56. Benci dan cinta.

461 24 0
                                    

📖Selamat membaca📖


Perlahan mata itu terbuka, Sehun menyipitkan matanya saat cahaya lampu menyorot ke retina matanya.

Ia mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru ruangan, semuanya serba putih. Bau obat menyeruak di indera penciumannya.

"Sehun...," panggil seorang wanita paruh baya yang duduk di samping Sehun.

Sehun menoleh, ia menemukan sosok Dira, sang mama angkatnya.

"Mama..." lirih Sehun mendapatkan senyuman dari Dira.

"Syukurlah kau sadar," jawab Dira mengelus punggung tangan Sehun yang di tempeli selang infus.

"Mama di sini? Kapan mama datang? Dan kenapa aku ada di sini?" tanya Sehun bingung.

"Ya aku di sini, dua hari yang lalu aku datang setelah mendapat kabar dari Jennie bahwa kau masuk rumah sakit. Kau pingsan sayang saat di kedai ramen, dan kau tidak sadarkan diri selama dua hari." jawab Dira menjelaskan.

Sehun hanya bisa terdiam, ia mencoba mengingat kejadian yang telah membuatnya pingsan.

Luhan.

Nama itu terlintas di pikiran Sehun, iapun memegang kepalanya saat bayangan demi bayangan tentang kebersamaannya dengan Luhan muncul.

"Aku mencintaimu Luhan."

"Aku juga mencintaimu Hunnie." kemudian Luhan memeluk Sehun dengan erat.

"Akhh... Mama kepalaku sakit." rintih Sehun saat bayangan terakhir memutar di ingatannya.

Dira terkejut melihat Sehun yang meringis.

"Sayang kau kenapa?" tanya Dira cemas.

"Arggthhh... Kepalaku sakit ma!"

Dira mulai ketar-ketir, iapun memencet tombol yang ada di sisi ranjang Sehun guna menanggil dokter yang ada di sana.

Clek...

Tak lama kemudian dokter datang dengan tergesa-gesa. Dokter itu langsung memeriksa keadaan Sehun.

"Arrghhtt... Kepalaku sangat sakit!" pekik Sehun terus memegang kepalanya.

"Sus, suntikan obat penenang!" titah Dokter pada suster.

Suster itu mengangguk dan langsung menyuntikan sebuah cairan di tangan Sehun.

Hening.

Cairan itu mulai bekerja, lama-kelamaan kesadaran Sehun mulai menghilang dan iapun memejamkan matanya karena cairan itu.

"Dok, kenapa dengan anak saya?" tanya Dira hawatir.

"Dia baik bu, ingatannya mulai kembali dan itu membuat kepalanya terasa sakit." jelas dokter pada Dira.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu. Masih banyak pasien yang harus saya tangani, permisi." pamit dokter itu kemudian pergi dari ruangan itu.

Dira menatap nanar putera angkatnya, ia mengusak surai hitam milik Sehun dan tersenyum tipis.

"Luhan...," lirih Sehun dalam ketidak sadarannya.

Dira menaikan sebelah halisnya, kenapa puteranya menyebut nama Luhan? Apakah Luhan adalah orang yang berarti untuk Sehun?.

"Sayang, meskipun ingatanmu sudah kembali. Aku akan tetap menganggapmu sebagai putera tunggalku. Mama menyayangimu Sehun." gumam Dira kemudian memeluk Sehun.

*****

Semua para EXO hadir di rumah Luhan, mereka memaksakan pulang meski dalam waktu jam kerja.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang