bingung

381 15 0
                                    

Seminggu setelah kejadian di lapangan kemarin, aku jadi merasa sedikit awkward  setiap kali melihat ataupun berpapasan dengannya. Waktu itu juga sepulang sekolah aku tidak bersama Riza, tetapi di jemput papa dan tentunya Asa

Riza tentu tidak membiarkan aku begitu saja. Dia terus menerus menanyakan hal yang membuatku menolak ajakan pulang bersama nya waktu itu. Untung alasanku untuk mengantar papa ke dokter membuat Riza percaya, ya walaupun pasti agak susah untuk membuat anak itu langsung menyetujuinya

Dan semenjak saat itu, selama beberapa hari aku di antar-jemput oleh papa seperti biasanya. Aku bilang ke Riza kalau aku merindukan di antar-jemput oleh papa, dan syukurnya dia tidak memaksa dan memaklumi

Tetapi hari ini seperti dia ingin membalas dendam kepadaku. Sekarang, di sabtu pagi ini, dia sudah duduk santai di ruang tamuku untuk menjemputku entah kemana

Ya, dia datang secara tiba2, membuat aku maupun Asa yang tadi sedang bersantai di ruang keluarga, terlonjak kaget mendengar suara Riza yang berteriak di depan rumah sambil memanggil namaku

Untung Asa dengan cepatnya, langsung naik menuju kamar kami, lalu diam bersembunyi  beberapa saat sampai Riza dan aku benar2 pergi meninggalkan rumah. Tidak lupa kami berpamitan dengan mama dan papa sebelum pergi

"jangan pulang malam2 ya Riza" - peringat papa

"siap om"

"kalo gitu kita jalan dulu ya om, tante. Samlekum"

"walaikumsalam" - mama dan papa
Setelah itu, mama dan papa masuk lagi ke dalam rumah meninggalkan aku dan Riza yang masih bersiap2 di halaman depan rumahku. Aku memperhatikan Riza yang sedang sibuk dengan segala pretelan motornya

Penampilannya hari ini cukup santai. Celana jeans hitam dengan sobekan di bagian lututnya cukup cocok di kakinya yang lumayan panjang itu, lalu memakai sneakers berwarna putih, serta hoodie berwarna hitam

Sedang aku, ya kalian tau sendiri anak itu datang secara tiba2, tidak memberikan waktuku untuk sekedar mengganti pakaian rumahanku dengan pakaian yang lebih layak. Untung saja aku sempat memoleskan sedikit bedak bayi dan liptint yang selalu ku pakai, jadi aku tidak terlihat seperti gembel saat ini, meski hanya dengan cardigan hitam dan celana pendekku

"heh gak sekalian aja lo gak usah pake baju" - katanya setelah menyadari apa yang kupakai

"ya lu dateng tiba2, gak ngabarin, nyuruh buru2 lagi. Mana sempet ganti baju"

Dia hanya menatapku dengan artian 'apa-apaan heh?!'

"yaudah2 gwa ganti baju deh" - baru aku ingin membalikkan badanku untuk masuk kedalam rumah, Riza sudah menahan lenganku dan memaksa untuk menghadapnya

"gak. Ada. Waktu. Lagi" - katanya dengan penekanan di setiap katanya. Langsung saja dia melepaskan hoodie nya lalu mengikatkannya ke pinggangku

"kalo gua gak bawa motor, gua gak bakal ikhlas hoodie kesayangan gua didudukin sama lo" - katanya masih sambil fokus dengan ikat mengikatnya

"ish yaudah gak usah dipakein. Lepas!"

"tapi gua lebih gak ikhlas lagi kalo kaki telanjang lu diliatin sama cowo2 kurang belaian di jalan nanti" - lanjutnya lagi yang sudah selesai dengan acara ikat mengikatnya

Aku?

Tentu saja jantungku tidak bisa dikondisikan untuk saat ini. Astaga Riza, sebenarnya apa sih maunya?!

"mesum lu!" - maki ku didepan wajahnya

"bukan mesum. Tapi begitu cara cowok ngelindungin ceweknya dari orang jahat"

If I Stay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang