Dan dinihari aku memungut sisa-sisa bayang wajahmu yang gugur bersama kepak sayap malam yang berlalu.
Memaksa diri memeluk erat rindu.
Di segala dedaunan,wajahmu tampak pada butiran embun yang terpaksa lenyap bersama sentuhan fajar,sebelum aku mampu merengkuhnya.
Pagi datang kau lenyap,sisa-sisa asa menguap begitu saja.
Lalu,aku mati dengan rindu yang kupeluk semalam.Blitar,2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PuisiKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...