"Tugas yang tadi, dikumpul besok ye"
"Siap ketua!!" - ujar seisi kelas
"Yodeh gua balik duluan"
Ketika dia ingin menyebrang jalan, tiba2 saja salah satu temannya berlari memanggilnya untuk memberi sesuatu
"Sa!! Buku lo ketinggal nih"
"Hah"
BRUKK!!
"ASAA!!"
"Nak tetap sadar"
"ada korban tabrakan pak"
"Cepat bawa ke rumah sakit.."
"Darahnya bakal habis kalau telat ditangani"
"Cepat"'Sal-salsa' - batinku
.
.
.
"Bagaimana dok keadaannya?" - tanya salah satu guru"Dia kehabisan banyak darah, kami membutuhkan golongan darah O dan sekarang stok gol. Darah O sedang kosong"
"Gimana ini bu hiks" - teman Asa. Rani
"Neneknya. Neneknya sudah kamu telepon Rani?"
"Udah bu, mungkin sekarang lagi diperjalanan"
Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, nenek pun datang bersama mang Ujang, tetangga mereka
"Mana cucuku? Dimana dia hiks?"
"Sabar nek. Asa masih belum sadar, dia butuh gol. Darah O dan stok disini sedang kosong" - jelas bu guru
"Iya benar bu. Apa ada keluarganya yang mempunyai gol. Darah O?" - tanya dokter
"Saya AB dokter"
"Orang tuanya?"
"Ada di Jakarta, tapi nanti saya telepon dan beritahu mereka"
"Baiklah. Jangan terlalu lama ya bu, cucu ibu sangat membutuhkan darah itu secepatnya"
"Baik dok"
"Aku mau menelpon Nana dulu, Ujang tolong jaga cucuku sebentar"
"Iya wak" - mang Ujang
Tut..tut..tut..
"Ayolah Na angkat telponmu. Anakmu sedang sekarat" - monolog nenek dengan khawatir
"Menantuku, aku akan coba telepon Ari"
Tut..tut..tut..
"Tidak diangkat juga!?? Kemana sih mereka, ya ampun hiks kamu harus kuat Asa jangan tinggalkan nenek"
"Gimana wak, diangkat sama teh Nana?"
"Engga Jang. Ari juga gak angkat teleponnya"
"Pasti ada apa2 sama Salsa wak. Salsa sama Asa kan terhubung"
"Ah iya benar kamu Jang. Tapi Asa butuh mereka sekarang dia sekarat Jang"
Hit U with that du ddu du ddu!!
"Jang Nana telepon"
"Angkat atuh wak"
Nenek segera menggeser panel hijau ke arah kanan dan mengaktifkan mode loudspeaker
"Na Asa--"
"Bu Salsa masuk rumah sakit dia pingsan tiba2 disekolah"
"Nana ada yang lebih penting"
"Apa bu?"
"Asa tabrakan, kepalanya bocor dan kehabisan darah. Dia lebih parah dari Salsa, kenapa kamu tidak terpikir kalau sesuatu terjadi pada Asa. Dia sekarat!!"
"..."
"Nana bicara, jangan diam saja anakmu bukan cuma Salsa, Asa butuh gol. Darah O, dia butuh ayahnya sekarang"
"Bu tapi Ari sangat khawatir sama Salsa, dia lagi berada didalam ruangan nunggu Salsa yang sampai sekarang belum sadar"
"Apa dia gila!? Asa juga anaknya!! Darah dagingnya. Yang butuh dia sekarang adalah Asa. Salsa hanya merasakan batin itu dari jauh makanya dia pingsan karena syok, kamu mau anakmu mati HAH!!?"
"I-iya bu aku usahain bakal kesana secepatnya tolong jaga anakku sebentar bu"
Pip
*Author pov*
Nana kaget setelah mendengar penjelasan dari ibunya. Ya dia baru ingat jika dia masih mempunyai 1 buah hati yang tinggal jauh dari nya
Riza sudah pulang sejak Ari dan Nana datang, dia akan melihat Salsa besok sepulang sekolah bersama Cinta dan Lucy
Nana bingung disatu sisi dia memikirkan Asa yang sedang sekarat disana, tapi disisi lain dia takut sama Ari apalagi dengan kondisi Ari saat ini
"Gimana ini ya Tuhan"
Akhirnya dengan keberanian yang dikumpulkan, Nana masuk kedalam ruangan dimana Salsa sedang berbaring lemah tak sadarkan diri
"Ari"
"Ari aku mau ngomong sesuatu""Ngomong aja" - jawab Ari tanpa mengalihkan pandangannya se sentipun dari Salsa
Terlihat raut frustasi menghiasi wajah tampan Ari
"Ri Asa sekarat"
Deg!
Ya itu yang dirasakan Ari, anaknya yang lain, dia lupa kalau masih ada Asa didalam hidupnya. Dan melupakan fakta bahwa Salsa dan Asa saling terhubung
"Kenapa?"
"Dia.. dia tabrakan Ri, dan dia butuh gol. Darah O, darah kamu sama kaya darah dia tolong Ri bantu anak kamu"
"Tapi Salsa belum sadar"
"Aku yang bakal nunggu Salsa, kamu cepet2 ke Bandung selametin Asa"
"Engga. Aku mau nunggu Salsa sadar"
"Ari jangan egois. Anak kamu bukan cuma Salsa, Asa juga anak kamu dan dia lagi sekarat. Ri Salsa gapapa dia cuma tiba2 syok karena ngerasain Asa yang terluka disana"
Ari masih tetap diam tak bergeming. Tetap pada pendiriannya untuk menunggu Salsa siuman baru dia akan melihat anaknya yang satu lagi
"Ari udah cukup!! Cukup semuanya Ri!! Udah cukup kamu ngejauhin aku dari anak aku hikss, udah cukup kamu ngejauhin Salsa dari saudara kembarnya. CUKUP!!"
"Dari awal kamu udah setuju sama masalah ini, kenapa dibahas lagi?"
"Aku udah cape Ri, aku muak, aku mau anak2 aku bahagia hidup sama2, gak kaya gini"
Tiba2 saja Salsa bergerak gelisah sambil meracau tidak jelas dan menangis
"Asa hiks hiks"
"Asa lo harus kuat hiks jangan tinggalin gwa"
"Asaa""Sayang tenang, buka mata kamu pelan2 ya"
Perlahan Salsa membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah papanya. Ya Ari yang sudah siaga 1 berada disamping Salsa
"Pa hiks Asa pa.. Asa sekarat"
"Papa tau sayang, kamu tenang ya"
"Engga!! Gimana bisa aku tenang kalo Asa sekarat disana. Ayo pa susul Asa aku mau liat dia"
Tak bisa dipungkiri kalau Salsa sangat merindukan saudara kembarnya itu. Karena memang mereka jarang sekali bertemu
Mereka bertemu hanya setahun 2 kali ketika liburan sekolah, itu juga hanya 1 minggu mereka menghabiskan waktu bersama disetiap pertemuan mereka
"Tapi kamu baru siuman"
"Engga. Aku gapapa pa aku cuma syok aja sekarang aku gapapa, aku mohon pa aku mau ketemu Asa sekarang"
"Okeoke kamu ikut ke Bandung tapi sekarang istirahat dulu ya"
"GAMAU!! Aku mau sekarang pa!"
"Ari aku mohon" - mohon Nana kepada suaminya
Ari tampak berpikir, sampai akhirnya
"Ayok siap2"
Terlihat helaan napas lega dari kedua ibu dan anak itu
Next >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay ✔
Teen Fiction[Sequel of Stuck] Seonggok cerita yang menceritakan tentang kehidupan Salsa Rakasi Rindrawan yang penuh dengan teka teki di masa depan #45 in tenfiction [30.4.2019] #44 in tenfiction [20.5.2019] #40 in tenfiction [15.6.2019] #30 in tenfiction [20.6...