normal lagi

328 19 5
                                    

"hey babe, tumben nyamperin aku ke kelas?? Kangen ya?" - kata Regan dengan tampang gak berdosanya

"maksud lo apa sih?! Lu gak liat, gara2 ulah lu jadi rame 1 sekolah tau"

"ya terus kenapa?"

"masih nanya kenapa? Lu udah nyebarin berita yang gak sesuai sama faktanya Regan"

"apanya yang gak sesuai fakta?"

"maksud lu apa nempel2in kertas dimading depan pake tulisan kaya gitu?? Lu gak mikir hah?!"

Ya, kertas yang tadi sudah ku sobek2 sampai berkeping2 bertuliskan 'Asa Rakasi adalah milik Regan' beserta tanda tangan yang aku yakini adalah tanda tangan Regan diatas materai

"gua gak paham sama sikap lu"

"gak usah pura2 gak paham. Gue benci sama lo"

Aku pun segera berbalik berniat untuk meninggalkan Regan yang masih berdiri santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya

Tapi teriakkan Regan membuatku semakin emosi dan mau gak mau berbalik lagi untuk melihat apa yang dia lakukan

"ASA RAKASI UDAH PUNYA GUA. JADI BUAT LO SEMUA JANGAN BERANI2 DEKET2 SAMA DIA, KALO GAK MAU BERURUSAN SAMA GUA"

Aku menggelengkan kepala gak menyangka dengan apa yang barusan Regan katakan. Dia benar2 gila

"lo psyco Regan"

Setelah mengatakan itu, aku langsung keluar dari kelasnya. Sudah cukup, aku muak dengan Regan, dengan semuanya

*Salsa Pov*

Sudah seminggu aku beraktivitas menggunakan tongkat, dan hari ini aku sudah bisa melepaskan gips dikakiku juga beraktivitas tanpa tongkat lagi

Rasanya senang, tidak lupa dengan mama, papa, Asa, ketiga sahabatku dan tentunya Riza ketika mendengar kabar baik ini

Dan hari ini kumanfaatkan untuk belajar membiasakan kembali kakiku yang masih terasa kebas. Kebetulan hari ini hari libur, ya meskipun mendung dan sepertinya akan turun hujan, jadi aku memutuskan untuk belajar di taman dekat rumahku, tentunya di temani oleh Riza

"coba pelan2" - kata Riza masih memegangiku

"lepas aja Za, gimana aku bisa cepet belajar kalo masih di bantu"

"aku takut kamu jatoh, nanti malah sakit lagi kakinya"

"enggak kok"

"yaudah deh. Tapi hati2 ya"

"iya"

Setelah itu, perlahan Riza melepas pegangannya lalu membiarkanku untuk berjalan pelan sambil melihat kebawah, kearah kakiku

"tuh Za aku bisa, yeaayy"

"iyaiya hebat yaa pacar aku" - katanya sambil mengacak rambutku

"jangan di acak2 ih, nanti berantakan" - kataku sambil menepis2 tangannya

"hahaha oke. Coba jalan lagi"

"hmm" - akupun melanjutkan langkahku, tapi kali ini aku menambah kecepatannya. Hampir seperti berlari2 kecil, membuat Riza yang melihatnya meneriakiku untuk memperingatkan agar aku tidak jatoh

"gak papa Riza, tuh bisa kan?? Aku udah bisa lari2 lagii" - kataku kegirangan sambil melompat2. Aku lupa kalo kakiku belum sembuh total dan berakhir aku terjatuh karena rasa nyeri di pergelangan kakiku

"AWW!"

"nah tuh kan. Apa aku bilang, jangan banyak2 gerak Salsa, kaki kamu belom sembuh total" - omel Riza sambil membatuku berdiri lalu membawaku ke kursi taman yang kosong

If I Stay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang