(Namakamu) melewatkan makan malamnya. Kalau saja ia tidak ketiduran sepulang sekolah tadi, mungkin (Namakamu) akan merasa kenyang sekarang. Tidak perlu bingung-bingung harus memasak apa untuk makan malamnya sekarang. Asisten rumah tangga tidak memasak setelah tahu Eyangnya sudah makan di kantor, ketika sedang melakukan kunjungan untuk melakukan checking jalannya bisnis yang beliau rintis. Meski kulkas terisi penuh dan tersedia 24 jam untuknya, tetap saja (Namakamu) masih merasa kesulitan untuk memilih menu makan malamnya. Sampai-sampai, memikirkan itu semua membuatnya kehilangan selera makan.
Suara televisi dengan volume pelan cukup terdengar di telinga (Namakamu) yang baru saja turun dari kamarnya di lantai dua. Ternyata ada Eyang yang sedang menonton televisi. Posisi sofa yang membelakangi tangga membuat (Namakamu) tidak menghampiri Eyangnya dan lantas pergi menuju pantry yang jaraknya tidak jauh dari ruang tengah.
So totally cleany kitchen. (Namakamu) bahkan berpikir ulang untuk memasak dan menghancurkan dapur karena sejujurnya ia tidak pernah bisa rapi jika sedang memasak. Lalu ia beralih untuk membuka kulkas. Tangannya membuka kulkas dan hawa dingin seketika menerpa tubuh depannya. Begitu banyak bahan makanan yang bisa dimasaknya untuk makan malam. Tapi saking banyaknya (Namakamu) merasa bingung. Pilihannya jatuh pada susu cair dalam kemasan karton berukuran satu liter yang diletakan pada rak bagian dalam pintu. Sepertinya ia ingin minum susu saja. Setidaknya untuk mengganjal perutnya yang lapar hingga sarapan esok.
"(Namakamu)?" Panggil Eyang dari ruang tengah.
(Namakamu) mengambil gelas kaca. Meletakannya di atas meja pantry dan hendak menuangkan susu pada gelas ketika Eyang memanggilnya. "Iya, Eyang? Kenapa?" Dan meneruskan kegiatan menuang susunya.
"Kamu lagi ngapain? Udah makan belum?" Sekarang suara Eyang agak nyaring dari sebelumnya. Takut kalau (Namakamu) tidak mendengarnya. Padahal antara ruang tengah dan dapur tidak ada sekat pembatas. Memudahkannya untuk mendengar suara Eyang dari ruang tengah.
"Udah, Eyang." Dustanya. Lalu kembali menyimpan susu dalam kulkas. "Udah makan tadi di sekolah."
(Namakamu) hanya tidak mau membuat Eyangnya khawatir. Kalau Eyang tahu ia belum makan sejak pulang sekolah tadi, pasti satu rumah akan dibuat sibuk oleh perintah Eyang karena harus memasakannya banyak makanan. (Namakamu) tidak mau itu terjadi. Pasti akan merepotkan banyak orang.
"Terus itu lagi ngapain?"
"Lagi minum susu, Eyang." (Namakamu) mendekatkan pinggiran gelas ke bibirnya. Mengalirkan susu ke dalam rongga mulutnya dan meminumnya sedikit.
'Ting Nong'
Suaa bel dari luar menarik perhatian orang rumah. Eyang langsung menoleh ke arah ruang tamu yang disekat oleh tembok. Sementara (Namakamu) baru saja keluar dari pantry, hendak bergabung dengan Eyangnya di ruang tv, harus menghentikan langkahnya ketika mendengar suara bel. Dengan segelas susu di tangannya, (Namakamu) menatap Eyang yang juga tengah menatapnya bingung. "Siapa itu? Tumben malem-malem ada yang pencet bel."
"Nggak tau. Biar aku aja, Eyang, yang buka pintu." Diseruputnya lagi susu dalam gelas sebelum ia letakan di atas meja yang berada di depan sofa, tepat di depan Eyangnya yang sedang duduk.
Jari (Namakamu) menarik slot pintu yang sejajar dengan wajahnya. Lalu memutar kunci yang menggantung pada lubang kunci sebanyak dua kali. Pintu berhasil dibuka. Terlihat seorang laki-laki sudah berumur dengan jaket hitam dan ada gurat-gurat hijau rumput berikut helm hijau yang senada. Sekilas, penampilannya seperti driver online. Malam-malam begini? (Namakamu) lantas mengernyitkan alisnya. Menatap sekali lagi laki-laki di depannya dengan raut wajah penasaran.
"Iya, Pak? Ada apa ya?"
"Dengan Neng (Namakamu) Savannah?" Tanya driver tersebut. Dengan sebuah handphone yang layarnya menyala di tangan kanan, berikut sebuah keresek berisi sebuah box berukuran cukup besar di tangan kirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Iqbaal
Fiksyen Peminat"I'm sorry, but you don't need to be chatty to get my attention. I love the way you being quiet, the way you smile, the way you care behind me..."