PART 35

34.6K 3.3K 164
                                    


Tangan kanan Jungkook tidak pernah lepas menggenggam tangan kiri Seolhee, menyalurkan rasa hangat dan perlindungan pada istrinya, kendati harus dengan cara sembunyi-sembunyi di bawah meja agar tidak terlihat Ibunya. Meski begitu, Ny. Jeon masih lah dapat melihat perlakuan manis yang diberikan putranya pada pelayan kepercayaannya itu. Bibir rentanya menghembuskan nafas pelan, sedikit merasa frustrasi melihat tingkah kedua pasangan muda yang ada di hadapannya.

Ny. Jeon memang pernah muda. Tahu jika hal yang dilihatnya beberapa waktu lalu adalah hal yang biasa dilakukan kaum muda, tapi ini berbeda. Putra bungsunya bercinta dengan seorang pelayan? Apakah putranya kelebihan hormon hingga tidak mampu menahan godaan tubuh pekerjanya itu, atau kegiatan panas itu justru keinginan keduanya? Apapun itu, ia harus segera meluruskan permasalahan ini.

"Kuberikan waktu untuk kalian menjelaskannya sebelum aku mengambil keputusan," ujar Ny. Jeon begitu tenang, tidak menampakkan raut marahnya. Tapi hal itu justru membuat Seolhee bergetar, takut jika dibalik wajah tenang majikannya tersimpan amarah besar.

Jadi dengan begitu gugupnya, Seolhee memberanikan diri untuk menjelaskannya, "B-begini Nyonya, s-saya-"

"Shtt..." Jungkook menghentikan ucapan istrinya. Tidak tega jika harus membiarkan Seolhee menjelaskan permasalahan keduanya dengan tubuh yang luar biasa ketakutan seperti itu. "Biar aku yang menjelaskan semuanya, sayang."

Baik Seolhee maupun Ny. Jeon tersentak kaget mendengar ucapan Jungkook. Wanita paruh baya itu bahkan hampir tidak percaya jika putra bungsunya baru saja bersikap layaknya pria jantan yang melindungi pasangannya. Bukan gaya seorang Jeon Jungkook sekali, pikirnya.

Sejenak Jungkook menarik nafasnya, menghembuskannya perlahan sebelum berakhir menatap dalam kedua bola mata sang Ibu. Memandangnya dengan penuh sirat ketulusan hingga bibirnya berucap lirih, "Kami sudah menikah, eomma. Seolhee kini adalah istriku."

"Me-Apa?!" Ny. Jeon memekik, begitu terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. "Kau-Seolhee... kalian menikah?!"

"Ya, eomma."

Kaki renta itu terasa begitu lemas, kepalanya seolah baru saja ditimpa batu oleh anaknya sendiri.

"Sejak kapan?" tanya Ny. Jeon.

"Seminggu yang lalu, tepatnya saat kami berada di Spanyol," jawab Jungkook dengan begitu tenangnya. Ia yakin, Ibunya akan mengerti dan merestui keduanya.

Pandangan Ny. Jeon kini tertuju pada Seolhee, tepatnya pada perut ratanya yang terbalut sweater hitam besar. "Apa karena Seolhee hamil?" tanyanya.

"Tidak, Nyonya. Saya tidak hamil," jawab Seolhee dengan cepat.

"Lalu, kenapa? Kenapa kalian dengan beraninya menikah diam-diam tanpa memberitahu atau meminta restu padaku. Sebegitu tidak berartinya, kah, eomma di matamu, Jeon Jungkook?"

Ny. Jeon memicing marah menatap mata hitam putranya, hampir menangis karena mengetahui sang putra telah menikah tanpa mengabarinya sama sekali.

"Karena aku mencintainya, eomma. Putramu ini mencintai maid-nya sendiri."

Ny. Jeon tertawa mendengar jawaban putranya. "Cinta? Apa kau selalu memiliki selera dengan seorang pembantu?"

"Eomma!" Jungkook memekik marah, tidak ingin jika Ibunya hanya memandang rendah profesi istrinya. "Aku menikahi Seolhee atas dasar karena aku mencintainya. Tidak peduli seberapa rendah pekerjaannya, aku tetap mencintainya!"

Pandangan Ny. Jeon kini tertuju pada Seolhee. Wanita itu sedari tadi hanya menundukkan kepalanya, tidak berani sekedar melihat pertengkaran Ibu dan Anak itu.

MY INNOCENT MAID ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang