Setelah kurang lebih 3 jam diperjalanan, akhirnya mereka bertiga sampai di Bandung dan langsung menuju ke RS tempat Asa dirawat
Nana yang sudah khawatir sejak tadi berjalan duluan menuju ruang rawat. Sedangkan Salsa yang masih lemah dibopong oleh Ari dengan perlahan
"Assalamualaikum bu. Gimana keadaan Asa?" - tanya Nana saat tiba didepan ruang rawat
"Walaikumsalam. Masih sekarat" - jawab ibu Nana dengan sarkas. Mungkin masih kesal dengan sikap anak dan menantunya
"Bu maafin aku"
"Kalo sampe terjadi sesuatu sama Asa, ibu ga akan maafin kalian berdua" - setelah berbicara seperti itu, ibu Nana langsung menbuang muka
Tidak lama setelah itu, muncullah Ari dan Salsa dari lorong sebelah kanan
*Salsa pov*
"Neneeeekk!!" - panggilku ketika menangkap siluet nenek
"Ssst jangan teriak2 sayang ini dirumah sakit lagi juga kamu masih lemes"
"Iya pa maaf"
Setelah sampai didekat nenek akupun langsung memeluk nenek erat. Aku sangat merindukan nenek dan entah sejak kapan air mataku turun tanpa aku sadar
"Nek Salsa kangen sama nenek"
"Sama nenek juga kangen sama kamu. Kangen melihat kalian berdua sama2" - kata nenek yang aku yakini adalah sebuah sindiran halus untuk papa
"Gimana nek keadaan Asa? Aku kangen dia"
"Asa masih belum sadar"
"Pah cepetan kasih darah papa ke Asa"
"Iya papa masuk dulu ya" - kata papa lalu berjalan memasuki ruangan dimana Asa terbaring lemah
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya papa keluar dari sana sambil memegang lengan sebelah kirinya
"Gimana pa udah?" - tanyaku to the point
"Udah. Sekarang Asa udah baik2 aja tinggal tunggu siuman" - kata papa sambil tersenyum ke arahku
"Makasih ya pa"
"Gapapa. Asa kan anak papa juga jadi emang kewajiban papa untuk bantu dia. Itung2 juga permintaan maaf papa karena selama ini papa bersikap gak baik ke dia"
WHAT!?? Apa aku gak salah dengar?? Papa ngomong kaya gitu?? Yaampun kalau sekarang aku sedang sehat mungkin aku akan melompat2 saking senangnya atau kalau aku tidak sedang di RS mungkin aku sudah berteriak dengan menggunakan suara 8 oktavku ini
Intinya aku sangat bahagia karena kemungkinan besar aku dan Asa akan terus bersama kedepannya
"Ri kamu..."
"Kenapa?? Apa aku salah?? Oke aku minta maaf karena selama ini aku udah egois, aku udah misahin kedua anak aku, misahin kamu sama Asa"
"Ri makasih :')" - kata mama yang sudah meneteskan air mata
"Ga. Makasih sama Sasha, karena dia aku jadi sadar kalau takdir aku sama kamu itu ya kaya sekarang ini"
"Iya"
Tante Sasha makasih banyak. Karena tante papa jadi sadar dan mau nerima Asa :)
3 hari berlalu, selama itu juga Salsa, Nana maupun Ari memilih untuk menetap di Bandung sampai Asa benar2 sehat kembali
Sedangkan Asa sudah sadar dari kemarin sore. Sekarang Salsa sedang menyuapi buah ke Asa
Ya hari ini Salsa yang menjaga Asa, sebenarnya dari kemaren Salsa tidak pernah absen untuk menjaga Asa padahal Ari sudah melarang Salsa agar tidak kelelahan
Tapi namanya juga Salsa si keras kepala yang sifatnya menurun dari sang papa + sedikit dari mendiang Sasha :)
"Papa mana Sal?"
"Papa pulang dulu ke jakarta bentar, tadi dapet telepon trus katanya ada meeting mendadak"
"Oh"
"Tapi katanya abis selesai dia langsung ke sini lagi"
"Hmm"
"Papa udah berubah ko Sa, dia udah mau nerima lu, jadi gwa harap lu gak benci lagi sama papa"
"Ganti semangka dong, dari tadi melon mulu -_-"
"Sa jangan ngalihin topik napa"
"Iyaiyaaa"
"Nih" - kataku sambil menyuapi buah semangka
"Kemaren papa jenguk lu, tapi lu tidur lama banget jadi gak sempet ketemu dia. Padahal kemaren papa gantian jagain lu sendiri soalnya gwa pulang dulu ke rumah nenek buat ngambil barang2 lu"
"Oh gitu"
"Sa jan kelewat cuek kenapa sih"
"Lu nya aja yang kelewat cerewet"
"Nyebelin ah" - gerutuku seraya menaruh piring yang berisi buah2an tadi ke atas nakas lalu beranjak untuk menjauh dan duduk di sofa
Fyi, memang setelah melakukan transfusi darah kemarin, papa langsung memindahkan ruangan Asa yang biasa ke ruangan VIP
Oiya kalo ngomongin sikap Asa, dia kaya gitu bukan karena 100% benci sama papa, tapi emang sifat Asa dan sifatku berbeda 180° dimana Asa lebih cuek entah itu sikap atau penampilan, kalo ngomong gak pernah disaring, dan lagi dia lebih teledor dibanding denganku
Berbeda denganku yang lebih cerewet, peduli sama penampilan, friendly kesemua orang (tidak dengan si Riza cowo sakit jiwa itu -_-)
Riza??
Ngomongin si Riza, seingatku terakhir aku sama dia waktu itu sebelum aku pingsan. Kalo gak salah waktu itu dia maksa aku untuk pulang bareng
"Ah jadi penasaran kan sama tuh orang"
"Siapa?" - tanya Asa
"Ga"
"Hilih jadi aneh lu kalo yang biasanya cerewet kaya lambe turah jadi irit ngomong gitu kaya limbad"
"BO.DO"
Setelah sedikit beradu argumen sama saudara kembarku yang menyebalkan itu, akupun membuka aplikasi instagram untuk mencari akun si cowo gila itu
Hey!! Ingat ya aku tidak suka sama Riza. Garis bawahi kalau aku tidak menyukainya
Aku hanya penasaran saja, apa di sosmed dia sama gilanya kaya dia yang asli??
Next >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay ✔
Teen Fiction[Sequel of Stuck] Seonggok cerita yang menceritakan tentang kehidupan Salsa Rakasi Rindrawan yang penuh dengan teka teki di masa depan #45 in tenfiction [30.4.2019] #44 in tenfiction [20.5.2019] #40 in tenfiction [15.6.2019] #30 in tenfiction [20.6...
