milik Regan

334 17 3
                                    

Bukannya berusaha untuk menjauhiku, Regan malah makin jadi untuk menggangguku. Ketika jam istirahat, dia selalu menghampiriku bersama gengnya itu, membuat Tari juga seisi kelasku bertanya2 dalam diam, ada apa dengan aku dan Regan?

Tidak hanya dikelas saja, dikantin, lapangan, perpustakaan bahkan ketika pulang sekolah pun Regan seperti tidak ingin melepaskanku begitu saja

Membuat tatapan dari para fans Regan sangat tajam ketika menatapku. Aku rasa sekarang aku sudah memiliki lebih dari 20 musuh yang ingin menjambak rambutku, karena mereka berpikir artis sekolah yang selama ini mereka incar selalu berada didekatku

Papa

Sayang, papa gak bisa
Jemput kamu nih. Maaf
Ya tiba2 ada meeting
Mendadak. Salsa juga gak
Papa jemput, kebetulan
Om Diga jemput Lucy jadi
Sekalian aja Salsa bareng
Sama mereka

Oh yaudah pa, gak papa
Aku bisa naik ojol kok

Yaudah hati2 ya sayang

Aku hanya membaca pesan terakhir dari papa. Untung saja hari masih cukup sore dan untungnya aku sudah pernah menggunakan jasa ojol, jadi tidak perlu bersusah2 lagi untuk pulang ke rumah ketika papa tidak bisa menjemputku

"ayo" - tiba2 saja Regan muncul dari samping lalu menarik tanganku menuju parkiran, dimana mobilnya terparkir

"apaan sih?! Lepas ga!" - aku yang kaget dengan sikapnya barusan, langsung menyentak tanganku agar terlepas dari genggamannya

"balik bareng gua, lu gak di jemput kan?" - tanyanya santai

"h-hah? Kok lu tau sih? Lu sadap hape gue?! Mau lu apa sih, kemaren lu lacak2 nomor gue sekarang sadap hape gue. Kalo lu kaya gini terus, gue bakal laporin lu ke polisi Regan" - kataku yang sudah emosi

"apa sih. Dengerin dulu kenapa. Nih ya, biasanya bokap lu udah standbye didepan gerbang, tapi sekarang apa?? Gak ada tuh gua liat tanda2 bokap lu. Berarti dia gak jemput lu hari ini"

Aku yang mendengar penjelasannya pun terdiam, entah merasa bersalah karena sudah menuduh bahkan membentaknya. Atau malah tidak terima karena mungkin selama ini dia sering memperhatikan pergerakanku, sampai rutinitas papa saja dia bisa tau

"gue bisa balik sendiri"

"gak. Lu balik bareng gue"

"gak mau Regan"

"masuk" - katanya yang sudah membukakan pintu mobil depannya

"enggak Regan, lepas" - aku pun menghentakkan lenganku sampai terlepas dari genggamannya, lalu berbalik meninggalkan Regan

Tetapi baru 3 langkah aku menjauh, tanganku sudah ditarik kembali oleh Regan dan langsung memasukkan tubuhku ke kursi samping kemudi, lalu dikunci otomatis oleh Regan. Membuatku yang sudah cape berteriak memilih untuk diam sambil menahan emosi

"lu tuh cuma duduk manis aja susahnya minta ampun ya" - katanya sembari memasang seatbelt nya, aku hanya memalingkan wajahku melihat ke luar jendela

Dengan pergerakan yang secara tiba2, Regan mendekatkan tubuhnya ke arahku yang membuat aku panik dan langsung menjambak rambutnya keras

"LO MAU NGAPAIN?!"
"JAUH2 REGANN!!"
JANGAN MACEM2"

"LEPASIN ANJING. SAKIT WOYY" - teriaknya membalas teriakanku

"LU JANGAN DEKET2 SIALANN!"

Setelah itu dengan cepat Regan menarik  seatbelt ku lalu menguncinya dengan kasar. Baru dia menjauhkan tubuhnya dengan ekspresi kesal sambil memegangi kepalanya

If I Stay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang