Pagi yang masih basah ibunya anak-anak sudah repot.
Riuh merdu di dapur membuat mataku mengerjap.
Anak-anak sudah rapi dengan setelannya,aku masih bersarung dan mata yang merah karena seberes subuh baru merebah.Aku sudah bersih meski hanya bagian mulut dan muka.
Hanya ada secangkir kopi dua gelas susu dan tiga potong kue bolu.
Tak seperti biasanya,menu sarapan pagi ini berbeda. Tak ada sereal atau roti tawar dengan nutella.
Anak-anak memandang wajahku dengan menahan tawa,aku semakin bingung saja.Dari dapur ibunya anak-anak mendekatiku,berucap" walau hanya sepotong bolu,apakah ada yang mampu menandingi besarnya cintaku pada bolu itu?".
Aku tersenyum memandang wajah manisnya yang masih sama seperti 15 tahun lalu.Blitar,2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Itu
PoetryKumpulan puisi(atau entahlah apa ini namanya,ini termasuk puisi atau bukan saya juga kurang mengerti.) Hanya sebuah galeri tulisan,yang mungkin jika dibaca terlalu membosankan. Banyak menuliskan tentang mimpi,patah,harapan juga bentuk kekaguman anak...