Di bawah sinar rembulan penanggalan terakhir.
Merdu nyanyianmu sayup menyentuh telinga.
Tiba-tiba kau hening di ingatan, hilang dari pandangan.Malam menghadirkanmu melalui kerlip bintang.
Pagi menghadirkanmu melalui singsing fajar dan kicau burung pada dahan pohon jambu.
Siang menghadirkanmu melalui teduh yang melindungiku dari terik.Tiada nama untuk kelak selain namamu.
Tiada rapal doa melainkan untuk keselamatanmu.
Maka, segala rindu ku pasrahkan padamu. Seluruh.Aku tak berani mengucap demi apapun.
Demi laut, demi awan, demi langit, demi secangkir kopi apalagi demi Tuhan.
Yang ku punya hanya rindu saja, karena bagiku rindu adalah sebenar-benarnya kekuatan. Bagiku rindu adalah sebenar-benarnya pengahantar rasa, yang terkadang sangat terpaksa untuk diadukan pada yang diatas sana.Blitar,2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PuisiKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...