Malam Sebelum Pemilu

27 1 0
                                    

Di luar jendela kaca,aku mengintip dari balik selambu tua.
Air masih saja turun padahal sudah hampir maghrib.
Pintu jati tua penghalang dingin masih setia menjadi saksi.Dua kucing sibuk bermain menemaniku menulis.

Aku terpenjara dalam sebuah permainanan kata-kata yang kuketik,mata yang masih melekat pada layar NoteBook keluaran pertama yang sudah usang.Kata demi kata mengalir begitu saja memenuhi lembar kerja terkahir sore itu.

Gagang pintu memaksaku menyentuhnya.Aku keluar,langit masih gelap gerimis tipis berkabut.
Dua kucingku sudah tertidur pulas di atas bantal bergambar Patrick Star.
Aku keluar membuka payung menghalau gerimis,pergi ke kedai kopi memesan espresso dan lemon tea kesukaanmu,dingin tentunya.meski terkadang kau sering memesan Avogato.
Magrib merangkak menuju malam yang dingin,benak punya ingin kapan kita ngopi semeja lagi.

Blitar,2019

Belantara ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang