Mentari pagi menyinari bumi dengan rambatan cahaya yang mulai menerangi setiap penjuru tempat.sedangkan gadis malang masih terbaring lemah di atas kasur rumahsakit dengan berbagai alat medis yang menopang hidupnya.
Nampak pangeran yang mulai membuka tirai gordeng,Pangeran melirik ke arah Rahma sejenak.berharap bahwa kakaknya itu segera sadar dan bisa kembali bersamanya.
Pangeran duduk dikursi yang bersebelahan dengan Rahma yang masih menutup rapat matanya.
"Kakak harus cepet sadar" Pangeran mulai menggenggam tangan Rahma dengan hati-hati "semuanya nungguin kakak supaya bisa sama-sama seperti dulu".
Pangeran menghembuskan napas pasrahnya,sudah hampir dua minggu kakaknya itu tak sadarkan diri.Pangeran tidak bersekolah hari ini karena dia harus menjaga kakaknya di rumah sakit.
Mengingat mamanya yang kecapekan karena terus menjaga Rahma yang terbaring,lalu papanya yang harus bekerja.dan Rama juga harus bersekolah karena dia terlalu banyak izin ke sekolahnya.
"Kakak harus janji sama pangeran,kakak harus segera sadar ya" Pangeran semakin mengeratkan genggamannya.
"Aww" Suara itu terdengar lirih.
Pangeran membulatkan matanya setelah mendengar suara itu keluar dari mulut Rahma.mungkin akibat genggamannya yang terlalu erat,atau gadis itu bisa mendengar permintaannya barusan.ini benar benar mukjijat tuhan yang sangat nyata dihadapan pangeran.
"Kak,kakak udah sadar?" Pangeran mulai mengguncang tubuh kakaknya dan mulai menekan nekan bel di dekat Rahma untuk memanggil Dokter.
Walau mata Rahma masih terpejam,tapi pangeran sangat yakin kalau suara yang didengarnya barusan adalah suara Rahma.
"Kak bangun" Pangeran menepuk pundak Rahma lembut.berusaha membangunkan kakaknya itu.
Perlahan,mata Rahma mulai berkejap dan menunjukan reaksi bahwa dirinya akan segera sadar.pangeran mulai tersenyum cerah.akhirnya Rahma bisa tersadar.
Dokter datang dengan membawa suster dibelakangnya "ada apa?" Tanya dokter dengan tergesa gesa masuk.
Perlahan mata Rahma mulai terbuka,dokter melihatnya dengan lega dan berseringai.
"Pasien sadar" ucapnya kepada suster di sampingnya.
"Ran" Rahma memanggil nama itu dengan tangan meraba raba ke samping kirinya.
"Iya kak" Pangeran langsung menggenggam tangan kakaknya itu dengan sayang.
"Gelap" walau tangan kirinya di genggam oleh pangeran,namun tangan kanannya terus meraba raba di sekitarnya.
Pangeran merasa ada yang aneh dari kakaknya itu,kenapa Rahma tidak melirik kepadanya sama sekali?.
"Kak pangeran disini" Pangeran mulai memegang dagu Rahma dan memposisikan wajah Rahma ke arahnya.agar wanita itu melihatnya.
Walau wajah Rahma kini berhadapan dengan pangeran,kenapa gadis itu masih tidak melirik ke arahnya?.
Dokter yang sedaritadi berdiri hanya memperhatikan pangeran saja,lalu mulai memeriksa Rahma.
"Biar saya periksa" ucap dokter itu dan mulai mendekati Rahma.dia memeriksa mata Rahma dengan penlight nya.
"Dok kenapa lampunya dimatikan?" Pertanyaan Rahma barusan membuat pangeran mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru atap yang terdapat lampu di setiap penjurunya.
"Emang kenapa kalo lampunya dimatiin kak?kan udah siang juga" jawab pangeran merasa lampu di ruangan itu memang mati,tapi kan masih ada cahaya matahari untuk menerangi ruangan itu.
"Mohon maaf,seper---" baru saja dokter itu menjawab,tapi ucapannya terpotong oleh Rahma.
"Cepat nyalakan lampunya,tempat ini sangat gelap" ucap Rahma yang masih meraba raba tempat dihadapannya.
Pangeran menelan ludahnya dengan susah payah,sudah jelas sekali sikap aneh Rahma sedaritadi.
"Mohon maaf bak" dokter menepuk pundak Rahma dengan lembut "benturan yang cukup keras dikepala kamu, membuat syaraf pada otak yang berperan untuk melihat tidak berfungsi dengan baik"
Pangeran membulatkan matanya,otaknya langsung mencerna dengan baik pernyataan dari dokter.
"Dok saya gak ngerti,sekarang cepat nyalakan lampunya!" Rahma mulai kesal dengan semua ini.ia merasa dipermainkan dalam situasi segelap ini.
Pangeran mulai berkaca kaca,tanpa ragu pangeran langsung memeluk erat wanita dihadapannya.pangeran sangat terpukul melihat kakak yang disayanginya harus kehilangan penglihatan.
Oh ya tuhan...Rahma buta?
"Pangeran kenapa?kamu takut gelap ya?" Rahma mengendurkan pelukan adiknya.dan mulai meraba-raba wajah adiknya itu.
"Ran,kenapa nangis?" Rahma bertanya setelah mendapati pipi pangeran yang berair.
"Gak papa kak,kakak tidur aja ya...biarin lampunya mati.soalnya kata dokter,kakak gak boleh liat cahaya dulu" akhirnya kebohongan itu keluar dari mulut pangeran.
Hanya itu yang pangeran bisa lakukan untuk menenangkan kakaknya,pangeran tidak mau jika Rahma harus mengetahui kenyataan pahit itu.