Aku tidak tahu berapa kali aku patah
Meskipun selalu punya keyakinan untuk tumbuh kembali
Aku tidak tahu berapa kali aku tersungkur,meskipun aku selalu mendendangkan syukurAku terlalu takut untuk sekedar berdekatan dengan perasaan.
Aku mencintaimu sekali lagi,setelah Berpuluh-puluh purnama berganti
pagi yang selalu kembali dan senja yang seenaknya pergi.Aku hanya belum bisa mengucap perpisahan padamu,atau merayakan dengan secangkir kopi
Hanya akan salah dan merasa tersakiti jika semua ini harus dihempaskan.Bukan tidak berani,aku hanya tak mampu lagi untuk memungut satu persatu pecahan yang berserakan.
Mengumpulkannya mengaitkan satu persatu dengan harapan.Ego ini terlalu besar untuk bisa menggenggam tanganmu
menemani masa-masa tuamu
Aku takut kau tak nyaman lalu memilih pergi diam diamAku mencintaimu sebelum kau mengenalkan cinta padaku
Melalui hujan dan bulir embun pagi hari di musim kemarau
Benar kata mbah Tejo,aku hanya lelaki buih dan engkau seumpama nyiur yang ingin ku raihBlitar,2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PoesíaKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...