PART 29

36.7K 3.3K 301
                                    


Jemari besar Jungkook langsung kembali menarik pergelangan tangan Seolhee tanpa izin, menyeretnya untuk segera memasuki bangunan tua yang akan menjadi saksi bisu pernikahan keduanya. Tidak ada gedung dengan dekorasi cantik, gaun mewah, tamu undangan, bahkan seorang pastur sekalipun. Jungkook tidak lagi membutuhkan semua itu, cukup sang mempelai wanita yang kini sudah mulai menangis.

"Berhenti menangis, sialan!" Jungkook menatap nyalang kedua bola mata sayu milik Seolhee, memperlihatkan betapa marah dan kecewa dirinya pada sang gadis. "Kau ingat tiga permintaan yang dulu kau janjikan? Sekarang, di hadapan Tuhan aku akan menagih permintaan keduaku. Park Seolhee, menikahlah denganku. Terimalah janji suci yang akan aku ucapkan ini."

Seolhee mematung, air matanya telah berhenti tapi masih tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia ingat tiga permintaan yang pernah dijanjikannya, tapi tidak pernah menyangka jika salah satu dari permintaan itu akan mengikat dirinya dengan sang tuan dalam sebuah hubungan yang serius.

"Ini perintah, Seolhee." Tegas, Jungkook menekankan ucapannya.

Mata Seolhee mengerjap beberapa kali, terlalu sulit menerima perintah tuannya dalam keadaan seperti ini. Tapi bisakah ia memilih pilihan lain?

Ini takdirku, menerima perintah tuan adalah kewajibanku. Sekali pun ia menyuruhku untuk mati di hadapannya, aku harus melakukannya.

"Y-ya. Saya akan menikah dengan tuan."

Detik itu juga Jungkook langsung mengucapkan janji suci sehidup sematinya. Mengikat Seolhee semakin erat. Begitu pun sebaliknya, Seolhee menerimanya. Menerima takdir untuk semakin terikat kencang di sisi Jungkook—suaminya. Menerima saat jari manisnya diisikan sebuah cincin indah yang telah Jungkook persiapkan jauh-jauh hari. Setidaknya Seolhee patut bersyukur karena mendapatkan salah satu mimpi kecil setiap pengantin.

"You're mine, Seolhee." Bibir Jungkook langsung menyambar milik Seolhee. Mematenkan jika mulai detik itu juga Seolhee miliknya seorang, Jungkook tidak akan lagi memberikan kesempatan kepada Seolhee untuk pergi meninggalkannya.

***


"Cepat mandi. Bersihkan tubuh kotormu dari bekas pria sialan itu." Lagi, Jungkook kembali menyayat hati kecil milik Seolhee. "Sial, seharusnya waktu itu aku langsung memasukimu dengan kasar saja. Membuatmu menjeritkan namaku hingga tenggorokanmu sakit. Setidaknya aku menjadi yang pertama. Ya, seharusnya begitu, tapi sialnya aku justru mendapat barang bekas." Jungkook mengucapkan kata-kata pedasnya begitu lancar, mengabaikan perasaan dan tatapan terluka Seolhee.

Begitu pernikahan singkatnya selesai, Jungkook langsung membawa Seolhee kembali ke rumahnya. Rumah yang begitu tidak ingin Seolhee datangi kembali. Rumah penuh luka yang hanya terisi dengan bayang-bayang wanita lain suaminya.

"Tunggu apa lagi? Cepat mandi, bodoh! Tanggalkan semua pakaianmu. Aku tidak ingin melihat pakaian pemberian pria sialan itu. Kau dengar aku, Seolhee?!"

"B-baik, tuan." Seolhee patuh, segera memasukkan dirinya ke dalam kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang terlihat begitu hina di hadapan suaminya sendiri. Menggosok kencang setiap jengkal dan sela kulitnya hingga memerah.

Jika Jungkook mengatakan dirinya kotor, maka Seolhee akan berusaha untuk membuatnya bersih kembali. Tidak peduli seberapa perih dan rasa sakit yang ia rasakan selama Jungkook dapat menerima kehadirannya kembali, ia akan melakukannya.

Hampir satu jam lamanya Seolhee membersihkan dirinya. Kulitnya sudah mulai terlihat merah dan mengeriput kedinginan, tapi belum ada tanda-tanda ia akan menghentikan gosokkan tangannya.

"Sedikit lagi. Aku akan membersihkannya untuk oppa."

Tepat setelah satu setengah jam lamanya mengurung diri di dalam kamar mandi, Seolhee akhirnya memutuskan untuk keluar dilapisi sehelai handuk yang meililit tubuh polosnya. Tubuhnya benar-benar sudah terasa kedinginan dan lemas. Sudah tidak memiliki tenaga untuk kembali menggosok kulit tipisnya.

"Sudah selesai?"

Suara berat Jungkook menyapa rungunya. Seolhee menatap sang suami yang terlihat tidak begitu mempedulikan dirinya yang terlalu lama berada di dalam kamar mandi.

"Sudah," jawabanya dengan bibir pucatnya. Berusaha tetap menyunggingkan senyum tipisnya.

"Bagus. Pastikan sudah tidak ada lagi bekas pria manapun di tubuhmu." Setelah kata-kata pedas itu meluncur, Jungkook langsung membopong tubuh lemah istrinya. Melemparkannya ke tengah ranjang besar yang akan segera menjadi saksi bisu percintaan panasnya. "Kita lihat, seberapa baik kau dapat memuaskan suamimu melebihi pria lain, Seolhee."

Bersamaan dengan itu, Jungkook langsung melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya. Membiarkan Seolhee untuk melihat tubuh polosnya dengan sedikit rona merah di kedua belah pipinya.

"Kenapa, kau malu? Apa tubuhku tidak sebagus milik pria-priamu yang lain, hm?" tanya Jungkook yang berada di atas tubuh istrinya. "Kau tahu Seolhee, tatapan polosmu itulah yang membuatku tidak bisa lepas darimu. Tapi sialnya itu cuma topeng busukmu untuk menjerat banyak pria. Kau tidak lebih dari seorang jalang yang menjajakan tubuhnya di pinggir jalan."

"Akh!" Bersamaan dengan ucapan terakhir suaminya, Seolhee dapat merasakan kulit lehernya terbakar. Jungkook menempatkan bibirnya di sana, menggigit kencang hingga meninggalkan banyak tanda kemerahan dan rasa perih.

"Bagus. Teruslah menjerit seperti seorang jalang. Puaskan aku malam ini, Seolhee."

Seolhee pasrah, membiarkan suaminya untuk mengambil apa yang selama ini selalu ia jaga. Satu-satunya harta yang begitu ia banggakan dalam hidupnya, meskipun harus direnggut dengan cara kasar. Setidaknya ia telah berhasil hanya memberikannya pada suaminya seorang.

"Tu—ah..." Seolhee mengerang setiap bibir dan lidah panas Jungkook memberikan tanda kepemilikan di setiap inci kulitnya. Tidak ada kelembutan di sana, tapi ia berusaha menerimanya. Jungkook suaminya, berhak melakukan apapun sesuka hatinya, termasuk menyakitinya semakin jauh.

"Buka bibirmu."

Seolhee menatap mata hitam Jungkook yang telah menggelap, menatapnya dengan penuh nafsu jahat. Seolhee menurut, membuka belah bibirnya hingga Jungkook dapat menelusupkan lidahnya ke dalam. Mengabsen setiap deretan gigi rapihnya. Meililitkan lidahnya dengan milik Seolhee hingga saliva keduanya tertukar. Tangan berototnya menekan tengkuk istrinya agar semakin memperdalam ciuman keduanya.

"Heng..." Jungkook mengerang karena ciuman panas yang dilakukannya. Salah satu ciuman terbaik yang pernah dirasakannya dengan Seolhee. Pria itu meliar, jemarinya mulai turun meraba-raba tubuh polos istrinya yang hanya terbalut handuk agar semakin memberikan rangsangan hebat untuk keduanya.

"Ah..." Suara desahan Seolhee kembali lolos begitu dadanya diremas dari luar handuknya oleh Jungkook. Diremas secara teratur dengan mulut yang masih beradu lidah. Menambahkan gelombang panas pada pusat tubuhnya.

"Ah... kau nikmat. Pantas saja banyak pria yang memujamu. Tapi setelah ini ku pastikan tidak akan ada lagi pria yang dapat menyentuhmu, Seolhee. Kau milikku, hanya milikku."

[]

MY INNOCENT MAID ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang