut. Gadis itu berulang kali menggerakkan kakinya asal karena merasa ingin buang air kecil—kebiasaan lamanya saat merasa teramat gugup.

"Kau kenapa Seolhee?" tanya Jungkook pada akhirnya, setelah sekian lama membisu.

Sedari tadi Jungkook sebenarnya menyadari jika gadis di sebelahnya terlihat bergerak-gerak tidak nyaman, tapi ia juga tidak mau bertanya, masih kesal pada sang gadis.

"Itu... saya... ingin ke toilet, tuan," jawab Seolhee pelan.

Jungkook sedikit tersentak kaget mengetahui jika sang gadis sedari tadi menahan diri untuk tidak ke toilet karena dirinya. Dengan segera pria itu berdiri, tangannya masih menggenggam jemari Seolhee dengan erat, tidak membiarkannya lepas sedikitpun.

"Ayo cepat berdiri. Aku akan mengantarmu ke toilet," ujarnya dengan tenang. Berbeda dengan Seolhee yang langsung membolakan kedua matanya mendengar sang tuan ingin mengantarnya. "Ini sudah malam. Berbahaya untukmu, banyak orang asing di sini. Kau juga terlalu bodoh untuk mengerti bahasa mereka," sambung Jungkook.

Seolhee sedikit mengerucutkan bibirnya ke depan mendengar dirinya kembali dikatai bodoh oleh sang tuan. Memang sebodoh apa dirinya di mata Jungkook sampai ingin buang air kecil saja perlu diantar.

"Cepat Seolhee, atau tidak jadi ke toiletnya?"

"Eh... jadi tuan. T-tapi bisakah saya pergi sendiri saja, tuan? Saya—"

"Tidak! Jika tidak mau ku antar yasudah, tidak usah pergi kemana pun. Kau tahan sampai mendarat nanti," tandas Jungkook memotong ucapan Seolhee.

"B-baik tuan. Tolong antar saya," lirih Seolhee pada akhirnya. Tidak punya pilihan lain, dirinya tidak mungkin menunggu lebih lama lagi.

Sementara itu Jungkook diam-diam tersenyum kecil melihat sang maid yang begitu pasrah padanya. Segera menarik jemari Seolhee menuju toilet.

Begitu telah sampai di depan pintu toilet, keduanya harus menunggu sebentar karena nampaknya ada penumpang lain di dalam sana. Tidak terlalu lama hingga akhirnya pintu terbuka dengan seorang wanita asing paruh baya yang keluar. Kedua alis wanita itu sontak terangkat, menatap penuh curiga pada Jungkook dan Seolhee yang sedang berdiri di hadapannya.

Seolhee sedikit merasa gugup dan malu, taku-takut wanita paruh baya itu berpikiran yang tidak-tidak terhadap dirinya dengan sang tuan. Tapi Jungkook yang melihat tatapan mencurigakan yang tertuju padanya justru hanya menanggapinya dengan senyuman kecil sebelum berujar lembut, "She is my wife."

Entah apa yang diucapkan sang tuan pada wanita paruh baya itu, tapi Seolhee dengan jelas melihat sang wanita itu pergi begitu saja setelah memberikan senyum kecil. Seolhee tidak begitu mengerti arti dari ucapan sang tuan, mungkin setelah ini ia akan mempelajari bahasa Inggris dengan lebih keras.

"Cepat masuk. Aku tunggu di sini," ujar Jungkook menyentak kesadaran Seolhee untuk kembali.

"Baik tuan."

***


Dari balik jendela pesawat Seolhee dapat melihat dengan jelas langit yang sudah sangat menggelap, menandakan jika waktu sudah teramat larut bagi Seolhee untuk tetap terjaga. Sejujurnya Seolhee sudah sangat mengantuk, tapi matanya tidak mau terpejam. Gadis itu tidak terbiasa tidur di dalam pesawat seperti ini. Jika di kereta atau bus, Seolhee mungkin bisa tertidur karena ia sudah terbiasa menggunakan alat transportasi itu, tapi ini berbeda. Seolhee tidak pernah menaiki pesawat sebelumnya, apalagi dengan fasilitas mewah seperti ini, rasanya matanya ingin selalu terjaga.

"Tidur Seolhee," ujar Jungkook lembut. Sedari tadi pria itu melihat Seolhee yang masih saja memperhatikan ke luar jendela tanpa berniat untuk menutup matanya. Jungkook sudah lelah, ingin tidur barang sejenak tapi tidak bisa sebelum melihat sang gadis tertidur dengan nyenyak.

"M-maaf tuan. Saya tidak bisa tidur."

"Kenapa? Tidak terbiasa?" tanyanya yang mendapat anggukkan pelan dari Seolhee.

Jungkook menghela nafasnya pelan. "Kemarilah...," ucapnya seraya menepuk paha kuatnya, memberikan instruksi Seolhee untuk kembali menduduki pahanya seperti biasanya.

Seolhee terkesiap. Gadis itu tahu maksud sang tuan, tapi gila! Ini di dalam pesawat, semewah apapun fasilitasnya tetap saja transportasi umum. Banyak penumpang lain yang berlalu-lalang dan akan melihat keduanya.

"Tuan ini—"

"Bisakah kau berhenti membantah untuk hari ini, Seolhee? Aku sangat lelah dan ingin segera tidur."

"Kalau begitu tuan bisa ti—"

"Tidak sebelum kau tidur, Seolhee. Jadi cepat kemari. Aku hanya ingin membantumu agar cepat tidur, tidak lebih. Hanya tidur," ujarnya dengan penuh penekanan. Seolhee menggigit pelan bibir bawahnya terlihat ragu. Tapi melihat raut wajah sang tuan yang sangat kelelahan membuatnya merasa tidak tega untuk kembali membantah.

Dengan perlahan Seolhee bangkit dari tempat duduknya, memindahkan dirinya untuk duduk miring di atas pangkuan sang tuan. Sedikit tidak nyaman dan memalukan tapi mungkin dengan begini ia bisa segera tertidur.

Tangan Jungkook terulur menarik kepala Seolhee untuk bersandar di dada bidangnya, memperdengarkan bunyi detak jantungnya yang teratur. Seolhee sedikit terkejut tapi juga tidak melawan, mendengarkan detak jantung sang tuan entah kenapa terasa seperti lagu pengantar tidur yang menenangkan untuknya, di tambah dengan usapan halus tangan sang tuan di rambutnya membuatnya semaki merasa nyaman dan mengantuk. Hingga perlahan kesadarannya hilang menuju alam mimpi.

"Good night, my love."

[]

MY INNOCENT MAID ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang