52. Bocah tua.

389 30 0
                                    

📖Selamat membaca📖

Pembaca gelap, apa kabar?

Sebuah senyuman terpatri jelas di wajah Sehun kala menginjakkan kakinya di Bandara internasional yang ada di Busan, Korea.

Entah apa yang membuatnya gembira saat ada di sana, ia juga tidak mengetahuinya.

Waktu menunjukan pukul delapan pagi saat Sehun melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Ia mengedarkan pandangannya guna mencari orang kepercayaan Dirga untuk membimbingnya di Korea.

Tatapannya tersita pada satu wanita yang tengah memegang kertas bertuliskan namanya. Dan Sehun yakin dia adalah orang kepercayaan Dirga.

Sehunpun menhampiri orang itu sembari menyeret kopernya yang ia bawa.

"Annyeonghaseyo?" sapa Sehun pada wanita itu.

Wanita itu menoleh pada Sehun.

"Ah, nado annyeong. Apa anda yang bernama Oh sehun aditama?" tanya wanita itu diangguki Sehun.

"Ya, saya Oh sehun aditama putra dari Dirga aditama. Pemilik perusahaan Aditama companny." jawab Sehun mantap.

Wanita itu langsung membungkuk hormat ke arah Sehun.

"Selamat datang di Korea Pak Presdir, perkenalkan. Nama saya Jennie, saya di tugaskan oleh Tuan Dirga untuk membimbing anda selama di Korea." ucap wanita yang bernama Jennie.

"Baiklah, sekarang antar saya ke apartemen." jawab Sehun di angguki Jennie.

Jenniepun mempersilahkan Sehun menaiki mobil yang berada di belakangnya, tanpa basa-basi Sehun langsung masuk karena ia sudah lelah.

*****

Jennie berlalu setelah mengantar Sehun ke apartemennya karena Sehun yang meminta.

Sehun membaringkan tubuhnya di ranjang berukuran king size itu.

"Kenapa aku merasa sangat nyaman tinggal di negeri ini. Ah iya, bukannya papa mengatakan bahwa asalku dari Korea? Ini kesempatan untuk mencari tahu siapa jati diriku." lirih Sehun lalu bangun dari baringnya.

"Berjalan-jalan di pagi hari seperti ini enak kali ya." monolognya langsung pergi setelah membawa dompet dan ponselnya.

*****

"Aduh di mana thih uangku? Apa tertinggal di rumah?" monolog Haowen yang sedang mencari uang jajannya di depan gerbang sekolah.

Sebenarnya bel sudah berbunyi tandanya masuk, namun anak itu keras kepala untuk mencari uangnya yang tidak ada.

Haowen terus berjalan hingga ia sampai di sebuah taman, ia tak tahu sekarang posisinya dimana. Dari tadi ia sibuk mencari uangnya, memang dasarnya anak kecil.

Mana mungkin uangnya hilang sampai di taman? Tadi ia berangkat ke sekolah kan di antar oleh Luhan.

Haowen menghelakan napasnya, ia lelah dan duduk di kursi taman.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang