Part 22

1.7K 152 3
                                    

Prilly pov

Beberapa hari sebelum Ali meninggalkan aku.

Setelah bertengkar dengan Ali bahkan dia tidak pernah lagi menghubungi aku, sampai setiap malam aku mengintip kejendela kamar untuk memastikan yang datang adalah Ali.
Ini adalah pertengkaran paling lama yang aku alami bersama Ali, aku sering bertengkar dengan Ali karna hal sepele, tapi sepertinya ini berbeda.

Beberapa bulan tanpa Ali hidupku menjadi biasa saja, mungkin karna aku terlalu biasa dengan Ali selama 5 tahun jadi rasanya janggal ketika tidak ada dia. Setiap kali handphone berbunyi aku selalu berharap itu notif dari Ali tapi ternyata salah

"Kenapa sih lu, beberapa hari ini kayak sedih terus"
Aku menoleh kearah raja yang ternyata dia baru pulang sekolah

"Bukan urusan elo lah," aku mengambio cemilan di meja lalu menonton tv, kegiatan yang aku lakukan selama berbulan bulan ini, menyenangkan tapi lebih senang jika ada Ali

"Berangkat sekolah semangat, pas pulang gini lagi. Kayaknya gue musti nelpon bang Ali"
Raja mengeluarkan ponselnya membuat aku memiliki ide, benar sekali jika raja yang menelpon Ali akan khawatir lalu kesini bukan? Kami akan berbaikan setelahnya

"Wah bang!" Aku langsung mendekat kearah Raja ketika mendengar dia menerima panggilan , nampaknya Ali mengangkatnya. Namun saat aku sudah mendekat dia meletakkan handphone nya

"Ditutup?" Kataku saat dia berdiri menuju kamarnya

"Gue gak punya pulsa, hehe"

"Sialan!" Kulempari dia beberapa bantal sofa disana, dia membuatku jengkel saja setiap saat.
Aku kembali memakan cemilan itu dengan sedih, ah kenapa hidupku bisa semello ini hanya karna dicuekin Ali, padahal dia hanya sahabatku.
Kenapa aku lebih takut dicuekin Ali daripada dicuekin Ryan ya?

**
Karna terlalu biasa akhirnya aku sudah mulai melupakan masalahku dengan Ali, itu juga karna aku banyak jadwal syuting. Dan hari ini adalah jadwal aku syuting iklan. Dengan di temani Ryan seperti biasa aku menuju lokasi yang kebetulan berupa cafe, hal ini yang membuat Ryan mau mengantar aku sekalian membeli kopi nya hari ini

"Bakal lama nggak kamu?"

"Nggak tau sih yang, kalo adegan nya susah ya pasti ulang ulang terus"
Kataku saat didalam mobil sambil memainkan handphone untuk mengabari piham managerku jika aku sudah menuju ke tempat lokasi

"Semangat!"
Aku meliriknya lalu tertawa keras sambil memeluknya dari samping, membuat dia berkali kali mencium keningku dengan sayang

"Ucu anget ciiiii, hahaha" Kami tertawa saat mendengar aku menirukan bahasa bayi kesukaanku, ini juga merupakan kesukaan Ryan karna dia bilang aku terlihat menggemaskan.

Aku menuruni mobil milik Ryan ketika kami sudah sampai, saat baru pertama kali turun tatapanku langsung menuju ke Erina, dia sedang membaca beberapa script sambil dirias oleh beberapa orang disana.

"Mbak Prilly, silahkan duduk disana ya. Nanti kita briefing bareng bareng"
Aku sedikit terkejut ketika salah satu team menemuiku dan menyuruhku segera ketempat dimana juga ada Erina disana, ini kesempatan untuk menanyakan keadaan Ali bukan?

"Sayang, kamu tunggu di dalem aja. Kamu pesen kopi kamu"

"Iya aku tunggu ya"
Aku menganguk lalu berjalan menuju tempat itu, di perjalanan beberapa team shoting memberiku script untuk dibaca disana aku menerimanya lalu duduk didekat Erina

"Jam terbang kamu udah jauh juga ya Er"
Kataku santai sambil duduk di depan Erina jadi kami berhadapan

"Prilly, lama banget gak ketemu apa kabar?" Dia memberikan tangannya untuk kujabat membuat aku membalasnya dengan ramah, setidaknya hubungnku dengan kekasih sahabatku ada yang baik setelah sebelumnya tidak ada yang baik

Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang