"Tae... apa tidak apa-apa?"
Selama perjalanan Seolhee berulang kali bertanya hal yang sama kepada Taehyung. Membuat pria yang sedang mengemudi di sampingnya terkekeh geli.
"Tidak apa-apa, Seolhee. Acara itu benar-benar tidak terlalu penting, hanya pertemuan para relasi bisnis biasa."
"T-tapi tetap saja. Aku mungkin akan mempermalukanmu jika ikut hadir, Taehyung. Penampilanku tidaklah cocok untuk menghadiri sebuah acara besar seperti itu, aku juga terlalu bodoh untuk mengerti pembicaraan di sana. Kau pasti akan sangat malu jika mengajakku, Tae."
Rahang Taehyung mengeras, pria itu merasa tidak suka jika sang gadis mulai merendahkan dirinya sendiri. "Kau teramat sempurna dan pantas untuk menghadiri acara pertemuan seperti itu, Seolhee. Kau cantik dan baik hati, tidak peduli sebodoh apa dirimu aku akan selalu ada di sampingmu untuk menjagamu. Akan aku permalukan balik orang-orang yang berani mempermalukanmu," ucapnya dengan tegas.
Seolhee terkesima mendengar penuturan Taehyung. Jika saja Jungkook lah yang mengatakan kata-kata indah seperti itu Seolhee mungkin sudah menangis sesenggukkan karena merasa terharu, tapi kini yang bisa ia lakukan hanyalah tersenyum tipis. Prianya tidaklah benar-benar mencintainya, masih ada nama perempuan lain di hatinya.
"Terima kasih, Taehyung."
Taehyung menoleh sebentar, melihat raut wajah sang gadis yang terlihat sedikit terluka. Apa aku telah mengatakan kata-kata yang salah?
"Cah, ayo keluar," ujar Taehyung begitu keduanya telah sampai pada pekarangan depan tempat acara di langsungkan. Tangan kanannya langsung ia ulurkan, menunggu Seolhee untuk menggengamnya.
Kening Seolhee berkerut begitu di sodorkan tangan Taehyung. Tapi pria itu justru tersenyum lembut.
"Tempatnya sangat luas dan besar, kau akan mudah tersesat jika tidak bersamaku. Aku akan menjagamu, Seo."
Seolhee sempat tertegun mendengar penuturan pria di hadapannya ini, Taehyung memang pria baik. Jika Jungkook selalu saja mengatakan dirinya gadis bodoh agar mau berjalan bersamanya, maka Taehyung justru menggunakan cara yang lebih manis.
Perlahan tapi pasti, Seolhee menerima uluran tangan Taehyung. Menggengam erat tangannya sebelum ikut berjalan masuk ke dalam. Begitu masuki tempat acara, Seolhee dibuat takjub dengan dekorasi cantik yang menghiasi aula besar itu. Berbeda dengan Taehyung yang justru lebih memilih untuk mengagumi wajah sang gadis dari samping. Seolhee benar-benar terlihat cantik menurutnya, bahkan walau hanya mengenakan pakaian biasa seperti itu.
Beberapa puluh menit Taehyung habiskan untuk menyalami beberapa relasi bisnisnya, tentunya dengan Seolhee yang tetap setia berada di sampingnya. Tidak jarang para relasinya menanyakan perihal gadis cantik di sampingnya, menerka-nerka jika Seolhee adalah kekasih bahkan istrinya. Tapi pria itu tidaklah menyangkalnya, Taehyung justru merasa senang mendengarnya. Tidak ada yang tahu bukan, bisa saja Seolhee benar-benar akan menjadi pendamping hidupnya kelak.
"S-seolhee..."
Panggilan lembut dari arah belakang membuat sang pemilik nama beserta Taehyung ikut menoleh ke sumber suara. Kedua bola mata Seolhee sontak melebar sempurna begitu melihat sosok pria yang ada di hadapannya.
"Kau Seolhee, bukan? Jung, itu Seolhee. Gadismu telah ketem—"
"Berengsek!" umpat Jungkook memotong ucapan Mingyu.
Awalnya Jungkook tidak begitu berminat saat sahabatnya mengajaknya untuk berkeliling sekedar berkenalan dengan wanita seksi, hingga suara Mingyu yang memanggil lirih nama gadisnya berhasil membuatnya memfokuskan atensinya pada gadis manis di hadapannya yang sialnya sedang bergelayut mesra pada salah satu relasinya.
Dengan kepala yang terbakar emosi, Jungkook bergegas menghampiri gadisnya. Menyentak kasar lengannya agar terputus dari pria di sampingnya dan segera menggantikannya dengan jemari besarnya. Pria itu menggengam erat hampir mencengkram pergelangan tangan Seolhee.
Taehyung tentu sama terkejutnya, apalagi setelah melihat jemari gadis manisnya yang dipindahkan dengan kasar oleh salah satu relasi bisnis yang ada di hadapannya, membuat Seolhee sedikit meringis karena merasa sakit. Pria itu hampir saja melayangkan protes tapi terhenti begitu Jungkook membuka suaranya terlebih dahulu.
"Gyu, tolong urus bedebah satu ini. Aku akan mengurus gadis nakalku ini," ujarnya tegas lalu berlalu begitu saja meninggalkan sosok Taehyung yang sedang di tahan Mingyu sementara ia menyeret Seolhee untuk mengikuti langkah besar kakinya.
"Seol—"
Dengan cepat Mingyu menghadang Taehyung. Menghalangi pria itu agar tidak menyusul sang atasan.
"Wow man, maaf. Tapi kau tidak boleh menyusul mereka."
Taehyung menggeram marah. "Kenapa?! Gadisku sedang dibawa paksa oleh pria itu, aku harus segera menyelamatkannya."
"Apa, gadismu? Maaf bung, gadis itu milik Jeon Jungkook. Lebih baik kau lupakan dia sebelum pria gila itu mematahkan tulang-tulangmu."
***
"T-tuan... sakit..."
Seolhee terus merintih kesakitan karena Jungkook terus mencengkram kuat pergelangan tangannya, membawanya pergi entah kemana.
Jungkook memberhentikan langkah kakinya, menatap tajam gadis yang ia cari dengan gila selama hampir dua minggu ini. Dengan cepat Jungkook menyentak kasar tangan gadisnya hingga menubruk dada bidangnya. Merengkuh pinggiran pinggang sang gadis erat sebelum menabrakkan bibirnya pada milik Seolhee.
Sebuah ciuman kasar, panas dan penuh kemarahan beserta kerinduan Jungkook berikan pada bibir Seolhee. Menyesapinya dengan berutal tidak peduli jika mereka masih berada di tempat umum. Hal yang Jungkook pikiran hanyalah menyalurkan seluruh perasaannya, dengan kekecewaan yang lebih mendominasinya.
"Tu—eng..."
Seolhee tidak dapat memberontak, tubuhnya direngkuh begitu erat oleh tuannya. Bibirnya sudah mulai merasa perih akibat ciuman kelewat kasar yang diberikan Jungkook. Kedua tangannya berusaha memukul-mukul pelan dada bidang sang tuan begitu nafasnya terasa mulai habis.
Dengan terpaksa Jungkook melepaskannya, masih mengurung tubuh mungil gadisnya dan menatap tajam kedua bola mata sayu milik Seolhee.
"Sialan, selama hampir dua minggu ini aku menjadi orang gila yang mencari keberadaanmu kemana-mana tapi kau justru bersenang-senang dengan pria lain, hah!"
Amarah Jungkook meledak. Hatinya begitu sakit dan panas saat melihat gadisnya asik bergelayut manja pada pria lain.
"T-tuan... Taehyung hanya menolong saya," ujar Seolhee mencoba menjelaskan permasalahannya.
"Ah, ya tentu saja. Menolong gadis bodoh seperti dirimu lalu kau imbali dengan tubuh telanjangmu, begitu? Berapa malam kau habiskan untuk berada di bawah tubuhnya, hah?!"
Seolhee tersentak kaget, sebegitu rendahnya kah dirinya di hadapan pria yang dicintainya?
"Kau tahu, aku bekerja siang dan malam untuk mempersiapkan kejutan besar untukmu. Sebuah pernikahan besar dan indah seperti dalam sebuah dongeng hanya untukmu. Tapi wow, kaulah yang benar-benar memberikanku kejutan, Seolhee."
Seolhee semakin terkejut setelah mendengar penuturan Jungkook.
Pernikahan besar? Untukku?
"Tuan..."
Jungkook mendesis kesal. "Baiklah, kau memang tidak pantas untuk mendapatkan pernikahan yang indah. Wanita miskin sepertimu memang seharusnya tidak perlu diberikan sebuah pesta besar. Cukup sebuah janji suci di hadapan Tuhan tanpa embel-embel sebuah gaun atau gedung mewah."
Air mata Seolhee hampir menetes saat Jungkook mengatainya dengan kata-kata pedasnya. Seolhee seorang wanita, tidak peduli seberapa miskin dan hina dirinya, ia tentu menginginkan sebuah pernikahan indah yang dapat di kenangnya seumur hidupnya.
"Sekarang ayo kita menikah. Cukup sebuah altar tua di depan sana sebagai saksi pernikahan kita," ucap Jungkook seraya menunjuk bangunan tua yang ada di hadapan keduanya. "Aku menyesal telah memberikan seluruh hatiku pada wanita serendah dirimu, Seolhee. Tapi sialnya aku terlalu sulit untuk melepaskanmu."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018