Dua minggu lagi dan sekolah akan melaksanakan ujian kenaikan kelas semester genap. Semuanya berjalan begitu cepat. Tidak terasa, dengan berbagai tugas organisasi yang semakin berdatangan.
“Oke, besok lo harus beresin semuanya. UAS tinggal bentar lagi. Itu artinya, lo dan anak-anak tim kreatif harus udah punya ide yel-yel angkatan buat adek kelas yang bakal kita MOS nanti.” Iqbaal mengultimatum teman satu organisasinya, Hilman, ketika ia memutuskan untuk berdiam diri di ruang OSIS sembari menyelesaikan tugas kepanitiaan. “Sisanya, biar gue sama anak-anak di bidang lain yang urus.” Sambungnya penuh perintah.
Hilman mengangguk mengerti akan apa yang disampaikan temannya ini. Menyimak dengan benar apa yang harus ia dan timnya lakukan sebagai tim kreatif dalam kepanitiaan MOS angkatan selanjutnya. Jujur, benar-benar membuat kepala ingin meledak rasanya.
“Oh iya!” Hampir saja Hilman hendak meninggalkan ruangan, tapi Iqbaal kembali memanggil seolah melupakan satu hal yang penting. “Jangan lupa buat kasih tau gue dulu hasil pemikiran kalian. Gue mau yang terbaik buat MOS taun ini. Jadi, jangan sampe masukin kata yang aneh-aneh atau milih lagu yang agak kontroversi di kalangan kita. Paham?”
“Siap, Pak Ketos!” Kata Hilman sambil berlagak sikap hormat. “Kalo gitu gue kumpul sama anak-anak tim kreatif dulu ya. Pada minta diskusi di kantin. Lo ikut nggak?” Tanya Hilman. Memandangi Iqbaal dari ambang pintu sementara ia ssedang berusaha memakai sepatunya satu persatu.
“Enggak deh.” Tolaknya setelah berpikir agak panjang. “Gue mau beresin laporan ini dulu. Gue balik duluan nggak papa ’kan? Ntar kalo ada masalah lo tinggal whatsapp gue aja.” Katanya. Menggerakan tangan-tangannya yang penuh oleh kertas-kertas laporan.
“Oke! Cabut dulu ya!”
Sepeninggal Hilman, ruang OSIS kembali sepi. Orang-orang sudah pulang lebih dulu karena memang jam pulang sekolah sudah lewat satu jam yang lalu. Iqbaal awalnya memiliki niat untuk pulang tepat waktu seperti yang lain. Tapi tugasnya sebagai ketua OSIS tahun ini, membuatnya harus tertahan lebih lama di sekolah, demi mengemban tugas jabatan ketua supaya dapat terlaksana dengan baik. Mengingat, tahun ajaran baru akan segera dimulai. Iqbaal harus cukup ekstra tenaga untuk mengarahkan teman-teman OSIS-nya supaya lebih giat untuk mensukseskan Masa Orientasi Siswa seperti pada setiap tahunnya.
Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan namanya. Putra bungsu dari keluarga Hernawan yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA semester genap. Fisiknya yang terlihat rupawan dari teman-teman lainnya, membuat sosok Iqbaal ini begitu dikenal oleh siswa di sekolahnya. Bukan hanya teman seangkatan, tapi juga kakak kelas, adik kelas dibawahnya bahkan guru sekalipun. Iqbaal, bukanlah laki-laki arogan yang sekalinya tersenyum membuat meleleh orang-orang yang melihatnya. Tidak, Iqbaal adalah laki-laki yang ramah. Begitu pandai berbicara namun khusus di lingkungan akademik, bukan untuk hal-hal yang tidak penting seperti merayu perempuan. Iqbaal juga pandai. Terbukti dengan selalu mendapat rangking satu dari kelas X sampai terakhir kelas XI semester ganjil.
Karena kelebihannya itulah, Iqbaal memilih untuk terjun di dunia OSIS supaya skill dan pengalamannya selama menjadi anak SMA semakin bertambah. Sampai-sampai, Iqbaal langsung dipercaya untuk menjadi kandidat calon ketua OSIS periode selanjutnya oleh teman-teman yang kini membawanya kepada jabatan tersebut. Berat sekali bebannya memang. Tugas dari guru mata pelajaran sudah banyak, belum lagi harus mengurus kepanitiaan yang benar-benar bukanlah hal yang sepele. Meski ada dua wakil ketua OSIS yang siap menjadi tangan kanannya kapan saja, tapi tetap, intruksi selalu berasal darinya sebagai ketua OSIS.
Melihat tumpukan kertas di hadapannya, Iqbaal berpikir kalau ini semua tidak akan selesai jika dikerjakan disini. Kebetulan besok weekend. Mungkin Iqbaal bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu, di hari Senin, sesuai deadline yang sudah ia tentukan sendiri. Iqbaal harus segera menyusun laporan. Atau kalau tidak, rencana yang sudah ia susun untuk kegiatan MOS akan berantakan karena tidak dilaporkan pada Kepala Sekolah dan guru yang bersangkutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/156843254-288-k38996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Iqbaal
Fanfic"I'm sorry, but you don't need to be chatty to get my attention. I love the way you being quiet, the way you smile, the way you care behind me..."