Rama berjalan sangat cepat menuju ruang IGD,tak ada hal lain difikirannya selain harus secepatnya sampai ke ruangan itu.
Rama melihat 3 orang yang sedang menunggu di kursi tunggu.wajahnya sangat terlihat cemas dan tak henti-hentinya menangis.apalagi 1 wanita yang berada di tengah,wanita itu menangis tersedu sedu sambil bersender di pundak suaminya.
"Om bagaimana keadaan Rahma?" Tanya Rama yang baru saja sampai.
Mr.santos mendongakan kepalanya menatap pria yang baru saja datang.
"Ram...Ramaa" Mr.santos langsung memeluk Rama getir.merasa sangat terpukul dengan keadaan anaknya.
"Om tenang ya,Rahma pasti baik baik aja" Rama mengusap punggung Mr.santos,mencoba menenangkannya walau Ramapun sama terpukulnya.
"Tap...tapii" Mr.santos semakin mengeratkan pelukannya.
"Om tenang aja ya,Rahma pasti gak papa" ucap Rama meyakinkan.
Tak lama kemudian,dokter membuka pintu ruang IGD.sontak mereka langsung menghampirinya.
"Dok gimana keadaan anak saya?" Mr.santos terlihat khawatir.
"Maaf pak,untuk saat ini anak bapa sedang mengalami kritis" dokter itu tak tega melihat raut wajah cemas dari keempat orang itu "kalian semua berdo'a saja supaya pasien Rahma bisa melewati masa kritisnya".
"Tolong selamatkan putri saya dok" Mr.santos menangkupkan tangannya sangat berharap.
"Pasti saya akan melakukan yang terbaik untuk pasien saya" ucap dokter menenangkan "maaf saya permisi dulu.
Dokter melangkah kembali masuk ke ruang IGD,Ruangan dimana Rahma berada.
"Pahh,anak kita kritis" lirih nyonya gwenny memegang lengan suaminya dengan gusar.
Mr.santos hanya terdiam dan menatap sang istri dengan sayup.
"Om,Tante,pangeran...kalian harus percaya kalo Rahma bisa ngelewatin ini semua" Rama mencoba meneneangkan keluarga itu,walau batinnya menjerit meronta ronta ingin menangis.tapi Rama harus tegar agar keluarga Rahma tidak ikut bersedih.
"Terimakasih Rama,kamu selalu ada untuk Rahma" lirih nyonya Gwenny.
"Iya tante" Rama sudah tak sanggup berkata,ingin rasanya langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai.tapi Rama harus kuat demi Rahma dan keluarganya.
"Ma...makasih kak" Pangeran mendekat ke arah Rama dan memeluknya.
"Ran,udah jangan nangis...cowok itu gak boleh nangis" Rama mencoba menenangkan Pangeran yang terisak.
●●●
Tika memandangi kursi di sebelahnya yang kosong,entah kenapa dia merasa cemas dengan sahabatnya yang entah kemana.fikirannya tak menentu,tak ada kabar dari gadis itu.
"Kenapa sayang?" Gara menoleh ke belakang,menatap kekasihnya yang gusar.
"Ehh" Tika tersadar dari lamunannya.
"Kamu mikirin apa?" Tanya Gara kembali.
"Tadi Rama mau kemana sih?kok dia buru buru gitu?" Tanya Tika akhirnya.
"Dia tadi dapet telfon,trus langsung pergi gitu aja"
"Telfon dari siapa?"
"Gak tahu" gara mengangkat bahunya.
Tika hanya mengangguk kecil dan kembali terdiam.seakan firasat buruk terus menghantuinya.dadanya berdebar dan batinnya tak bisa tenang.Ada apa sebenarnya?
Tika mengambil ponselnya dari saku rok dan mulai mengetikan sesuatu di papan keyboard....
Kartika dewi
Ram dimana lo?Walau pria itu ofline,Tika berusaha menunggu jawaban dari pria itu.
Setelah menunggu sekian lama,akhirnya Rama membalas pesannya...
Rama adiputra
Tik cepet kesini,Rama kecilakaan...gue lupa kabarin loDegg
Jantung Tika hampir copot membaca pesan itu,Tika sejenak terdiam kelu.untuk berkatapun rasanya terlalu sulit.
"Gara ayo ke rumahsakit!" Pekik Tika yang sontak menarik tangan Gara,mencoba membangunkan Gara dari duduknya.
"Ke..kenapa?" Gara yang terkaget kaget hanya bisa pasrah mengikuti ajakan tika.
Mereka meninggalkan tasnya dikelas begitu saja.
Parkiran sekolah
"Mau kemana sih sayang?" Tanya Gara,setelah tiba di parkiran sekolah.
Tadi Tika sempat ke ruang guru untuk izin.alasan Tika izin katanya 'ada kerabatnya yang sedang kecilakaan'.
"Udah ikut aja deh" Tika merebut kunci mobil dari tangan Gara,dan masuk ke dalam mobil.
Gara hanya mengangguk pasrah,nanti juga dia akan tahu.
●●●
Setelah memarkirkan mobilnya,Tika dan Gara segera keluar.tika melangkah mendahului gara yang terus membuntutinya.
Tak ada satu katapun terucap dari mulut gadis itu,fikirannya kalut dan dihantui rasa cemas.tujuannya hanya satu,yaitu ingin secepatnya melihat keadaan Rahma.
"Rama" panggil tika yang melihat Rama tengah duduk bersama keluarga Rahma.
"Tik" sontak Rama bangkit dan menghampiri gadis itu.
"Gimana keadaan Rahma?" Tanya tika yang langsung ke inti.
"Dia kritis Tik" jawab Rama lirih.
Degh
Tubuh tika oleng seketika,mendengar pernyataan Rama barusan seperti mendapat hantaman linggis ke telinganya.
"Ap..apa Ram?" Mata tika mulai berlinang,mungkin sebentar lagi bendungan kelopak matanya tak sanggup lagi menampung jutaan liter air matanya.
"Lo bohong Ram, Rahma itu gak papa.dia cuman pingsan" teriak Tika yang melotot ke arah Rama.
"Sayang udah" Gara mulai merengkuh pundak kekasihnya dan mencoba menenangkannya.
Rama hanya terpaku,tak bisa berkata apapun.sisa keberaniannya hilang,kesabarannya untuk tidak menangis semakin menipis.
Akhirnya butiran air pun keluar dari prlupuk mata Rama,sudah tak ada lagi sisa tegar dihatinya.