7 • Bad Mood

2.2K 77 0
                                    

Jika kalian masuk ke basecamp organisasi Deportes, maka akan tertera sebuah madingdengan tulisan seperti ini.

             Shilla berjalan di koridor kelas bersama Irena dan beberapa temannya di kelas yang akan mengikuti ekstrakurikuler atau organisasi Deportes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             Shilla berjalan di koridor kelas bersama Irena dan beberapa temannya di kelas yang akan mengikuti ekstrakurikuler atau organisasi Deportes. Seperti instruksi yang tertera pada papan pengumuman, jika setelah Haornas atau hari ini adalah hari pertemuan pertama Deportes. Dengan bertempat di lapangan indoor. Kenapa pertemuan dilakukan di lapangan indoor? Karena pertemuan ini untuk semua cabang olahraga, jadi agar tempatnya lebih luas dan nyaman.

Kebetulan Shilla berada di barisan paling belakang diantara teman-temannya. Bertepatan saat Shilla masuk ke lapangan, seorang cowok berpapasan dengannya.

"Hai Shilla!" Dia menyapa.

Shilla berhenti, lalu balik menyapa. "Halo kak Farhan."

Farhan tampak membawa stopmap berisi kertas dan cap serta tinta berwarna ungu. Jika Shilla amati, Farhan ini memang cocok sebagai anak organisasi. Apalagi tampangnya yang kalem tapi supel terhadap semua orang, tak heran dia diangkat sebagai ketua organisasi olahraga Deportes. Tubuh cowok itu juga terliat atletis, mungkin dia sudah banyak mengikuti kejuaraan olahraga.

Oh ya, tiba-tiba Shilla teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat Farhan mengantarnya pulang.

Saat berada di mobil suasana tidak terasa hening, karena alunan musik Alan Walker-All Fals Down mengisi keheningan mobil cowok itu. Farhan mengurangi volume lagu itu.

"Oh ya Shilla, kata Pak Rustam kamu punya nilai minus ya dalam basket?" Cowok itu membuka percakapan.

Wajah Shilla yang capai kini berubah semakin masam, rasanya enggan untuk menjawab.

"Nggapapa, ngga usah malu." Ia melihat ke wajah Shilla.

"Iya, aku ngga bisa main basket."

"Sebenarnya, bukan kamu ngga bisa main basket. Kamu bisa kok main basket, cuman kamu perlu latihan saja." Jawabnya enteng, Shilla jadi heran kenapa orang seperti Farhan itu selalu terlihat santai. Seolah sebuah masalah adalah hal ringan yang mudah untuk dipecahkan.

"Aku sering latihan sama temenku Irena, tapi malah kasihan Irenanya."

"Akhir semester akan ada ujian praktik basket, jadi saya harap kamu mau berlatih lagi Shilla."

"Dari mana kakak tahu?"

Farhan mengendikkan bahu. "Tenang aja, kamu akan dilatih oleh salah satu pengurus Deportes kok."

Shilla tidak terkejut, dari gerak-geriknya bisa Shilla tebak jika Pak Rustam bekerja sama dengan pengurus Deportes untuk melatihnya bermain basket.

"Tapi bagaimana? Aku masih sangat amatir, sedangkan yang mengikuti cabang olahraga basket adalah orang yang sudah berpengalaman dalam basket."

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang