Rama berjalan dengan gerakan cepat.sepulang sekolah,Rama langsung ke rumah sakit untuk menjenguk kekasihnya yang terbaring lemah dua minggu terakhir ini.
Rama yakin kalau gadis itu pasti akan sadar,dia sangat menyayanginya melebihi dirinya sendiri.Rama tak tahu lagi jika sampai harus kehilangan gadis itu.yang pasti dia berharap agar gadis itu segera sadar dan sembuh.
Kakinya terus melangkah melewati koridor rumahsakit yang sesekali nampak orang yang melewatinya.
Setelah sampai di ruangan yang ia tuju,Rama langsung masuk ke dalam ruangan dengan pintu bertuliskan ICU VVIP .Setelah Rama memasuki ruangan tersebut,matanya membulat seketika.ia merasa bingung sendiri dengan apa yang dilihatnya.
"Sus ngapain disini?" Tanya Rama yang mendapatkan seorang suster yang sedang membereskan kasur di ruangan itu.
Tapi,Rama bukan bingung karena itu.Rama bingung karena ternyata Rahma tidak ada di sana,bahkan Rama tak melihat pangeran.
"Maaf mas,mas pasti cari pasien yang tadinya dirawat disini kan?" Tanya suster itu.
"Iya sus,sekarang dia dimana?" tanya Rama langsung.
"Kebetulan dia sudah sadar dan dipindahkan ke ruang inap nomer 7,mas bisa kesana" balas suster itu yang masih membereskan seprai kasur.
Rama sangat kaget sekaligus merasa sangat bahagia.akhirnya gadis yang dicintainya sadar juga,Rama hampir putus asa karena gadis itu tak kunjung sadar.
"Makasih sus" Rama langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.
Rama mulai mencari ruangan yang ditunjukkan oleh suster tadi,Rama berhenti tepat di depan pintu Ruangan yang hanya bertuliskan 7 di pintu nya.
Rama memasuki ruangan itu.benar saja,Rama melihat pangeran yang tengah duduk di sofa pojok yang agak jauh dari kasur pasien.
Mata Rama perlahan menoleh ke seorang gadis yang terbaring,dengan selang infus yang masih tertancap di tangan kirinya.cuman bedanya,gadis itu tak memakai selang oksigen di hidungnya.
"Ran,Rama udah sadar?" Tanya Rama kepada pangeran yang masih diam,sedaritadi pangeran hanya memandangi Rama tanpa bicara sedikitpun.
"Lo kenapa nangis?" Tanya Rama lagi.
"Kak" suara Pangeran sangat lirih,hingga Ramapun tak bisa mengartikan kesedihan dimata pangeran.harusnya pangeran senang,karena melihat kakaknya telah sadar.
"Ran kenapa lo nangis?harusnya lo seneng dong karna Rahma udah sadar" Rama memandangi wajah Pangeran dengan lekat,mencoba membaca raut wajah pria itu.
"Kak Rahma..." bahkan Pangeran tak sanggup melanjutkan ucapannya barusan.
"Rahma kenapa Ran?" Rama mulai khawatir dengan kesedihan yang ditunjukkan pangeran padanya.
"RAMA?" Belum sempat menjawab,seorang gadis memanggil Rama dari arah kasur pasien.ya,Rahma memanggil Rama.
Sontak Rama berdiri dari sofa,dan menghampiri gadis itu.Rama merasa sangat rindu dengan gadis yang sangat dicintainya itu.
"Sayang" Rama menggenggam erat tangan kanan gadis itu.
"Rama kamu disini?" Tanya Rahma yang membalas genggaman kekasihnya.
"Iya sayang,aku disini" jawab Rama dengan binaran mata yang tampak jelas.
Rahma mencoba mengganti posisinya menjadi duduk dan dibantu oleh Rama.Punggungnya di sangga oleh bantal.
"Rama kamu baru datang?" Tanya Rahma yang memulai obrolan.
Rama merasa ada yang aneh dari Rahma,sedaritadi gadis itu tak mau menatapnya.walau terlihat jelas kebahagiaan di wajah gadis itu,tapi kenapa matanya seakan tak mau melihat wajah Rama.