Jemari terampil Seolhee bergerak cepat merapihkan tempat tidur pria baik yang sudah sekitar dua minggu ini memberikannya tumpangan tempat tinggal, makanan, beserta pakaian baru. Sebenarnya Taehyung tidak pernah menyuruh gadis itu untuk mengerjakan apapun tapi Seolhee tentu tidak ingin berdiam diri begitu saja dan hanya berpangku tangan. Setidaknya Seolhee masih memiliki tenaga untuk membalas kebaikan Taehyung dengan merapihkan rumah juga menyiapkan makanan untuk keduanya santap.
"Oh, kau merapihkannya lagi?" tanya Taehyung begitu melihat keberadaan Seolhee dan kamarnya yang telah bersih rapih.
"Eng... ya. Hanya sedikit saja. Ah ya, sarapannya sudah siap. Aku juga sudah menyiapkan bekal untukmu."
Taehyung tersenyum simpul menatap gadis yang ada di hadapannya. Seolhee begitu manis dan baik hati, tidak pernah bertindak atau meminta hal yang neko-neko padanya, tipikal gadis yang ia sukai. Mungkin jika Taehyung bertemu dengan Seolhee lebih lama, sekarang ini keduanya pastilah telah menjadi sepasang suami-istri. Taehyung tentu tidak akan melepaskan gadis seperti Seolhee begitu saja.
"Terima kasih. Ah ya, ngomong-ngomong passportmu telah jadi. Aku menaruhnya semalam di lemarimu. J-jika kau ingin pulang sekarang, aku akan menyuruh seseorang untuk mengantarmu," ujar Taehyung sedikit tergagap. Tidak begitu rela jika sang gadis pergi begitu saja, tapi juga tidak memiliki cukup keberanian untuk menahannya.
Seolhee menatap penuh berbinar begitu mendengar jika passportnya telah jadi, itu artinya ia dapat segera kembali ke Korea. Tapi pikiran itu segera dibuangnya jauh-jauh, gadis itu tentu tidak akan bertindak sesuka hatinya seperti itu. Seolhee masih memiliki hutang budi kepada Taehyung, setidaknya ia harus membantu pria itu sedikit lebih lama dan pulang bersamanya.
"Eng... tidak perlu. Aku akan pulang denganmu saja. Lagipula aku masih ingin sedikit lebih lama menikmati pemandangan indah yang ada di sini," dusta Seolhee. Sejujurnya Seolhee tidak ingin berlama-lama tinggal di Spanyol, ia tidak lagi menyukai pemandangan indahnya. Negara ini terasa menyakitkan untuknya, Seolhee membencinya.
"Ah benarkah? Kalau begitu bagaimana jika besok kita pergi jalan-jalan. Aku tahu beberapa tempat yang memiliki pemandangan yang luar biasa."
Tidak, aku tidak ingin.
"Baiklah, aku akan menyiapkan bekalnya," ujar Seolhee disertai senyuman palsunya.
Sementara itu di tempat lain, Mingyu terus menggerutu sepanjang hari, mencak-mencak karena dilimpahkan tugas yang membuatnya hampir memukul kepala atasannya. Tapi terpaksa ia tahan karena tidak tega begitu melihat keadaan sang atasan yang sudah terlihat seperti pria gila yang di tinggal pergi wanitanya. Well, Jeon Jungkook memang ditinggalkan sang gadis.
"Ck, pergi tidur atau mandi sana! Kau terlihat sangat mengenaskan, bung."
Jungkook diam, tidak ingin menanggapi ucapan sahabat baiknya. Pria itu lebih memilih untuk kembali berkutat dengan layar komputernya, mengecek apakah gadisnya telah ditemukan. Sudah sekitar dua minggu Jungkook lepas kendali pada pekerjaannya, melimpahkan keseluruhannya pada Mingyu sementara ia sibuk berkeliaran mencari keberadaan Seolhee. Pria itu bahkan sudah menyebar orang suruhannya untuk menemukan sang gadis tapi hingga kini belum juga ditemukan.
Merasa tidak mendapat respon dari atasannya, Mingyu segera melemparkan kertas undangan yang diterimanya pagi ini.
"Jam 10 pagi besok kau sudah harus datang. Aku tidak bisa mewakilimu, orang Spanyol itu ingin bertemu langsung denganmu!"
Jungkook melirik malas ke arah undangan dari salah satu client-nya. Saat ini Jungkook benar-benar tidak ingin melakukan pekerjaan apapun selain mencari keberadaan gadisnya.
"Kalau begitu batalkan saja," ujarnya tanpa pikir panjang.
"Kau gila?! Jika kau membatalkannya, semua pekerjaan yang selama ini kau dan aku kerjakan akan sia-sia, berengsek. Aku bahkan hampir gila karena mengurus pekerjaan sialanmu itu. Apa susahnya tinggal datang dan memajang wajahmu sebentar. Lagipula banyak para investor Korea yang hadir juga, kau akan benar-benar memperlakukan perusahaanmu jika sampai tidak datang."
Jungkook mendesah frustasi. "Gyu, aku harus segera menemukan Seolhee! Gadisku ada di luar sana. Bagaimana jika ada hal berbahaya yang menimpanya. Aku—"
"Seolhee tidak akan pergi menjauh hanya karena kau tinggal beberapa jam untuk tidak mencarinya! Kau hanya perlu menghadiri undangan itu sebentar, setelahnya aku tidak peduli jika kau mau kembali meneruskan kegiatan bodohmu itu!" sentak Mingyu karena merasa ikut frustasi melihat betapa kacaunya sang atasan sekaligus sahabat baiknya.
"Aish... ya baiklah! Aku akan datang."
***
Udara terasa begitu segar saat Seolhee dan Taehyung berjalan di sekitar pinggir sungai. Sebuah tempat yang begitu memanjakan mata karena keindahan pemandangannya. Diam-diam Seolhee sedikit menikmatinya, melupakan sejenak permasalahannya dengan sang tuan."Seolhee, lihat sini."
Cekrek~
"Tae!"
Seolhee memekik begitu melihat Taehyung mengambil gambar tanpa seizinnya.
"Ahaha maaf, Seolhee. Kau terlalu cantik di situ, jadi aku abadikan. Mau lihat hasilnya?"
Seolhee mengangguk dan berjalan menghampiri Taehyung. Keduanya jadi semakin dekat belakang ini, Seolhee sudah tidak pernah lagi bersikap canggung.
"Bagaimana bagus, kan?"
Seolhee kembali mengangguk. "Eoh, kau sangat pandai mengambil gambar, Tae."
Taehyung tersenyum senang mendengar pujian gadis manis di hadapannya. Sedikit terbesit pemikiran untuk mengajak Seolhee menjalin suatu hubungan. Ia memang baru sekitar dua minggu mengenal sang gadis, tapi entah kenapa ia sudah merasa yakin.
"Seol—"
Drtt... drtt...
Getaran ponsel pintarnya menghentikan Taehyung untuk melanjutkan ucapannya. Pria itu memilih untuk segera mengangkat telepon yang masuk.
"Yeoboseo?"
"..."
"Ah, ne. Aku akan ke sana." Taehyung melirik sekilas keberadaan Seolhee yang sedang menatapnya. Benar, ia tidak mungkin meninggal gadis itu. "Bisakah aku mengajak seorang gadis?"
"..."
"Benarkah? Ah baiklah. Terima kasih."
Setelah mendapat jawaban yang diinginkannya, Taehyung segera memutuskan panggilannya. Pria itu ada sedikit pekerjaan setelah ini.
"Seo, aku harus kembali bekerja. Ada acara yang harus segera ku hadiri."
"Ah, begitu. Kalau begitu pergilah, tapi bisakah kau mengantarkanku pulang terlebih dahulu? Aku tidak bisa pulang sendiri. Aku tidak tahu jalannya," tanya Seolhee pelan.
Taehyung terkekeh pelan. Tangannya mengusap pelan pucuk kepala Seolhee karena merasa gemas. "Aigoo, mengapa kau sangat lucu, eoh? Aku tidak akan mengantarmu pulang, kau akan ikut denganku."
"Heh? Tapi—"
"Tidak apa-apa, Seolhee. Itu hanya acara pertemuan biasa. Kau bisa ikut denganku."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY INNOCENT MAID ✓
Fanfiction[BOOK 2 THE SWEETEST SERIES] Tentang Jeon Jungkook si tuan rumah yang begitu senang membodohi maid pribadinya. ❝Tolong pakaikan aku baju. Ini perintah, jika kau tidak ingin mendapatkan hukuman maka cepat lakukan.❞ © Yourjackal 2018