throwback |2|

541 21 0
                                    

* 2 minggu kemudian *

"Na ibu pulang ya"

"Bu hiks.."

"Kamu serius Na? Apa kamu bener2 ingin ibu yang merawat Asa dan membawanya ke kampung?"

"Ini demi kebaikan Salsa & Asa bu"

"Baiklah kalo gitu. Sering2 tengok Asa di Bandung Na, dia masih kecil belum ada sebulan umurnya udah harus pisah sama orangtua dan saudari kembarnya"

"Ini udah keputusan Ari bu"

"Suami kamu eta gelo Na, ibu gak habis pikir sama jalan pikiran dia"
"Untuk apa mengharapkan orang yang sudah meninggal, sampai harus mengorbankan darah daging nya"

"Udah bu jangan gitu, nanti Ari denger. Jaga Asa ya bu hati2"

"Lieur eta menantu meni gelo pisan, dasar dedemit buluk maneh" - kata ibu Nana seraya menghampiri mobil mang Ujang

Nana hanya menggelengkan kepala mendengar ocehan ibunya

"Mang Ujang hati2 ya bawa mobilnya, makasih udah mau jemput ibu ke Jakarta"

"Gapapa teh sekalian jalan2 hehehe" - kata mang Ujang

"Bu kalo udah sampe kabarin aku ya"

"Iyaiya udah ibu berangkat ya"

"Iya bu hati2"

Setelah tak terlihat lagi mobil pickup milik mang Ujang, Nana segera masuk menghampiri Ari yang sedang menggendong Salsa di kamar mereka

Tapi sebelum itu, Nana mencuci mukanya untuk menghapus jejak air mata yang sedari tadi turun tanpa henti

Ya ibu mana yang tidak sedih ketika harus berpisah dengan anaknya. Hanya ibu yang tidak normal yang tidak sedih jika berpisah dengan anaknya

Jadi sebelum ibu Nana pulang ke Bandung, Nana dan Ari menceritakan semuanya tanpa ada satu katapun yang tertinggal

Awalnya ibu Nana kaget dan tidak terima atas alasan yang diberikan oleh Ari

Hanya karena orang yang sudah meninggal??

Menantunya memang sinting, pikirnya

Tapi ibu Nana tidak bisa melakukan apa2 dia tahu sifat menantunya tidak bisa ditentang sama siapapun

Jadi ibu Nana terima saja. Lagipula dia senang bisa mengurus cucunya yang satu ini

Next >>>

If I Stay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang