Aku diperanakkan oleh senja
menua bersama kereta
Sesekali ku kejar mereka
menuju peraduannyaTapi apa yang kutemui?
Hanya sunyi,gelap, dan sepi
Aku bertanya pada pamanku
yang bernama pagi
Lagi-lagi dia tak pernah mengetahui.Aku murung sampai kopiku
sudah habis sekarung
sampai suatu waktu aku bertemu mereka
tak menyapa tapi hangat yang kurasa.Begitu saja senja mendekapku
sampai air mataku jatuh seribu
Aku haru sekian windu tak bertemu
Sampai pagi menjelang hangat itu tak pernah hilang.Blitar,2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PuisiKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...