41. Dream?

401 20 0
                                    

📖Selamat membaca📖

Ceklek...

Pintu rumah dibuka dan menampilkan sosok Sehun yang wajahnya dipenuhi oleh keringat.

Luhanpun menoleh dan tersenyum kala Sehun sudah pulang.

"Aku pulang...," ucap Sehun kemudian duduk di karpet yang sudah dihuni Luhan dan Ziyu yang tengah bermain.

"Kau terlihat lelah, beristirahatlah Hunnie. Atau mau aku buatkan minum?" tanya Luhan pada Sehun.

"Tidak usah sayang, aku bisa membuatnya sendiri nanti. Yang terpenting sekarang aku sudah menepati janjiku bukan? Aku pulang dengan selamat," jawab Sehun kemudian melepas tas yang ia gendong.

"Hmm, kau menepatinya Hunnie." kata Luhan mengangguk.

Sehun tersenyum kemudian membuka tas yang ia bawa.

"Di mobil masih ada dua koper besar berisi harta yang aku bawa, ini sebagian kecilnya sayang. Semoga saja ini bisa cukup untuk kita." jawab Sehun memperlihatkan isi tas yang Sehun bawa.

Hampir saja Luhan melompat karena terkejut dengan isi tas itu. Bagaimana tidak? Isinya gepokan uang dan emas batangan, belum lagi Sehun berbicarakan dua koper besar yang berisikan sama seperti tas ini.

"Banyak sekali, untuk sepuluh tahun kedepan ini cukup Hunnie." jawab Luhan menatap Sehun.

"Ya aku membawa semuanya untuk menghidupimu sayang, aku kekamar dulu." jawab Sehun kemudian membawa tas tadi ke kamarnya, tak lupa Sehun juga membawa koper yang tadi di dalam mobil ke kamarnya.

******

Tampaknya Ziyu sudah terlelap dalam pangkuan Luhan, waktu menunjukan pukul delapan malam.

Luhanpun membaringkan Ziyu di ranjang, setelah itu ia menyelimuti Ziyu.

Luhan menoleh ke arah balkon, disana sudah ada Sehun yang tengah meminum teh.

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan ringan menghampiri Sehun, setelah sampai ia duduk di samping Sehun.

"Kau belum tidur?" tanya Sehun kemudian meletakan cangkir tehnya di meja samping.

"Aku menunggumu Hunnie, mari tidurlah cuaca malam sangat dingin. Tidak baik untukmu." jawab Luhan lembut.

Sehun menghelakan nafas, ia memalingkan pandangannya ke depan.

"Maaf..," lirih Sehun membuat Luhan mengernyit.

"Untuk?" tanya Luhan bingung.

"Karena aku telah membawamu dalam lingkaran penderitaan, maafkan aku Hannie, aku belum bisa membahagiakanmu." jawab Sehun masih fokus menatap kedepan.

Luhan menatap Sehun dengan tatapan sendu, kemudian tangannya bergerak menyentuh punggung tangan Sehun.

"Bersamamu saja aku sudah bahagia, jadi tidak perlu meminta maaf." kata Luhan membuat hati Sehun menghangat.

"Menikahlah denganku lusa sayang?" ucap Sehun membuat Luhan tersentak kaget.

"Apa?!" tanya Luhan benar-benar tak percaya.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang