59.[END] Mari Peluk Ayah!

847 45 8
                                    

Selamat membaca📖

"Anak itu...." lirih Sehun sendu.

Luhan hanya tersenyum tipis, kemudian tangannya menyentuh pundak Sehun.

"Kau senang?" tanya Luhan menatap Sehun dengan intens.

"Tentu, ayah mana yang tak senang bertemu dengan putera-puteranya?" jawab Sehun mendapat kekehan kecil dari Luhan.

Tak lama kemudian Ziyu datang kembali dengan menarik tangan Haowen yang memasang wajah cemberut.

"Haowen, lihat! Ayah kita kembali," ujar Ziyu menunjuk Sehun.

Haowen yang tadinya memasang wajah cemberut langsung menoleh, ia memasang wajah terkejut sekarang.

Ketahuilah bahwa anak itu sekarang tengah merasa antara percaya atau tidak dengan pernyataan sang kakak.

"Hyung... Kau tak berbohong?" tanya Haowen tanpa mengerjap menatap Sehun.

Ziyu menatap Haowen dengan senyuman.

"Aku tak mungkin berbohong pada adikku. Mari peluk Ayah! Bukan kah kau menginginkan itu?" ajak Ziyu di angguki Haowen.

Melihat itu, Sehun dan Luhan terharu bukan kepalang.

Langsung saja, Sehun memeluk kedua puteranya kala mereka berlari ke arahnya demi bisa memeluknya.

"Ayah...." lirih Haowen mengeratkan pelukannya, begitupun dengan Ziyu.

Sehun tak mampu berkata lagi, lidahnya sudah kelu untuk melontarkan sebuah kalimat.

"Maaf...." hanya itu yang bisa ia lirihkan pada kedua puteranya.

Luhan yang menyaksikan itu menangis haru, ia tak menyangka akan melihat momen yang ia impikan selama ini.

"Maaf karena Ayah sudah meninggalkan kalian, sungguh.... Ayah tak menginginkannya," kata Sehun kemudian mengecup puncak kepala kedua puteranya.

Haowen menatap Sehun dengan mata yang sudah berkaca-kaca, begitu melihat Sehun menangis. Roboh sudah pertahanan anak itu agar tidak menangis.

Ziyu juga tak jauh berbeda dari Haowen.

"Hueeee... Kenapa ayah menangith?" ucap Haowen tak lupa dengan kecadelannya dalam menyebutkan huruf 's'.

Sehun yang menangis langsung tertawa karena mendengar kecadelan Haowen, tak hanya Sehun. Luhan dan Ziyu pun sama.

"Sudah... Jangan ikut menangis. Ayah menangis karena bahagia bertemu kalian," ujar Sehun mengusap air mata kedua puteranya.

"Thungguh?" tanya Haowen di angguki Sehun.

Sehun kembali merangkul kedua puteranya dalam pelukan, mulutnya tak berhenti mengucapkan puji syukur pada Tuhan.

"Hey! Kalian asik berpelukan, tidak ada niatan mengajak Bunda, hmm?" tanya Luhan menginterupsi acara anak dan ayah itu.

Mereke bertiga menoleh kemudian tertawa.

"Rupanya Bunda kalian ingin berpelukan, kemarilah...." dan akhirnya Luhan ikut bergabung untuk berpelukan dengan mereka.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang