PART 13

42K 3.8K 100
                                    


Seolhee hampir saja terjungkal kaget kalau saja sang tuan tidak menahan tubuhnya. Pun Jungkook sama terkejutnya, tapi berubah menatap nyalang presensi pria tampan yang seenak jidatnya membuka kencang pintu ruang kerjanya. Giginya bergemeletuk menahan marah karena kegiatan panasnya yang hampir mendekati inti kembali gagal.

"Mati kau, Kim Mingyu!" desisnya tajam ke arah pria yang masih berdiri di depan pintu dengan raut pucat pasinya, bersiap menerima kemarahan sang atasan.

"Wow, Jung maaf. Aku benar-benar tidak tahu jika kau sedang menyantap makan siangmu. Kau bisa melanjutkannya jika kau mau— aku akan menutup rapat bibir dan pintunya," ujar Mingyu berusaha menenangkan sang atasan yang terlihat siap untuk menerkamnya dengan segala kemarahannya. Bahaya, pikirnya.

Seharusnya Jungkook senang dengan tawaran Mingyu, lalu kembali melanjutkan makan siang panasnya bersama Seolhee, tapi nyatanya semua berakhir begitu saja. Gadisnya buru-buru bangkit dari atas pangkuannya, merapihkan sedikit penampilannya termasuk kembali memasang syal yang Jungkook lempar, sebelum berujar lirih, "T-tuan, saya sudah selesai makan siangnya. Saya izin ke kamar mandi. Permisi."

Oh, bagus sekali Seolhee. Kau meninggalkan tuanmu dalam keadaan ereksi hebat.

Sedangkan sang pengacau hanya menatap kepergian Seolhee yang melewatinya begitu saja. Cantik. Mungkin nanti Mingyu akan bertanya nomor teleponnya pada Jungkook, kali-kali sang atasan merasa bosan dengan gadisnya maka Mingyu siap untuk menampungnya.

Melihat gadisnya ditatap lapar oleh Mingyu, Jungkook segera bangkit dari kursinya dengan menahan sedikit rasa sakit di pangkalan pahanya karena gagal mendapat pelepasan. Batinnya terus melafalkan kata-kata makian untuk bawahan sekaligus sahabat kurang ajarnya itu. Hingga dengan sigapnya, Jungkook segera mengunci kepala Mingyu dengan otot bisepsnya.

"AW!! Yak yak, kau mau membunuhku. Uhuk... lepaskan sialan!" Mingyu terus memberontak minta dilepaskan, kepalanya terasa mau patah ditahan oleh otot kuat Jungkook. Pria itu benar-benar menumbuhkan otot lengannya dengan baik.

"Kaulah yang sialan, bedebah tengik, berengsek! Cih, aku memang benar-benar ingin membunuhmu sekarang juga, bodoh!" maki Jungkook sebelum akhirnya membebaskan kepala Mingyu, membiarkan pria pengacau itu untuk menarik nafasnya.

Jungkook berdiri, menatap tajam ke arah Mingyu yang masih berusaha untuk mengais udara dengan tangan yang saling berlipat di depan dada. "Sudah berapa kali ku bilang, ketuk pintu sebelum masuk, sialan!" desisnya tajam.

"Yak, biasa juga aku selalu masuk dengan cara seperti itu," sanggah Mingyu. "Lagipula, kau seharusnya mengunci pintu degan baik sebelum mulai bermain, bung. Tapi ngomong-ngomong siapa gadis cantik tadi? pacarmu— atau wanita sewaanmu? Boleh aku minta nomor ponselnya? Aku siap menampung gadis cantik itu jika kau merasa bosan."

"Bedebah sialan, kau benar-benar mau mati, hah! Gadis itu milikku bodoh, milik Jeon Jungkook. Sejengkal saja kau menyentuhnya, akan ku patahkan jemarimu itu!"

Tapi bukannya merasa takut, Mingyu justru terkekeh pelan mendengar ancaman sang atasan. "Well, setidaknya aku mungkin sudah menyentuh seluruh tubuhnya sebelum kau berhasil mematahkan jemariku," candanya.

"Kalau begitu selamat Kim Mingyu-ssi, kau resmi dipecat hari ini tanpa pesangon sepeser pun."

"Yak! Aku hanya bercanda, sialan!"

Jungkook hanya berlalu kembali masuk ke dalam, membiarkan sahabatnya itu mengekori lalu duduk dengan santainya di sofa panjangnya.

"Jadi, siapa perempuan itu? Aku baru melihat kau berani membawa wanita ke kantormu?" tanya Mingyu memecah keheningan.

Helaan nafas meluncur dari bibir Jungkook, pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi yang hampir menjadi saksi percintaan panasnya sebelum dirusak begitu saja oleh bawahan tidak tahu dirinya.

"Seolhee. Gadis cantik milikku itu namanya Park Seolhee. Dia bukan wanita sewaan atau pacarku— tapi mungkin akan."

Mingyu mengangguk mengerti mendengar penjelasan sahabat baiknya itu. Sejujurnya Mingyu cukup terkejut melihat Jungkook kembali dekat dengan seorang wanita. Terakhir kali yang diingatnya Jungkook datang dalam keadaan kacau, mabuk karena ditinggalkan menikah gadis yang dicintainya. "Jadi— kau sudah melupakannya?"

"Apa?"

"Hana, gadis itu. Kau sudah melupakannya?" ulang Mingyu.

Helaan nafas kembali meluncur dari bibir Jungkook, pria itu nampak kembali mengingat-ngingat kenangan buruknya di masa lalu. Hana, wanita cantik itu yang berhasil membuat Jungkook merasakan cinta pertamanya, walaupun berujung bertepuk sebelah tangan. "Aku tidak tahu,"

"Beberapa waktu lalu aku bertemu dengannya lagi. Hana— kau tahu, perasaanku masih berdesis aneh saat menatapnya. Dia semakin cantik dan baik hati. Ku pikir akan sulit untuk melupakannya."

"Dia sudah milik hyung-mu bodoh!"

Jungkook terkekeh pelan, entah kenapa menceritakan seluruh keluh-kesah permasalahan hidupnya pada Mingyu benar-benar membuat perasaannya menjadi lega. Pria itu walaupun menyebalkan, tetap menjadi satu-satunya sahabat baik Jungkook. "Ya, aku tahu. Tapi Gyu, dulu aku pernah berpikir untuk menculik Hana lalu menikahinya paksa. Sayangnya aku terlalu mencintainya hingga tidak tega saat melihat air matanya."

"Dasar sinting! Kau benar-benar akan dibunuh Jimin hyung jika sampai melakukannya," tandas Mingyu. Keduanya tertawa, mentertawakan betapa bodohnya Jungkook dulu, tanpa mengetahui jika di luar ruangan ada seorang gadis yang masih setia berdiri mendengarkan hampir seluruh percakapan keduanya.

Bibir Seolhee sedikit bergetar karena mendengarkan percakapan sang tuan. Tidak keseluruhan, tapi cukup untuk membuat gadis itu mengerti jika Jungkook sangat mencintai Hana dan mungkin masih seperti itu.

Astaga Seolhee, memangnya apa yang kau harapkan? Tuan Jungkook tentunya pasti akan memilih gadis yang cantik dan pintar seperti dirinya. Kau pasti sudah gila karena menganggap kebaikan tuan Jungkook selama ini atas dasar cinta padamu. Bodoh, kau benar-benar bodoh Seolhee!

Perasaan gadis itu kacau, juga lega secara bersamaan. Kacau karena ia hampir saja menyerahkan hatinya pada sang tuan sebab perlakuan manis yang selalu diterimanya. Lega karena setidaknya Seolhee belum terlambat. Belum terlambat untuk menyadari semua mimpi di siang bolongnya ini.

Kau harus ingat statusmu Seolhee. Kau hanyalah seorang maid yang dibayar Ny. Jeon untuk mengurus putranya. Setelah semua kembali seperti semula maka kau juga akan kembali ke Busan— kampung halamanmu. Jangan berharap lebih, bodoh! rutuknya sepanjang perjalanan meninggalkan ruang kerja Jungkook.

Seolhee memilih untuk berkeliling sebentar, mencari tempat sepi yang sekiranya cocok untuk menumpahkan seluruh air matanya hingga tak tersisa. Bohong jika ia bilang hatinya tidak terasa sakit. Rasanya sakit, lebih menyakitkan daripada saat ia terjatuh dari sepeda saat kecil dulu. Otak kecilnya kembali memutar ingatan pertemuannya dengan wanita yang bernama Hana itu. Pantas saja sang tuan begitu memohon kepadanya untuk membantunya. Ternyata semuanya untuk wanita itu— Hana, perempuan yang dicintai sang tuan.

[]

MY INNOCENT MAID ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang