Selamat pagi Chairil.
Aku melihat duniamu dari mataku
Duniamu adalah dunia pecundang yang berkalang sepi,beraroma kematian.
Kita sama,kita sama-sama pecundang,hanya saja sedikit perbedaan engkau sudah mati dan aku menunggu mati.
Meskipun engkau mati,suaramu masih rapi di rak kolektor buku,di pasar loak yang sudah tidak utuh sudah hancur setengah.Beda denganku hidupku tak berarti,Jikapun mati tak pernah meninggalkan sedih dihati.Aku hanyalah partisipan di dunia ini yang sudah tentu kelam.
Sejatinya aku adalah imigran yang merayakan kekalahan diantara kerumunan orang-orang yang terlanjur mati oleh perasaan.
Beku dalam peraduan,hanyut dalam nyata yang tak bertuan.Aku adalah jalang yang berkesempatan melenggang.
Aku hanyalah instrumen kematian.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PoesíaKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...