Part 29

1.6K 158 6
                                    

Ali pov
Hari ini merupakan hari bahagia dimana aku akan melakukan wisuda untuk mengakhiri masa kuliahku beberapa tahun ini. Setelah beberapa hari lalu bertengkar dengan Prilly aku sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk menelpon atau sekedar untuk betanya mau tidak datang ke wisudaku. Aku terlalu cupu.
Apakah seharusnya aku tidak bertanya saja kalau sebenarnya aku suka sehingga Prilly akan menemaniku saat upacara wisudah nanti. Tapi sudah terlambat, semua sudah terjadi Ali.

Aku , bunda dan ayah sedang berada di kontrakan ku yang dulu, sambil membereskam barang untuk dibawa pulang kembali ke Jakarta. Sebenarnya ingin sekali bekerja disini, namun aku belum memiliki tujuan. Menjadi pengiring disalah satu acara TV mungkin yang sementara untuk saat ini.
Aku duduk diteras ketika bunda dan ayah sibuk melihat lihat kontrakanku yang memang belum mereka datangi semenjak aku menyewa.
Aku hanya tersenyum mendengar beberapa perkataan yang menurutku lucu keluar dari mulu Ayah dan bunda.

"Ali, kamu nggak nelfon Prilly buat besok?"
Aku terkejut ketika tiba tiba bunda mengintipku dibalik pintu sambil mendekap tangan nya.

"Su——dah bun, tapi nggak tau dateng apa nggak. Hehe"

"Kok gitu sih, lagi berantem?"

"Nggak juga" Jawabku sambil menunduk, bunda itu sangat mudah menebak dan meramal aku takut jika dia melihat wajahku lalu dia bisa menerawang jika aku memang sedang perang dingin dengan Prilly.

"Yaudah lah, mungkin Prilly sibuk"
Katanya lalu kembali masuk kedalam rumah. Bunda belum tahu jika Prilly akan menikah, karena terakhir bertemu saat aku akan berangkat ke Bandung dan semenjak itu Prilly sangat jarang mengunjungi rumah bunda.
Bukan jarang, tidak pernah malah.

Prilly terlalu sibuk dengan pacar pacarnya saat itu, ditambah aku yang tidak bersama bunda. Jadi mungkin Prilly sedikit melupakan bunda, padahal Prilly merupakan anak kesayangan bunda nomer satu. Baru setelahnya aku.
Menjadi anak tunggal laki laki, membuat bunda sering tebar kasih sayang kepada orang orang yang dekat denganku. Termasuk mantan mantanku. Walaupun pada akhirnya mereka melupakan bunda, bahkan jika mereka merasakan tersakiti karena ku mungkin bunda juga menjadi daftar orang paling dibenci juga.

••
Pagi sekali, aku sudah tampan menggunakan jas kebanggaan yang sudah dipesan bunda melalui butik milik teman SMP ku dulu. Semenjak itu mereka jadi langganan karena suka memberi potongan pada kenalan, bukan hanya bunda tapi mama Prilly juga sering memesan disana. Aku sudah membaca mungkin Prilly juga memesan kebaya wisudanya disana.

"Sudah siap belum, Li?"
Teriak bunda dari luar kamar membuatku bergegas memakai sepatu pantofel yang sudah disiapkan dari jauh hari.
Doakan saja kakiku tidak membesar dan menimbulkan masalah di pagi hari nan penting ini.

"Sudah bun"
Aku keluar kamar melihat bunda yang sudah ribet dengan pakaian kebaya yang berwarna soft blue dengan rambut yang dibentuk sedemikian rupa. Aku juga melihat Ayah yang bermain handphone sudah rapih dengan baju batiknya yang senada dengan rok batik milik bunda.

"Anak bunda ganteng banget"

"Baru nyadar lagi"
Bunda memukul dadaku pelan saat membantu membenarkan dasiku.

"Ayo berangkat, nanti telat lagi"
Aku menganguk lalu berjalan keluar untuk pergi menuju kampus, melakukan tahap akhir sebelum akhirnya aku menjadi sarjana resmi.
Aku tersenyum bangga atas kerja kerasku yang juga membantu bunda dan ayah membiayai kuliahku. Ayah dan bunda tidak sekaya yang kalian pikir, mereka hanya keluarga pas pasan yang berharap anaknya lebih baik dari mereka.

Aku duduk bersama teman temanku yang menunggu dimulainya acara upacara kali ini. Aku melihat sekeliling gedung ini banyak sekali keluarga , teman dan mungkin kekasih dari anak anak wisudawan yang melihat proses baru yang akan ditempuh mahasiswa disini. Aku hanya bersama dengan satu teman laki laki geng ku karena beberapa dari mereka belum lulus juga. Bahkan mereka terkejut ketika aku sudah diluluskan oleh kampus dan menganggap aku menyogok dosen untuk ACC skripsiku, enak saja!

Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang