"Gilaaaa! Gue nggak nyangka loe bisa secepat ini bisa beli mobil, gokil"
Begitulah teriakan Prilly ketika naik mobilku untuk pertama kali, aku memang pernah bilang jika dia akan jadi yang pertama bahkan ketika aku sudah memiliki istri,
Ya bagaimana, jika Prilly bukan istriku kelak aku akan tetap mencintainya kan?Aku dan Prilly menghabiskan waktu hingga malam berkeliling di kota, kadang juga Prilly yang mencoba untuk menyetir begitu terus sampai kami bosan.
Kami memang sering menghabiskan waktu hingga bosan,dulu. Kini berbeda bahkan rasanya seperti menatapnya sebentar saat bertemu.
Kami duduk di taman kota menikmati malam hari sambil makan cilok pedas kesukaan Prilly, menatap wajahnya yang merah karna pedas membuatku bahagia. Dia bahkan sangat cantik ketika berantakkan seperti itu."Elo, ikut SNMPTN kan?" Prilly menggeleng masih terus melahap ciloknya, berbeda denganku. Aku seperti akan berpisah dengan nya.
"Kenapa?" Tanyaku lagi.
"Apa lagi yang gue kejar? Impian gue disini. Loe tenang aja gue bakal kuliah kok tapi nanti"
Dia bahkan menjawab dengan wajah bahagia, walaupun aku sedih. Karna tandanya aku dan dia berpisah dalam waktu dekat. Ketika melamun tiba tiba ada seseorang menarik Prilly membuat dia terangkat berdiri."Sayang? Kamu kok disini? Kenapa?"
"Kenapa?! Kegep berduaan sama yang katanya sahabat?"
Dia membentak Prilly membuat dia takut dan aku tidak suka. Tangan ku terkepal namun saat melihat Prilly seakan berkata tidak membuat aku luluh."Aku bisa jelasin, dia emang sahabat aku kan? Dia tadi—"
Baru saja dia menjelaskan Prilly langsung ditarik menjauh dariku. Aku berusaha ikut menarik tangan Prilly sebelah kiri, terasa tertahan Ryan pun menatapku penuh amarah, tapi aku tidak perduli. Tidak ada yang boleh membawa Prilly pergi dariku."Lepasin tangan loe dari cewek gue!" Sentaknya, aku hanya tersenyum mengejek sambil melihat wajah Prilly yang mulai berkaca. Aku tau dia takut akan bentakkan semenjak ayahnya tak sengaja membentak mamanya dihadapannya. Aku tau persis.
"Loe nggak tau, gue pernah janji sama diri gue sendiri. Kalau nggak bakal ada orang yang bisa ambil Prilly dari gue. Nggak kecuali elo!"
Tegasku sedikit menantang. Dia nampak geram karna Prilly sedikit mengeluh. Aku tau dia meremas lengan Prilly sangat kencang."Lepas!!" Aku berusaha melepas tangan nya dari Prilly namun giliran Ryan yang tertawa mengejek
"Semakin loe mau Prilly lepas dari gue, semakin elo nyakitin Prilly! Loe nggak tau? Betapa cintanya dia sama gue?"
"Cari masalah—" Aku hampir mau melayangkan pukulan diwajah sialan nya namun Prilly sudah menahan tanganku. Aku melihat kearahnya dan dia menggeleng, membuat aku kembali luluh. Dan yang terjadi selanjutnya Prilly berhasil diseret oleh Ryan menjauh dariku.
Aku masih menatapnya meskipun dia sedang dengan yang lain, inilah kesalahan ku."Baru pulang Li?"
Kata Bunda saat aku memasuki rumah, setelah kejadian mengenaskan di taman tadi. Daripada aku disana meratapi nasib lebih baik aku meninggalkan tempat itu bukan?
Aku langsung memasuki kamar tanpa menjawab perkataan Bunda, dan Bunda belum keceritakan tentang mobilku. Seharusnya ini akan jadi hari indah untukku."Ali, diluar mobil siapa?" Bunda membuka pintu kamarku ketika aku menangis karna wanita, Bundaku memang tidak tahu waktu.
"Bunda kenapa nggak ngetok?" Aku berusaha menutupi wajahku dengan bantal, yang lebih beruntung posisiku yang tengkurap membelakangi Bunda adalah benar.
"Menurut kamu, bunda harus ngetok gitu masuk ke kamar anak bunda sendiri?" Katanya yang kutebak saat ini bunda duduk di meja belajar dalam kamar. Aku makin gigih saja menyembunyikan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah
FanfictionGue gak ngerti lagi bisa suka pada pandangan pertama. tapi gue yakin aja dia bakal buat gue - Aliazka Terinspirasi dari novel "Teman Tapi Menikah" by Ditto dan Ayudia. Jangan salah paham jika bilang menjiplak saya hanya terinspirasi mungkin ada yan...