53. Cinta pertama.

385 28 3
                                    

📖Selamat membaca📖

Wajah Ziyu di tundukan karena takut untuk sekedar menatap Luhan yang tampak marah dan panik.

Waktu sudah menunjukan pukul dua belas siang sementara Haowen menghilang dan itu membuatnya panik.

Luhan menatap lekat Ziyu, hanya dia sumber satu-satunya yang terakhir bersama Haowen.

"Zi, setelah kalian sampai di sekolah. Kalian langsung masuk ke sekolah, 'kan?" tanya Luhan sudah mengontrol emosinya.

"Kami langsung masuk bun," jawab Ziyu seadanya.

"Lantas kenapa Haowen bisa menghilang hmm? Apa dia bolos? Anak seusianya mana mungkin tahu bolos." ujar Luhan mengacak rambutnya frustasi.

"Ziyu tidak tahu bun, karena kami beda sekolah jadi aku tidak tahu aktivitas Haowen setelah masuk sekolah."

Luhanpun menghelakan nafas, tidak ada gunanya juga ia ingin marah pada Ziyu.

"Baiklah, ayo kita cari adikmu!" ajak Luhan segera mengambil kunci mobil dan mengajak Ziyu mencari Haowen.

Sementara di tempat lain, Haowen tengah asik meminum bubble tea yang di belikan Sehun.

Posisi mereka sekarang tengah berada di apartemen Sehun, mereka di sana karena Haowen yang meminta. Anak itu ingin tahu tempat tinggal Sehun.

Sehun melirik jamnya, sudah lama rupanya ia bermain dengan anak itu. Ia juga hawatir keluarganya akan mencemaskan Haowen namun anak itu rupanya masih ingin bersama Sehun.

"Haowen, ini sudah siang dan waktunya kau pulang sekolah. Nanti ibumu dan ayahmu mencarimu." kata Sehun menatap anak itu.

"Nanti thaja paman, palingan ubun thaja yang mencari karena aku tidak punya ayah." jawab Haowen dengan gemas.

Sehun mengernyit, baiklah sekarang Sehun penasaran dengan keluarga Haowen.

"Ayahmu kemana?" tanya Sehun penasaran.

"Kata ubun, ayah thedang bekerja di luar negeri dan pathtinya thuathu thaat ayah akan pulang." jawab Haowen dengan tatapan sendu.

Hati Sehun tergerak, entah kenapa saat Haowen berbicara seperti itu hatinya terasa sesak dan sakit.

"Kau jangan sedih oke, anggap aku ayahmu jika kau mau." balas Sehun tersenyum.

"Wah benarkah paman?" tanya Haowen berbinar.

"Kapan aku tidak benar Haowen? Aku selalu benar dalam berkata." jawab Sehun tersenyum.

"Baiklah, thekarang kau ayahku." balas Haowen memeluk Sehun.

"Hmm, sekarang kau pulang oke." bujuk Sehun.

"Tapi paman..." lirih Haowen sedih.

"Sekarang aku ayahmu, panggil aku ayah jangan paman. Haowen kau harus pulang, nanti bundamu mencemaskanmu." jawab Sehun membuat anak itu mengerjap lucu.

"Tapi ayah janji ya, bethok kita haruth ketemu." kata Haowen mengacungkan jari kelingking mungilnya.

Sehun tersenyum, ia merasa nyaman ketika Haowen memanggilnya ayah. Sehunpun mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking mungil milik Haowen.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang