Jungkook melangkah dengan gontai memasuki kantornya. Ini sudah hampir tepat satu bulan semenjak Seolhee bersikap formal padanya—bersikap seolah-olah keduanya adalah orang asing. Hanya ada batasan antara majikan dan seorang maid. Dan tentu Jungkook tidak menyukai itu semua. Pria itu rindu menjahili gadisnya, bersikap manja atau sekedar menggodanya. Tapi sekarang semuanya tidak ada lagi. Semuanya berubah begitu saja.
Seolhee bahkan tidak ingin lagi diajari oleh Jungkook, alasannya gadis itu ingin belajar sendiri dengan buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan umum. Ya, walaupun ucapan gadis itu memang benar. Akhir-akhir ini Jungkook sering melihat Seolhee belajar hingga larut malam di kamarnya. Sepertinya gadis itu benar-benar tidak ingin lagi diajar oleh Jungkook.
"Yak, kau terlihat seperti pria yang tidak mendapatkan jatah selama sebulan dari wanitanya, bung!"
Suara laknat yang sudah Jungkook hafal betul siapa pemiliknya, mengusik ketenangannya. Mingyu, sahabat terbaik Jungkook satu-satunya, menghampirinya yang akan menaiki lift menuju ruangan kerjanya di atas. Merangkul pundaknya erat seolah-olah tidak ada batasan antara atasan dan bawahan.
"Kau kenapa?" tanya Mingyu lagi, setelah keduanya sampai di ruang kerja Jungkook.
Pria dengan postur tubuh tinggi tegap itu akhir-akhir ini mengkhawatirkan Jungkook yang seperti tidak memiliki gairah hidup.
"Menurutmu?" tanya balik Jungkook seraya mendudukkan dirinya di kursi kebanggaannya.
"Tidak mendapat jatah dari Seolhee?" ceplos Mingyu.
Jungkook mendengus kasar. Benci dengan jawaban sahabat menyebalkanya itu yang sialnya memang benar apa adanya. "Lebih dari itu. Seolhee bahkan bersikap seolah-olah kami adalah orang asing," jawab Jungkook tampak lesu.
"Wow man, sepertinya itu masalah yang serius. Kenapa, kalian bertengkar?"
"Aku tidak sengaja membentak dan memakinya saat dirinya menghilang waktu itu."
Mingyu mengangguk paham. "Itu salahmu bodoh! Wanita itu tidak suka dikasari walaupun hanya lewat omongan. Jika kau sampai melakukannya, bersiaplah mengucapkan selamat tinggal pada hormon testosteronmu, dia tidak akan pernah mendapatkan tempat penyalurannya."
"Berengsek!" maki Jungkook. Pria itu tidak habis pikir dengan sahabatnya yang masih sempat-sempatnya berpikiran kotor di saat seperti ini, kendati sejujurnya hal itu memang penting.
Hampir satu bulan ini Jungkook terpaksa menahan gairahnya pada Seolhee, tidak bisa menyentuh sekedar berciuman panas sekali pun. Pria itu hampir saja membawa paksa Seolhee ke ranjangnya kalau saja ia tidak memiliki otak dan akal. Sayangnya Jungkook masih sadar sepenuhnya untuk tidak melakukan rencana gilanya itu— atau mungkin ia perlu menggunakan alkohol sebagai dalih perbuatannya itu? Tapi tidak. Jungkook tidak sejahat itu.
"Apa kau perlu bantuan? Aku bisa membantu jika kau mau."
Bantuan ya? Tawaran Mingyu sejujurnya cukup menarik untuk Jungkook, hanya saja pria itu tidak yakin dengan rencana bodoh apa lagi yang akan sahabat gilanya itu lakukan. Terakhir kali Jungkook meminta saran darinya tentang Hana, sahabatnya itu justru menyuruhnya untuk menyatakan cinta yang berujung penolakan. Jungkook tidak ingin seperti itu lagi.
"Eii, jangan berpikir macam-macam dulu. Aku yakin kali ini akan berhasil. Aku benar-benar ahlinya dalam bidang ini," sahut Mingyu memotong pikiran buruk Jungkook. "Kau tau proyek besar minggu ini?" tanyanya.
Jungkook mengerutkan keningnya. Proyek besar? Tentu saja Jungkook tahu tentang semua proyek. Jungkook pemilik perusahaannya, bodoh! Dengan malas Jungkook menjawab pertanyaan tidak bermutu sahabatnya itu. "Tahu, kenapa? Kau mau pinjam uang jika itu berhasil?"
"Sialan, aku serius bodoh!" geramnya. "Kudengar client kita kali ini dari Spanyol. Bukankah kau memiliki rumah di Spanyol?"
Spanyol? Ya, Jungkook ingat. Pria itu membeli rumah minimalis yang cukup indah di suatu pulau pribadi dengan tujuan awal sebagai tempat pelariannya saat menculik Hana. Tapi karena tidak jadi, Jungkook hampir tidak pernah mengunjunginya lagi. Paling hanya meminta orang kepercayaannya untuk membersihkannya setiap pekan.
"Lalu?" tanyanya.
"Dasar bodoh!" maki Mingyu, kesal dengan tingkah bodoh atasannya. "Kau harus memenangkan proyek besar itu! Rayu para client itu agar setuju berkerjasama dengan perusahaan kita."
Jungkook mendesis kasar. Kesal dengan ucapan Mingyu yang terkesan berbelit-belit untuknya. "Lalu apa hubungannya dengan Seolhee, bodoh! Tidak ada yang berubah jika aku memenangkannya."
Mingyu menggelengkan kepalanya. Sahabatnya benar-benar sudah bodoh karena cinta, pikirnya. "Jika kau menang, otomatis kau harus pergi ke Spanyol untuk mengurus dan melihat langsung proyeknya, bodoh! Ajak Seolhee, tempat yang kau tinggali itu kan terkenal keromantisannya, gunakan kesempatan itu untuk memikatnya. Wanita itu suka sesuatu yang indah dan romantis."
Jungkook termenung mendengar penjelasan Mingyu. Otak sahabatnya itu ternyata benar-benar terisi dengan baik selain hanya memikirkan selangkangan. Pintar memikat hati wanita. "Sial, kenapa aku tidak memikirnya sedari awal!"
Senyum merkah Jungkook terukir di bibirnya. Membayangkan dirinya dan Seolhee berduaan di dalam kamar penuh nuansa romantis dan panas. Jungkook menyukai ide Mingyu.
"Sial, aku benar-benar berterima kasih padamu, bung." ujar Jungkook seraya berdiri dan memberikan pelukan persahabatan pada Mingyu.
"Well, setidaknya jangan lupa oleh-olehnya. Cukup wanita seksi yang siap siaga di ranjang juga tidak apa-apa."
Pun keduanya terkekeh geli membayangkan rencana keduanya. Jungkook pastikan Seolhee pasti akan ikut karena tidak mungkin gadis itu membiarkan Jungkook mengurus semua keperluannya sendiri, apalagi ini masalah pekerjaan. Dan di Spanyol nantilah, Jungkook akan mengeluarkan seluruh pesonanya untuk memikat Seolhee hingga bertekuk lutut padanya.
"Ngomong-ngomong, kau mungkin harus tinggal beberapa minggu di Spanyol jika sampai proyek kerjasama ini berhasil."
Jungkook menaikan sebelah alisnya, seolah menunggu kelanjutan pembicaraan sang lawan.
"Gunakan waktu panjang itu untuk menggempur Seolhee, bodoh! Kalau perlu buat hingga tidak bisa berjalan," ujar Mingyu disertai senyum mesumnya. "Orang-orang menyebutnya, 'bulan madu sebelum menikah' panas dan penuh gairah."
Oh shit! Memikirkanya saja sudah membuat pangkalan paha Jungkook menegang.
Seolhee, kau benar-benar akan ku buat mendesah keras, sayang.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018