57. Kembalilah.

482 28 2
                                    

📖Selamat membaca📖

Sehun duduk termenung di balkon apartemennya. Ia hanya mengingat sebagian tentang Luhan.

"Luhan. Kau istriku, 'kan?" monolognya bersedih.

Setetes air mata Sehun jatuh, ia ingat tentang Luhan, ia ingat semuanya termasuk Siwon. Yang tidak ia ingat adalah di mana terakhir mereka tinggal, sungguh Sehun ingin menemui Luhan sekarang.

"Maafkan aku Lu, maafkan aku karena sudah pergi. Pasti sekarang kau sedang kerepotan mengurus Ziyu dan baby kita, apakah dia laki-laki atau perempuan, Lu? Rasanya aku ingin memeluknya." lirih Sehun dengan tatapan nanar yang ia arahkan pada langit malam.

"Sehun...," sebuah suara bariton mengintrupsi kegiatannya. Sehun menoleh, penglihatannya menangkap sosok Dirga yang menatapnya.

"Ya pa, ada apa?" tanya Sehun dengan nada datarnya.

Dirga tersenyum, kemudian ia menghampiri putera angkatnya itu.

"Jadi kau sudah menikah dan mempunyai anak, Sehun?" tanya Dirga di angguki Sehun.

"Apa kau mengingat siapa anakmu?" tanya Dirga pada Sehun.

Sehun tampak mengingat, pikirannya menangkap bayangan Haowen. Ya, anak yang memanggilnya ayah.

Sehun ingat kejadian di kedai ramen, waktu itu Haowen memanggil Luhan dengan sebutan ubun yang berarti bunda.

"Ah pa, aku ingat. Haowen, dia puteraku! Ya Haowen puteraku." pekik Sehun senang.

"Anak kecil yang kau temui di taman itu? Waktu itu kau menceritakannya padaku." tanya Dirga di angguki Sehun.

"Cari dia nak, aku yakin kau akan menemukan keluargamu." ujar Dirga mengelus punggung Sehun.

"Akan kucari mereka pa, pasti!" kata Sehun yakin.

*****

Hari ini adalah hari senin yang membosankan untuk Haowen dan Ziyu, mereka bosan untuk bersekolah. Hey! Sifat malas Sehun menurun pada mereka.

Dengan malas, Ziyu dan Haowen melangkahkan kaki ringannya menuju sang bunda yang tengah menyiapkan sarapan di ruang makan.

"Pagi bunda/ubun." sapa keduanya bersamaan.

Luhan menoleh dan tersenyum.

"Kemari, kita sarapan!" ajak Luhan di angguki kedua puteranya.

"Paman-paman kemana, bun? Mereka tidak ikut kita sarapan?" tanya Ziyu menyadari bahwa para EXO tidak ada di sana.

"Paman-paman kalian hari ini sangat sibuk, mereka sudah berangkat dari jam lima subuh untuk bekerja." jawab Luhan kemudian meletakan roti yang Sudah ia olesi dengan cokelat ke piring Haowen dan Ziyu.

"Cih, pagi thekali!" pekik Haowen lalu menyantap sarapannya.

"Aku hawatir pada mereka, pekerjaan terus yang mereka urus. Kenapa tidak memikirkan kapan mereka menikah? Mau jadi bujang lapuk sampai kapan tuh paman-paman." cibir Ziyu kesal.

The Handsome Mafia (Hunhan-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang