Part 13

2.3K 190 1
                                    

Aku dan Prilly saling bercanda dan mengabiskan makanan yang diberikan bunda. Aku suka saat Prilly tertawa ketika denganku. Makanya pada saat ada cowok yang nyakitin dia. Aku marah sekali, karna susah payah aku jadi idiot di depan nya supaya dia tetep tertawa malah seenak jidat mereka aja bikin Prilly sedih.
Aku menyayangi nya, dan kini sudah bertambah menjadi mencintainya.

Hari sudah sore, Prilly dari siang disini membuat aku tidak terasa kalau sudah gelap. Prilly terlihat membereskan beberapa buku yang dikeluarkan untuk belajar tadi kedalam tas.

"Gue anterin"
Aku akan berdiri namun ditahan oleh Prilly.

"Gausah, gue dijemput sama Max kok kesini"
Aku mendelik kaget. Bagaimana mungkin?

"Kan gue yang ajak. Gak enak sama nyokap loe"

"Apaan sih alay banget. Udah gapapa, lagian gue sama Max mau ngobrol sesuatu"

"Yaudah"
Aku mencoba santai kembali duduk dan menonton TV, walaupun sebenarnya hatiku sudah tidak karuan membayangkan Max akan menjemput Prilly saat dirumah ku. Aku kesal, tapi aku hanya sahabat Prilly. Tidak mungkin aku tidak bahagia saat Prilly bahagia.

Hingga suara klakson terdengar dari luar. Membuat aku dan Prilly menatap satu sama lain, Prilly tersenyum lebar.

"Hebat banget sih dia, cuman kasih alamat langsung tau"
Puji Prilly pada Max, membuat hatiku makin membludak panas. Namun harus kutahan demi Prilly.

"Bunda!!"
Prilly mengetuk pintu kamar bunda. Bunda memang selalu menonton TV didalam kamar nya, katanya biar bisa sambil tiduran.
Semenit bunda keluar dengan rambut acak acakan sehabis bangun dari berbaring aku yakin.

"Loh mau pulang?"
Prilly menyambar tangan bunda untuk dicium sedangkan aku sok cuek sambil melihat TV.

"Iya bunda"

"Tapi kok Ali masih jelek gitu, kamu gak anterin Prilly?"
Kata bunda menyindirku.

"Anak bunda emang jelek"
Balasku membuat Prilly tertawa pelan bersama Bunda.

"Malah bercanda" kata bunda.

"Nggak kok bun, Prilly pulang sama temen Prilly. Soalnya mau ada sesuatu yang di omongin"
Kata Prilly dengan wajah malu malu. Dih aku jadi geli.

"Pacar pily tuh bunn" Teriakku membuat Prilly menatap tajam kearahku. Aku hanya mejulurkan lidah kearahnya.

"Yang Artis itu yaa?"

"Bunda apa sih"
Kata Prilly makin malu.

"Duh bunda pas lagi berantakkan. Kapan kapan aja ya ajak main kesini. Biar rumah bunda didatengin sama artis gituu"

"Ih bunda. Prilly kan juga artis. Sama aja atuh"
Kata Prilly dengan nada sunda. Prilly memang keturunan orang Sunda Dan Ambon membuat dia memiliki wajah yang lucu nan menggemaskan.
Mereka tertawa dengan bahagia nya tanpa memperdulikan aku yang sakit hati disini. Benar benar tega!

Aku mengantar Prilly kedepan untuk menuntaskan tanggung Jawabku saja, aku tidak pernah terbiasa menjemput tapi tidak mengantar dia kembali. Tapi yasudah. Memang aku siapa?
Maxime berdiri sambil bersandar di pintu mobil nya dengan tangan merapat di depan dada. Sok keren sekali dia mentang mentang bawa mobil.

"Ali makasih yaa, loe udah ngerjain sama nemenin gue curhat"
Kata Prilly berbalik padaku sebelum ia pergi dengan tongkat pramuka itu.

"Santai ajalah"

"Besok temenin gue syuting?"

Aku berfikir sedikit, jika aku datang aku pasti melihat cowok sok asik it lagi. Tapi aku juga tidak mau mengecewakan Prilly

Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang